Bidan Kita

Home Baby care BIRTH TRAUMA JUGA TERJADI PADA PARA AYAH

BIRTH TRAUMA JUGA TERJADI PADA PARA AYAH

1
BIRTH TRAUMA JUGA TERJADI PADA PARA AYAH

father-sleeping-baby-small (1)

#gambar diambil dari sini

Birth Trauma!

Apa sich birth trauma itu? Nah mungkin Anda bisa membaca beberapa link artikel sebelumnya yang menjelaskan apa itu birth trauma dan mengapa penting kita bahas disini:

  1. BIRTH TRAUMA IS REAL
  2. TRAUMA LAHIR (BIRTH TRAUMA) DAN EFEK JANGKA PANJANG BAGI ANAK KITA
  3. BIRTH TRAUMA- SISTEM LIMBIC “ DAN KONDISI MENTAL
  4. BIRTH TRAUMA DAN SC
  5. BIRTH TRAUMA “ SISTEM LIMBIC “ TENTUKAN KONDISI MENTAL KITA DAN ANAK KITA

Nah ketika Anda membaca beberapa artikel di atas, seolah olah trauma terhadap proses persalinan sangat nyata dan mungkin jauh lebih sering diapami oleh para wanita dibanding para pria. Malangnya nasib seorang wanita ya?

Namun setelah meninjau lebih jauh lagi apa itu birth trauma ternyata trauma ini tidak eksklusif untuk ibu dan bayi. Ternyata banyak sekali para ayah yang juga mengalami trauma yang berkaitan dengan proses kelahiran dan persalinan (next baca: birth trauma) juga, tapi mungkin dengan cara yang sangat berbeda. Dan bahkan bisa menyebabkan depresi post partum pada para ayah.

Depresi Postpartum pada para Ayah?

Ya ternyata para kaum pria pun bisa mengalami trauma persalinan bahkan berakhir pada depresi post partum lho! Atau sering disebut Paternal Depresi Post Partum (baca PDPP. Karena faktanya ada sekitar 3-10% pria akan mengalami depresi selama periode antenatal dan postnatal. Banyak orang berpikir bahwa pria mengalami depresi setelah melahirkan (PDPP) sebagai akibat dari, atau dalam hubungannya dengan, depresi yang dialami pasangan mereka, tetapi para pria ternyata bisa mengalami ini secara independen. Meskipun PDPP pada pria memang sangat dipengaruhi oleh depresi yang di apmi para ibu, namun tidak selalu terjadi seperti ini.

Depresi pada ayah baru bahkan bisa saja telah ditemukan sebelum kelahiran anak mereka, dengan pemulihan minimal pada akhir tahun pertama. Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa depresi pada kaum laki-laki meningkat antara enam minggu dan enam bulan setelah melahirkan. Sebagai contoh, satu studi menemukan bahwa tiga dari 10 pria mengalami depresi hingga enam minggu, dan depresi mereka memburuk selama enam bulan ke depan. Ada juga bukti bahwa kecemasan mungkin menjadi masalah bagi beberapa orang selama periode antenatal dan postnatal.

Ternyata para Suami membutuhkan dukungan juga. Karena proses persalinan bukan hanya masa transisi bagi seorang ibu namun juga masa transisi untuk dia juga.

Beberapa kali saya bertemu dengan klien yang suaminya justru mengalami trauma akibat persalinan istrinya .

# Kasus A

Pak Andi dan istrinya bunda Nila datang ke Bidan Kita untuk melakukan treatment untuk program kehamilan. Saat saya meminta mereka untuk sharing ternyata ada beberapa trauma yang di alami oleh pak Andi. Pak Andi dan bunda Nila setelah sekitar 2 tahun pernikahan mereka baru di karuniai kehamilan.

Otomatis kehamilan ini adalah kehamilan yang benar benar mereka dambakan. Mereka berdua selalu Excited setiap kali melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter, bayangan menimang bayi mungil selalu ada di benak mereka berdua. Pada minggu ke 16 saat periksa rutin di dokter langganan mereka, tanpa diduga diagnosa dokter menyatakan bahwa bayi mereka mempunyai kelainan bawaan yaitu Anechepali (tidak terbentuk tulang tengkorak pada kepala janin).

Anda bisa membayangkan betapa mereka berdua syok dan panik saat itu, pak Andi melihat istrinya begitu terpukul, menangis seharian, dimana saat itu sebenarnya diapun juga terpukul namun harus beracting seolah tegar di depan istrinya agar bisa menenangkan istrinya.

Dan karena ini adalah kelainan yang mayor, dimana apabila bayi ini tetap di pertahankan, maka banyak sekali resiko yang terjadi, bahkan bisa di pastikan sang bayi tidak akan mampu bertahan hidup segera setelah di lahirkan.

Sehingga akhirnya keputusan berat harus mereka ambil dimana kehamilan tersebut harus di akhiri, dan istrinya dilakukan induksi persalinan. Minimnya informasi dan persiapan ternyata membuat proses persalinan istrinya akibat induksi berjalan sangat menyakitkan dan tidak nyaman.

Dan pak Andi merasakan trauma yang mendalam, dimana dia harus melihat istrinya yang menangis dan mengerang karena kesakitan tiap kali kontraksi datang, dimana dia harus mendampingi istrinya saat melahirkan dan dia harus melihat darah yang banyak keluar dari tubuh orang yang sangat dia cintai. Dan benar benar membuat pak Andi sangat traumatik

#Kasus B

Sebut saja pak Ali. Saat itu beliau dengan terpaksa mengantarkan istrinya untuk ikut mendampingi ke bidan kita untuk mengikuti kelas hypnobirthing. Saat saya bertanya kepada beliau apakah ingin mendampingi proses persalinan istrinya, dengan tegas beliau langsung menyatakan TIDAK.

Kaget saya , nah ketika saya tanyakan kepadanya apa alasan beliau untuk tidak mau mendampingi proses persalinan istrinya, ternyata beliau pernah mengalami trauma dimana kakak kandungnya melahirkan di rumah dan mengalami perdarahan luar biasa dan dia yang saat itu bertugas untuk mengangkat tubuh kakaknya untuk di rujuk ke RS terdekat, melihat darah yang begitu banyak, cemas dengan kondisi kakaknya yang perdarahan membuat pak Ali benar benar mengalami trauma yang mendalam.

Dan ternyata masih banyak sekali cerita cerita seputar trauma persalinan yang dialami oleh para ayah.

Dimana trauma itu sangat dipicu antara lain oleh:

  • Ketidak siapan mereka dalam mempersiapkan proses persalinan
  • Kekurangtahuan mereka terntang seputar kehamilan dan persalinan
  • Rasa ketidak berdayaan ketika ada sesuatu hal yang tidak nyaman yang dirasakan oleh wanita yang mereka cintai saat melahirkan.
  • Kecemasan dan kepanikan yang tidak menentu

Nah untuk itu ayo ayah siapkan segalanya, sehingga proses persalinan istri Anda nyaman, dan Andapun merasa nyaman dan tidak ada trauma.

Salam hangat

Yesie

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here