Bidan Kita

Home Must Read Trauma di Dalam Rahim? Bisakah Itu Terjadi?

Trauma di Dalam Rahim? Bisakah Itu Terjadi?

0
Trauma di Dalam Rahim? Bisakah Itu Terjadi?

Trauma Saat Dalam Kandungan?

Saya sering menjumpai pasien dengan beberapa kasus seperti depresi, kesedihan yang tidak kunjung hilang, emosi yang tidak stabil atau perilaku dan temperamen yang buruk hingga mengakibatkan kerugian pada orang disekitarnya, dan setelah dilacak ternyata akar masalahnya adalah trauma.

Parahnya, sebagian dari masalah tersebut berasal dari trauma yang didapat pada saat masih di dalam kandungan dan bahkan sebagian besar juga berkelanjutan sampai birth trauma pada saat dilahirkan. Namun, apakah benar jika kita bisa mendapatkan trauma saat masih didalam kandungan? Jawabannya adalah YA, hal itu dapat terjadi.

Menurut Penelitian

Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa bayi dalam kandungan dapat merasakan, belajar, dan mempunyai kesadaran pada tingkatan tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gonzales-Gonzales bersama rekan-rekannya pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa bayi di dalam kandungan menerima “stimulasi vibroakustik” yang merupakan stimulasi pada bayi yang masih berada di dalam kandungan yang dilakukan melalui gelombang suara.

Setelah bayi-bayi yang diberi stimulasi tersebut lahir, mereka diberikan perlakuan yang sama pada saat mereka masih di dalam kandungan, dan hasilnya adalah bayi-bayi tersebut mengenali sinyal tersebut dan menjadi lebih tenang setelah menerima sinyal suara tersebut.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa bayi dapat belajar dan mengingat dalam kapasitas tertentu pada saat masih berada di dalam kandungan sampai setelah ia dilahirkan.

Penelitian yang lain dilakuakn oleh Anthony DeCasper dan William Fifer. Mereka membuat suatu puting buatan yang terhubung dengan suatu alat pemutar suara yang dapat memutarkan suara atau detak jantung sang ibu jika disedot dengan cara tertentu, dan jika audio tersebut akan memutarkan suara atau detak jantung wanita lain jika disedot dengan cara yang lain (Kolata, 1984).

De Casper juga melakukan penelitian yang hamper sama dengan buku anak anak yang telah dibacakan dua kali sehari di 6,5 minggu terakhir pada masa kehamilan. Hasilnya adalah bayi yang telah lahir menghisap dengan cara tertentu untuk mendengar suara ibunya atau suara buku anak anak tertentu yang telah dibacakan pada saat bayi tersebut berada di dalam kandungan.

Hal ini juga membuktikan bahwa apa yang didengar oleh bayi pada saat di dalam kandungan juga dapat mempengaruhi selera bayi setelah ia lahir.

Suatu penulis yang juga merupakan ahli kebidanan terkenal yang bernama Christiane Northrup (2005) mengungkapkan bahwa saat ibu hamil melalui suatu rasa takut, stress, atau kecemasan, ia akan membentuk suatu “metabolic cascade” dimana hormon yang bernama cytokines diproduksi dan sistem imun sang ibu dan bayinya ikut terpengaruh.

Hal ini nantinya dapat menyebabkan komplikasi saat melahirkan, keguguran, bayi prematur, dan bahkan kematian. Sebaliknya, saat sang ibu merasa sehat dan bahagia, ia akan menghasilkan hormon oxytocin yang disebut juga dengan hormon cinta yang justru dapat meningkatkan sistem imun sang bayi dan memperkuat ikatan sang ibu dengan bayinya.

Saat sang ibu merasa bahagia dan sehat, neurotransmiter akan bergerak dari tubuh sang ibu ke tubuh sang bayi, membuat sang bayi merasa tenang dan aman.

Bagaimana Stress dapat Sampai ke Rahim?

Sebenarnya bagaimana sih cara stress bisa sampai ke bayi dalam kandungan? Salah satu penyebabnya adalah hormon cortisol yang merupakan hormon stress melewati enzim yang berada di placenta dan sampai ke bayi. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Penelitian telah menemukan komponen utama dalam plasenta yang biasanya dapat melindungi bayi dalam kandungan dari paparan hormon cortisol yang tinggi yang ada di dalam darah sang ibu saat ibu tersebut merasa stress.

Masalahnya adalah saat sang ibu merasa cemas, fungsi plasenta dapat berubah. Enzim yang biasanya dapat mencegah hormon cortisol untuk mengenai bayi menuruh sehingga hormon stress tersebut dapat lewat dan mengenai bayi, yangmana akan mempengaruhi perkembangan sang bayi.

Inilah mengapa ada beberapa anak lebih tidak bisa menghadapi stress dan rasa cemas daripada yang lain. Hal ini juga menjelaskan kenapa diantara para tentara, ada beberapa yang akan terkena post traumatic stress disorder (PTSD) setelah berada di dalam pertempuran dan ada juga yang tidak terkena PTSD sama sekali.

Selain itu, di dunia sekarang ini, hal ini sering mengarah ke suatu kondisi seperti depresi atau attention deficit hyperactivity disorder(ADHD) pada anak.

Bagaimana Cara Menyembuhkan dan Mencegahnya ?

Trauma di dalam rahim adalah sesuatu yang dapat dialami oleh semua orang dan bahkan ada banyak yang tidak sadar bahwa masalah masalah yang dialaminya sekarang berasal dari trauma di dalam Rahim.

