Bidan Kita

Home Childbirth Hypnobirthing Amankah Ikut pelatihan hypnotherapy-Hypnobirthing dengan orang Awam?

Amankah Ikut pelatihan hypnotherapy-Hypnobirthing dengan orang Awam?

0
Amankah Ikut pelatihan hypnotherapy-Hypnobirthing dengan orang Awam?

Artikel ini saya tulis 4 tahun yang lalu tepatnya January 22, 2010 at 9:31am di FB. memang Judul yang agaknya terlalu ekstrim…..namun ungkapan ini yang sudah sejak lama saya pendam dan ingin saya ungkapkan. dan kembali mengusik pikiraan saya malam ini!

Ku coba posting lagi tulisan ini berharap bisa menjadi bahan perenungan kita semua para tenaga kesehatan. Mohon maaf jika bahasanya kurang begitu berkenan, namun maksud saya murni hanya ingin menggugah minat dan niat para tenaga kesehatan yang mungkin masih “tertidur”.

 Saya adalah seorang bidan …namun masih bisa di katakan yunior lah…orang bisa dikatakan senior bila masa kerja dan pengalamannya > 20tahun. (udah banyak makan manis asinnya dunia) latar belakang saya adalah SPK bekerja sebagai perawat di beberapa RS dan melanjutkan pendidikan bidan sampai sekarang kebetulan sudah lulus S2 MKIA (Magister Kesehatan Ibu dan Anak).

Sejak tahun 2004 mulai tertarik dengan ilmu hypnotherapy. Bermula dari mengikuti workshop hypnotherapy bersama Romy Rafael dan 2005/2006 mulai bergabung dengan bu Lanny Kuswandi ternyata masih banyak sekali ilmu yang belum saya kuasai. sampai sekarang saya harus masih belajar dengan berbagai kasus yang ada di lapangan.

hypnotherapy & hypno-birthing bukanlah suatu ilmu yang sulit dipelajari, sebaliknya hypnotherapy&hypno-birthing adalah suatu ilmu yang sangat sangat dan sangat mudah sekali di pelajari. siapapun dengan background apapun bisa mempelajarinya. namun dilapangan, penerapan hypnotherapy dan hypno-birthing tidak segampang dan sesederhana itu.

seorang therapist harus mengetahui dengan jelas dan memahami anatomi fisiologi fungsi tubuh manusia juga patofisiologi sebuah perjalanan penyakit. selain itu therapist harus mengetahui ilmu psikologi juga perkembangan jiwa seseorang….(tidak mudah….tapi juga tidak sulit bila mau belajar) di lapangan saat menerapkan hypnotherapy dan hypno-birthing kita tidak boleh “pukul rata” semua. karena manusia itu unik….antara individu A dengan individu yang lain pasti berbeda. Hypnotherapy dan hypno-birthing bukanlah suatu metode yang FREE dari efek samping…. pada kondisi kejiawaan tertentu kadang efek sampingnya bisa Abreaksi yang diwujudkan dalam berbagai gejala dan tindakan klien saat therapy berlangsung….dan apabila abreaksi tersebut berlebihan dan tidak bisa ditangani hanya dengan verbal otomatis penanganannya satu satunya adalah suntik Vallium. nah kalo udah begini kita harus lihat lagi skill dan kewenangan therapist… apa jadinya bila kasus ini terjadi pada saat sesi therapy yang notabenenya therapist tersebut tidak mempunyai background medical sama sekali?

itu baru kasus abreaksi…belum lagi kasus pada persalinan. di dalam proses kehamilan dan persalinan kadang kita bisa menemui kasus yang “on the spot” tak diduga dan tak dinyana tiba-tiba terjadi unknow factor yang tidak diinginkan. Beberapa kasus yang pernah saya temui adalah ada seorang klien ibu hamil dengan kesakitan di perutnya, sebelumnya dia sudah pergi ke seorang hypnotherapist si A (background orang awam) dan dilakukan relaksasi untuk menghilangkan rasa sakitnya dan sembuh, namun satu minggu kemudian sakit lagi dan bertambah sakit kemudian klien tersebut datang ke klinik dan setelah saya lakukan pemeriksaan ternyata mengarah ke kehamilan ektopic yang akhirnya saya putuskan untuk di rujuk ke RS untuk penanganan lebih lanjut. Coba bayangin kalau si klien tersebut datang ke hypnotherapist Si A (background orang awam) bisa jadi justru terjadi rupture dan perdarahan dan tidak diketahui oleh klien.

