Bidan Kita

Home Childbirth Hypnobirthing 10 Tips untuk Menghindari Operasi SC

10 Tips untuk Menghindari Operasi SC

0
10 Tips untuk Menghindari Operasi SC

Dengan membaca artikel ini, Ibu Dapat Meningkatkan Kemungkinan untuk Memiliki dan Merasakan proses persalinan yang Normal, Aman dan Sehat dengan Mengadopsi TIPS ini

Dengan jumlah insiden bedah Caesar di Indonesia yang meroket, beberapa ibu mungkin merasa bahwa bedah caesar hampir tak terelakkan. Tetapi Anda dapat memperbesar peluang untuk bersalin normal, aman dan sehat dan menurunkan risiko operasi dengan mempertimbangkan beberapa isu penting sebelum melahirkan.

 

Jumlah bedah caesar yang semakin lama semakin meningkat prevalensinya dan semakin banyak dilakukan di Indonesia dapat memberikan kesan palsu bahwa operasi ini tidak membawa risiko. Bahkan dengan semakin banyaknya kejadian SC apalagi di kota besar, seorang ibu bahkan menganjurkan anak perempuannya untuk merencanakan dan menjadwalkan SC bahkan sejak hamil muda dengan alas an karena dinilai lebih praktis dan tidak terlalu menyakitkan. Harus diakui, banyak wanita yang merasa khawatir harus menjalani persalinan normal hanya karena sering mendengar cerita dari orang lain mengenai rasa sakit yang akan dialaminya pada proses persalinan normal. Padahal, di ujung cerita, biasanya ibu yang berhasil melahirkan normal tersebut mengatakan merasa lega dan bahagia begitu buah hatinya lahir. Rasa sakit yang mendera sebelumnya hampir-hampir tidak terasa lagi. Selain itu juga Faktor sosial yang mempengaruhi di antaranya adalah kecemasan suami yang berlebihan dan menganggap istrinya tidak sanggup melahirkan normal. Selain itu kehawatiran vagina istri menjadi longgar, riwayat infertilitas dan alasan memilih waktu dan tanggal kelahiran. Bahkan yang lebih parah, kini banyak rumah sakit swasta yang merekomendasikan ibu hamil untuk caesar dengan alasan supaya tidak merasa sakit atau supaya suami tetap lengket karena vaginanya tidak akan longgar. Padahal sebenarnya bedah caesar adalah operasi besar yang hanya menjadi pilihan ketika keselamatan ibu dan janin terancam.

Meskipun bedah caesar kadang-kadang diperlukan dengan indikasi medis, namun operasi dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi medis untuk bayi, termasuk prematuritas, kesulitan menyusui, masalah pernapasan, peningkatan lama rawat inap di unit perawatan intensif neonatal dan peningkatan risiko kematian. Sedangkan resiko untuk ibu, dapat menyebabkan pendarahan yang berbahaya, infeksi, pembekuan darah dan komplikasi pada kehamilan berikutnya.

Pemahaman ibu hamil yang salah soal bedah caesar :

a. Lebih nyaman melahirkan dengan bedah caesar karena tidak sakit.

b. Melahirkan caesar lebih aman dibandingkan dengan persalinan normal.

c. Melahirkan caesar bayi lebih pintar.

d. Khawatir untuk dilakukan vakum atau forseps pada persalinan normal.

e. Khawatir kepala bayi terjepit saat persalinan normal.

Peningkatan risiko ibu dengan bedah caesar dibandingkan persalinan normal :

a. 5 kali lebih besar untuk mengalami henti jantung

b. 3 kali lebih besar untuk dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi).

c. 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi masa nifas.

d. 2.3 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi anestesi.

e. 2.2 kali lebih besar untuk mengalami sumbatan pembuluh darah.

f. 2.1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan banyak yang seringkali berakhir dengan pengangkatan rahim.

g. 1.5 kali lebih besar untuk lebih lama dirawat di rumah sakit

Ibu dapat mengurangi kemungkinan untuk membutuhkan bedah caesar dengan mengikuti tips ini:

1. Pilih “provider” atau penyedia layanan kesehatan (RS, RB, RSIA) dengan tingkat bedah sesar yang rendah. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi kemungkinan seorang ibu dilakukan bedah sesar adalah memilih RS/RB/RSIA yang pro normal, artinya Obsgyn yang bertugas pun mendukung persalinan normal dan tingkat kejadian SC di RS tersebut rendah. Memang tidak ada aturan atau undang-udang yang mengharuskan sebuah layanan kesehatan mengumumkan kepada khalayak ramai berapa angka kejadian bedah sesar dan angka persalinan normal, namun tidak ada salahnya  Anda sebagai konsumen mananyakan hal ini kepada staff, dokter atau bidan yang berada di RS/RB/RSIA tersebut. Anda juga perlu berkomunikasi dengan pihak RS/RB/RSIA tentang keinginan Anda untuk bersalin normal. Dengan demikian mereka akan lebih mendukung Anda untuk mencapai hal tersebut dan membuat rencana persalinan yang dirancang untuk mengurangi risiko.

2. Jadilah skeptis terhadap pembenaran untuk bedah caesar yang tidak didasarkan pada penelitian ilmiah.

Banyak wanita disarankan untuk operasi caesar karena alasan yang tidak didukung oleh penelitian dan indikasi medis. Dokter mungkin mengatakan bahwa Anda terlalu kelebihan berat badan, terlalu pendek atau terlalu tua untuk persalinan normal melalui vagina. Alasan lain biasanya seorang ibu di motivasi dokiter untuk melakukan bedah sesar karena umur kehamilan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), didiagnosa cairan ketuban tipis atau berkurang dan hampir habis, atau karena si ibu pernah melahirkan SC sebelumnya.

Padalah sebenarnya indikasi medis dari operasi sesar adalah:

  •  Detak jantung janin yang melambat (fetal distress)
  •  Komplikasi preeklamsia
  •  sang ibu menderita herpes
  •  putusnya tali pusar sebelum bayi dilahirkan
  •  sang bayi dalam posisi  melintang
  •  kegagalan persalinan dengan induksi
  •  kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau vaccum)
  •  bayi besar (makrosomia- berat badan lahir lebih dari 4,2 kg)
  •  masalah kelainan plasenta seperti plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), plasenta abruption atau plasenta acreta)
  •  sebelumnya pernah menjalani bedah caesar (masih dalam kontroversi)
  •  CPD (proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat)
  •  Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal
  •  Ibu menderita hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)

Seorang Ibu harus siap untuk bertanya apa pilihan mereka. Pertanyaan seperti “Bisakah kita menunggu sedikit lebih lama?”, “Apakah bayi saya dalam bahaya?” Dan “Apa risiko apabila saya tidak dioperasi?” dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut maka akan dapat membantu memfasilitasi pengambilan keputusan-informasi, karena pada dasarnya ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk bedah sesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang bayi.

3. Biarkan tubuh melakukan persalinannya sendiri atau biarkan persalinan berjalan sealami mungkin. Ketika rumah sakit menggunakan obat untuk menginduksi persalinan, penelitian telah secara konsisten menunjukkan bahwa justru meningkatkan risiko hampir dua kali lipat untuk seorang wanita menjalani operasi sesar. Kebanyakan wanita yang diinduksi membutuhkan IV (infuse) dan alat monitor elektronik untuk mengobservasi dan memantau denyut jantung janin, yang paling sering membatasi gerakan ibu di tempat tidur. “apabila ingin mendapatkan persalinan alami, cobalah untuk duduk atau berdiri dalam posisi tegak dan mobilisasi karena ini adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kemungkinan kelahiran berjalan mulus,” kata ina may gaskin seorang bidan internasional. “Terlalu banyak ibu yang memakai patokan jam dan tidur terlentang selama proses persalinan. Ini tidak mengherankan ketika para ibu ini mengatakan mereka telah ‘gagal untuk kemajuan persalinan. ”

