Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Bibir serviks anterior

Bibir serviks anterior

0

Sebuah kisah:

Seorang ibu GI P0 A0 umur kehamilan 40 minggu datang ke sebuah BPS hendak bersalin semuanya berjalan dengan baik dan lancar, ketika si ibu mulai ingin mengejan seiring dengan kontraksi yang dirasakannya. Setelah beberapa saat ketika sibidan mencoba untuk melakukan pemeriksaan dalam untuk ‘melihat apa yang terjadi’ ternyata bidan menemukan bibir serviks anterior. Akhirnya saya meminta si ibu untuk berhenti mengejan dulu karena ternyata ia tidak sepenuhnya mengalami pembukaan lengkap dan mengatakan pada ibu bahwa jika si ibu tetap mengejan justru akan menghambat proses pembukaan dan memperlambat proses persalinan.

Ibu tersebut itu menjadi bingung dan ketakutan. Dia tidak dapat berhenti untuk mengejan karena keinginan mengejan sangat kuat, namun tubuhnya belum siap untuk melahirkan akhirnya tubuhnya menciptakan rasa sakit yang lebih dari biasanya. Namun setelah dimotivasi dan diajari tehnik nafas dan relaksasi akhirnya si ibu mampu menahan keinginan untuk mengejannya, dan setelah beberapa saat ketika dilakukan pemeriksaan dalam, akhirnya serviks sudah membuka lengkap dan akhirnya si ibu mampu bersalin normal.

Di dalam proses persalinan cerita seperti diatas sangatlah umum. Dan apabila hal ini terjadi di RS biasanya akan berakhir ke persalinan tindakan (vacuum, forcep) atau si ibu di anjurkan untuk melakukan epidural atau bahkan kondisi ini didiagnosa menjadi kegagalan kemajuan persalinan, mal posisi dengan posisi bayi posterior yang akhirnya dilakukan SC.

Pesan yang ada dalam kasus ibu ini adalah bahwa tubuhnya gagal, dan seharusnya ibu untuk tidak mengejan sampai leher rahim telah sepenuhnya membuka.

Anatomi dan Fisiologi

Kelahiran adalah sebuah proses fisiologis yang sangat kompleks tapi sangat ada 3 hal utama yang terjadi:

Dilatasi serviks Rotasi bayi melalui panggul Turunnya bayi melalui panggul

Tapi ini bukan proses langkah-demi-langkah – itu semua terjadi pada waktu yang sama, dan pada tingkat yang berbeda. Jadi sementara serviks melebar bayi juga berputar dan turun.

1. Dilatasi serviks

 

Dalam gambar tersebut, Leher rahim tidak terbuka atau berdilatasi membentuk lingkaran rapi yang sempurna ( Sutton 2001 ).N amun membuka dari belakang ke depan seperti elips.  pembukaan dimulai dari bagian belakang menuju depan ketika pada awal pembukaan. Di beberapa kasus persalinan hampir setiap perempuan akan memiliki bibir anterior karena ini adalah bagian terakhir dari leher rahim yang ditarik di atas oleh kepala bayi. Apakah bibir ini terdeteksi tergantung pada saat atau apakah dilakukan pemeriksaan vagina. Sedangkan bibir posterior hampir tidak pernah terdengar karena ini bagian dari leher rahim memendek, melebar dan menghilang pertama kali. Atau lebih tepatnya bibir ini juga sulit dijangkau dengan jari.

 


Leher rahim berdilatasi karena otot serat di fundus (puncak rahim) menarik dan memperpendek leher rahim dengan kontraksi (Coad 2005 ). Ini tidak memerlukan tekanan dari bagian terendah janin. Namun, kepala bisa mempengaruhi bentuk serviks untuk berdilatasi. Misalnya, bayi dengan presentasi OA dan atau bayi yang flexi (lihat gambar A) akan membuat dilatasi membentuk lingkaran yang lebih rapi, sedangkan pada kepala bayi dengan presentasi OP dan / atau bayi deflexi (lihat gambar B) akan membuat dilatasi leher rahim kurang sempurna.

2. Rotasi

 

Bayi masuk panggul melalui tepi tulang panggul . Seperti yang dapat Anda lihat dari gambar di atas ini kepala akan lebih mudah masuk ke panggul dengan kepala dalam posisi melintang.  kepala bayi turun ke rongga akan asynclitic – dengan tulang parietal ini karena sudut panggul mengharuskan bayi untuk masuk pada suatu sudut – lihat gambar di sebelah kanan. Setelah di rongga bayi memiliki ruang untuk memutar ke posisi yang paling baik yaitu OA. Rotasi dibantu oleh dasar panggul dan sering dibantu dengan kontraksi dan gerakan pangul.

3. Descent – dorongan untuk mengejan

Dorongan untuk mendorong ini dipicu ketika bagian terendah janin turun ke dalam vagina dan memberikan tekanan pada rektum dan dasar panggul.  ini disebut ‘Ferguson refleks’. Refleks ini tidak tergantung pada apa serviks lakukan, tetapi di mana dan apa yang kepala bayi lakukan.

Mengejan sebelum Pembukaan Lengkap

Karena kita tidak mengatakan kepada ibu kapan dia harus mengejan maka Mereka akan mengejan ketika tubuh mereka perlu untuk mengejan. Jika kita mengarahkan kapan dia harus mengejan berarti kita berisiko mengintervensi fisiologi persalinan dan justru bisa menciptakan masalah . Mengejan secara spontan sebelum serviks ber-dilatasi penuh itu normal dan fisiologis dan ini membantu ketika:

1. Kepala bayi turun ke dalam vagina sebelum leher rahim telah membuka. Dalam hal ini mendorong tekanan tambahan membantu bayi untuk bergerak melampaui sementara serviks menarik keluar serviks dari jalan.