Masalah ini menjadi masalah serius ketika trauma tersebut terbawa hingga dewasa dan bahkan sampai masa kehamilan karena hal itu berarti bayi yang dikandung juga akan menerima trauma yang sudah dipendam bertahun tahun oleh ibunya dan begitu juga seterusnya.

Sampai akhirnya jika rantai semacam ini tidak diputus, hal ini akan menyebabkan masalah besar.

 

“ I am especially aware of the need to create babies that are mentally and physically healthy in order to have a world that is healthy and peaceful. Babies are the key to the future of the world” – David Chamberlain

 

Cara memutus rantai trauma ini adalah dimulai dari diri Anda sendiri, cobalah untuk memahami diri Anda, “acceptance” dan “forgiveness” adalah kuncinya. Cobalah untuk menghadapi trauma tersebut, menerima dan memaafkan trauma masa lampau Anda. Mulailah untuk mengikuti beberapa kelas healing trauma untuk membantu Anda menggali dan menyembuhkan trauma tersebut.

 

“ Until you make the unconscious conscious, it will direct your life and you will call it fate” – C.G. Jung

 

Lalu masalahnya bagaimana jika sudah terlanjur? Bagaimana jika tanpa sadar Anda ternyata sudah mengekspose si kecil terhadap trauma saat masih di dalam kandungan? Jika sudah seperti ini, optimalkan ke parenting Anda pada 7 tahun pertama kehidupan anak itu.

Otak seorang anak umur 7 tahun kebawah mempunyai vibrasi yang lebih rendah dari pada kesadaran yang dinamakan “theta”. Thetaadalah imajinasi, itulah mengapa anak anak dibawah 7 tahun mempunyai imajinasi yang luar biasa, mereka bisa mengadakan pesta the dengan lumpur, kuda kudaan dengan sapu, dan bagi mereka itu adalah sesuatu yang nyata. Inilah yang disebut dengan imajinasi theta.

Theta juga merupakan hypnosis. Alam semesta menyediakan 7 tahun untuk menyiapkan “program” yang akan diperlukan anak itu untuk hidup di bumi ini. Lalu bagai mana cara mendapatkan program tersebut? Ingatlah bahwa theta adalah hypnosis, program tersebut didapatkan dengan melihat orang tua, melihat saudara, melihat sekitar.

Seorang anak hingga umur 7 tahun akan terus mendownload apa yang dilihatnya dan apa yang ada di dalam ligkungannya. Semua hal yang didownload selama 7 tahun pertama tersebut nantinya akan membentuk perilaku dan sifat anak tersebut. Itulah mengapa, 7 tahun pertama kehidupan anak Anda adalah kesempatan Anda untuk menyembuhkan trauma yang didapat sang anak di dalam kandungan.

Tanamkan cinta kasih pada anak itu, cara untuk mengampuni dan mencintai, katakan afirmasi-afirmasi positif pada anak itu terutama pada waktu waktu emas ini. Ingatlah bahwa 95% dari hidup kita dipengaruhi oleh alam bawah sadar kita yang didapat dari saat kita berada di dalam kandungan hingga sampai kita berumur 7 tahun. Mau jadi orang semacam apa seseorang ditentukan pada masa masa ini.

Lalu akan timbul pertanyaan, jika sudah melewati umur 7 tahun, bagaimana cara menaruh “program” baru dalam pikiran bawah sadar? Jawabannya adalah dengan latihan dan repetisi. Sama seperti ketika Anda belajar mengendarai sepeda.

Anda mengulanginya secara terus menerus sampai Anda bisa dan setelah Anda menguasainya, Anda tidak perlu mengulang dari awal dan berpikir lagi bagaimana cara mengendarai sepeda bahkan setelah bertahun tahun tidak mengendarai sepeda. Kuncinya adalah “FAKE IT ‘TILL YOU MAKE IT”.

Contohnya adalah jika Anda bukan orang yang bahagia dan Anda ingin menjadi orang yang bahagia lalu katakan pada diri Anda setiap waktu “Saya bahagia”, ulangi hal tersebut sampai pesan yang Anda ucapkan sampai ke alam bawah sadar Anda dan benar benar membuat Anda menjadi orang yang bahagia tanpa harus mengulangi perkataan itu lagi.

 

“ 95% of our life is coming from the programs of life how to live life that we get in the first seven years of life. That’s why poor people stay poor and rich people stay rich” – Dr. Bruce Lipton

 

Sumber:

Gonzalez-Gonzalez, N. L., Suarez, M. N., Perez-Pinero, B., Armas, H., Domenech, E., & Bartha, J. L. (2006). Persistence of fetal memory into neonatal life. Acta Obstetricia et Gynecologica, 85, 1160-1164. doi:10.1080/00016340600855854

Kolata, Gina (1984). Studying learning in the womb. Science, 225, 302-303. doi:10.1126/science.6740312

Northrup, C. (2005). Mother-daughter wisdom. New York, NY: Bantam Books.

  • http://birthfaith.org/postpartum-helps/building-a-better-bond
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22001010
  • https://psychcentral.com/blog/emotional-trauma-in-the-womb/
  • https://www.telegraph.co.uk/news/science/science-news/10177858/Sharing-mothers-stress-in-the-womb-leaves-children-prone-to-depression.html
  • http://theconversation.com/effects-of-prenatal-stress-can-affect-children-into-adulthood-16332
  • https://womboflight.com/healing-trauma-what-it-really-takes-to-liberate-your-brilliance
  • https://www.youtube.com/watch?v=7TivZYFlbX8&t=1s