4. Jika memungkinkan mintalah seorang pendamping persalinan dari tenaga professional yang terampil seperti bidan untuk mendampingi Anda selama persalinan secara terus menerus. Sementara banyak wanita membayangkan bahwa ketika mereka bersalin di RS aka nada seorang perawat atau bidan yang akan membantu mereka melalui kontraksi dalam persalinan mereka secara terus menerus, padahal ternyata kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar perawat merawat beberapa calon ibu (pasien) secara simultan dan tidak punya waktu untuk mencurahkan perhatian kepada satu pasien saja. Nah dengan adanya pendamping persalinan atau dengan anda “menyewa” perawat atau bidan khusus (diluarnegeri ini disebut doula) maka Anda akan selalu didukung selama melewati proses persalinan ini akan mengurangi kesempatan dan keinginan anda untuk meminta obat nyeri dan, akhirnya, menjalani bedah Caesar. Menurut penelitian medis Penggunaan epidural di awal persalinan dapat mengakibatkan kegagalan kemajuan dan dikaitkan dengan meningkatnya resiko bedah Caesar. Memang ini akan butuh investasi tersendiri, namun demi mendapatkan pengalaman positif selama persalinan tidak ada salahnya Anda mencoba untuk memikirkannya.  Apalagi jika tenaga professional ini menguasai hypnobirthing, ini akan sangat menguntungkan Anda dan keluarga Anda.

5. Ambil dan Ikuti kelas dan workshop persiljan persalinan.

Banyak ibu dan keluarga yang tidak menyadari betapa pentingnya mengikuti kelas persiapan persalinan. Seringkali mereka merasa terlalu saying untuk menginvestasikan uang mereka untuk mengikuti kelas ibu hami dan persalian persalinan, padahal ternyata banyak hal yang sebenarnya tidak mereka ketahui dalam proses persalinan, sehingga seringkali karena ketidak tahuan tersebut ketika hari “H” persalian nkeluarga tersebut terutama si ibu dan bapak merasa panic. Padahal kita tahu sendiri bahwa ketika seorang wanita panic, cemas dan khawatir selama proses persalinan, justru akan sangat merugikan karena bisa memperlambat bahkan menghentikan proses. Sehingga bisa di pastikan resiko dilakuakn SC akan jauh semakin tinggi.

salah satu kelas ibu hamil dan persiapan persalinan yang bisa Anda ikuti adalah di www.bidankit.com

6. Mengonsumsi cukup nutrisi selama hamil. Selama ibu dan bayi sehat, kemungkinan mengalami kehamilan berisiko tinggi akan berkurang, dan indikasi medis untuk melahirkan caesar pun menurun. Artinya, ibu berpeluang besar untuk melahirkan secara alami. Perbanyak konsumsi karbohidrat yang sehat terutama selama dua minggu sebelum melahirkan untuk mendapatkan energy  yang cukup.

7. Tetap aktif. Jangan berbaring terus di tempat tidur tanpa alasan karena Anda hanya hamil, bukan sakit. Tetap aktif selama hamil justru akan mempermudah proses persalinan, lebih baik dalam menghadapi atau kontrol diri lebih baik saat melahirkan.

8. Tetap di rumah setidaknya sampai mencapai pembukaan empat. Masa awal melahirkan akan terasa sangat lama, terutama bagi perempuan yang baru pertama melahirkan. Ibu akan merasa lebih nyaman, stres lebih sedikit, dan nyeri lebih ringan ketika masih tinggal di rumah sendiri, daripada bila buru-buru ke rumah sakit. Hal ini juga akan menghindarkan Anda dari intervensi, seperti induksi, yang bisa meningkatkan peluang caesar.

9. Tetap makan dan minum sesuai selera. Studi terbaru memperlihatkan bahwa perempuan yang diizinkan tetap makan dan minum menjelang waktu melahirkan, akan lebih cepat menjalani persalinan, melahirkan bayi dengan nilai Apgar yang tinggi, mengalami masalah gula darah dan metabolik lebih sedikit, dan memerlukan lebih sedikit obat pereda nyeri.

10. Gunakan pereda nyeri alami. Terapi hangat, pijat, musik, visualisasi, hipnosis, cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri menjelang persalinan. Obat-obatan, termasuk epidural, justru dapat meningkatkan peluang tindakan caesar. Gunakan rangsangan alami jika mungkin. Jika kontraksi tidak terlalu kuat, kebanyakan dokter menggunakan obat tertentu, misalnya bentuk sintetis dari oksitosin yang mengandung risiko nyeri lebih hebat, kontraksi lebih kuat, dan lebih lama, sehingga perlu obat pereda nyeri, hingga risiko caesar. Coba pilih jalan kaki, akupresur atau merangsang puting payudara yang dapat melepas oksitosin alami di dalam tubuh dan juga pereda nyeri alami, endorfin.

Nah demikianlah TIPS untuk menggindari SC.

Selamat mencoba semoga bermanfaat

Keep Spirit of Gentle Birth

Salam Hangat

Bidan Kita