2. Bayi dalam posisi OP (Occiput Posterior) dan tengkuk (belakang kepala) menekan pada anus. Bayi dalam posisi OA dimana bagian kepala belum bisa masuk melewati simfisis pubis sehingga kepala bayi harus turun lebih dalam artinya kepala bayi harus lebih menunduk sehingga bagian depan kepala (dahi) menekan pada rectum dan ini yang menimbulkan rasa ingin mengejan. Dalam kasus posisi OP, mengejan spontan dapat membantu kepala bayi melakukan rotasi ke posisi OA.

Selama ini Saya sering jumpai serviks menjadi edema/ bengkak ketika ibu sudah berkali-kali mengejan padahal serviks belum membuka sepenuhnya. Namun ketika kita melihat kondisi pasien dengan kepala bayi yang sudah menekan anus sehingga Ferguson refleks mengambil alih kendali. Kita seringkali tidakbisa memerintahkan ibu untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan yakni berhenti mengejan.

Kadang-kadang ibu akan mengeluhkan rasa sakit yang terkait dengan bibir serviks yang ‘terjepit’ antara kepala bayi dan simfisis pubis mereka selama ada kontraksi dan rasa mengejan. Dalam hal ini agar mengurangi tekanan pada anus sehingga menghindari keinginan mengejan, ibu bisa dibantu untuk merubah ke posisi yang akan mengurangi tekanan di bibir leher rahim (misalnya bersandar). biasanya ibu akan melakukan perubahan posisi ini secara naluriah.

Saran

Hindari pemeriksaan dalam (pemeriksaan vagina) yang terlalu sering pada saat proses persalinan.

Usahakan untuk tidak memimpin ibu untuk mengejan menurut perintah kita saat persalinan. Artinya dengan mengajukan pertanyaan atau memberikan arahan kapan harus mengejan, ini justru akan mengganggu insting seorang wanita. Sebagai contoh, ketika kita (bidan) meminta kliennya untuk mengejan, biasanya dengan cara memberikan hitungan 1,2,3 dan seterusnya dan ini seringkali membuat ibu berfikir haruskah saya mengejan? Tapi saya belum ingin mengejan, dalam proses persalinan begitu si ibu berfikir dan merasa tegang, maka oksitosin akan turun produksinya. Dan ini justru membuat proses persalinan semakin panjang. Akan lebih baik jika kita (bidan) mengontrol puncak kontraksi, hanya mengarahkan saja bagaimana ibu mengejan dengan menggunakan sugesti positif tentunya misalnya “mengejan dibawah ibu, seperti sedang buang air” bukannya justru mengatakan “jangan mengejan di leher!” ketika si ibu salah mengejan karena saat proses persalinan ibu sudah tidak bisa membedakan antara leher, jadi apabila si ibu mulai mengejan cukup arahkan dengan lembut atau diam saja, sambil berikan sugesti positif.

Dan jangan berkata-kata ketika ibu berhenti mengejan, cukup pandang matanya dan ajak tarik nafas dalam dan panjang. biarkan ibu mengikuti irama tubuhnya.

Jika seorang ibu secara spontan mendorong untuk sementara waktu dengan nyeri yang berlebihan (biasanya di atas tulang kemaluan) ia mungkin mengalami bibir serviks anterior yang sedang terjepit diantara kepala dan simfisis pubis. Tidak perlu Anda melakukan pemeriksaan vagina untuk mengkonfirmasi hal ini kecuali dia ingin Anda melakukannya.

Jika Anda mencurigai atau mengetahui kemungkinan dia ada bibir serviks anteriornya:

1. Yakinkan padanya bahwa dia telah membuat kemajuan fantastis dan sebentar lagi semuanya selesai, dan dia akan melahirkan dengan lancar. Berikan dukungan dan sugesti positif, ajak untuk relaksasi sebisa mungkin dan ajak komunikasi bayinya agar membantu ibunya memperlancar proses persalinan.

2. Mintalah dia untuk mengikuti irama tubuhnya, tetapi tidak untuk memaksanya mengejan.

3. Bantulah dia untuk mengambil posisi yang dapat mengurangi tekanan dari bibir serviks dan merasa paling nyaman – biasanya posisi berbaring atau bersandar setenga duduk.

4. Jika situasi ini berlangsung terus menerus dan menyebabkan masalah artinya selama kontraksi tekanan di simfisis semakin sakit, berikan kompres hangat atau angkat dan ganjal sedikit bagian pantatnya ini sebagai upaya untuk ‘mengangkat’ leher rahim ke atas.

5. Jika ibu tersebut meminta bantuan lebih lanjut tepiskan bibir serviks dapat secara manual ke kepala bayi bagian internal. Namun ini sangat tidak nyaman bagi ibu!

Catatan: Situasi ini jarang dan biasanya hanya akan berlalu tanpa menimbulkan masalah.

Ringkasan

Bibir serviks anterior adalah bagian normal dari proses kelahiran. Tidak memerlukan manajemen khusus. Komplikasi yang berhubungan dengan bibir serviks disebabkan oleh cara bidan mengidentifikasi, dan mengelola situasi seolah-olah itu adalah masalah.

Salam Hangat

Bidan Kita