dalam tulisan ini bukan berarti saya mengecilkan ataupun meremehkan ataupun tidak menyetujui ada praktisi hypnotherapist & hypno-birthing yang tidak punya kompetensi sebagai therapist atau medical. Karena bagaimanapun juga kita tidak bisa memanipulasi sebuah ilmu dan semua orang berhak untuk belajar dan mengembangkannya. Sampai sekarang saya masih sering belajar dari orang awam juga untuk memperkaya wawasan. tapi memang ada baiknya, kita saling jaga….agar semuanya berjalan dengan baik, artinya sebagai seorang yang punya latar belakang medical mengapa kita tidak membuka wawasan dengan belajar ilmu ini lebih lagi. memang di Indonesia belum ada Undang-Undang khusus yang mengatur para praktisi hypnotherapy…tapi alangkah baiknya kita mulai bisa memilah-milah.

Untuk mendapatkan gelar dan memploklamirkan diri sebagai therapist hypnobirthing saja harus melewati fase sekian tahun sekolah dan kuliah….tapi orang awam yang baru 2 atau 3 hari bahkan ada yang baru 1 hari ikut workshop dan pelatihan hypnotherapy-hypno-birthing langsung tega dengan lantang memproklamirkan diri sebagai therapist. Ada sebuah cerita yang sangat miris sekali jika Anda mendengarnya. Di sebuah kota di jawa Tengah saya punya teman bidan dan hypnobirthing practicioner yang suatu hari dia diajak kerjasama untuk membuah kelas hypnotherapy oleh orang awam. Ternyata ketika ditanya apa latar belakang pendidikannya dan pekerjaannya orang tersebut hanya berlatar belakang SMA dan pekerjaannya penjual rokok di terminal. Dan belajar hypnotherapy secara otodidak dari berbagai buku dan mengikuti workshop 2 hari (basic dan Advance) di sebuah lemb aga pelatihan hypnotherapy. Dan sekarang sudah bergelar therapist…wow!

Melihat kasus di atas, Siapa yang salah???? orang-orang kesehatan kah??? atau orang-orang awam yang terlalu berani?? Lalu apakah orang awam tak boleh belajar? Bukankah semestinya segera ada undang-undang yang mengatur? Di luar negeri praktisi hypnotherapy dan hypnobirthing yang latar belakangnya bukan bidan atau dokter harus mempunyai dasar rujukan dari dokter untuk melakukan therapis jadi selalu atas pengetahuan dan rekomendasi dokter yang merawat.

kadang rasanya geregetan juga. Seorang bidan bahkan seorang Dokter Spesialis Kebidanan saja masih harus belajar banyak tentang ilmu ini…karena ini adalah salah satu kompetensi yang mustinya dikuasai oleh orang-orang medical. tapi diluar sana berjamur orang awam yang brani memasang plang/flayer gedhe-gedhean dan menyatakan bahwa dirinya adalah therapist.

Nah mirisnya lagi, pada dasarnya sebenarnya orang awam justru lebih sedikit “trauma” di banding tenaga medis lho. sehingga banyak sekali orang awam yang justru wawasannya luas sedangkan orang medis justru malah skeptis. nah ini dia yang membuat sulit. 

Yach…tulisan ini adalah ungkapan dan uneg-uneg saya…semoga dengan tulisan ini mampu membuka hati dan wacana terutama bagi para praktisi kesehatan, Ayolah….orang-orang ramai belajar ilmu ini …yang harusnya ini adalah kompetensi kita masakan kita sebagai the real therapist malah cuek dan tidak tahu? Atau merasa terlalu repot dan membutuhkan investasi yang mahal?

Bagi sahabat-sahabatku yang bukan orang medical dan menguasai hypnotherapy -hypnobirthing, mohon maaf bila tulisan ini menyinggung, namun saran saya….ada baiknya setiap kali pelayanan dengan klien selalu ada kerjasama dengan para bidan/dokter setempat sehingga kita bisa lebih total dan lebih aman dalam melayani.

Trimakasih dan mohon maaf sekali lagi bila ada kalimat yang menyinggung hati Salam Hangat

Bidan Kita