Bidan Kita

Home Post Partum Daily Care Tunda Potong Tali Pusat ..??? Mengapa Tidak..???!!!

Tunda Potong Tali Pusat ..??? Mengapa Tidak..???!!!

0
Tunda Potong Tali Pusat ..??? Mengapa Tidak..???!!!

Dulu Waktu kecil, setiap saya sakit panas tinggi ibu saya selalu menyuruh saya minum air putih dan langsung sembuh saat menjelang dewasa ibu saya sempat crita bahwa air putih yang beliau berikan saat itu adalah hasil rendaman talipusat saya yang disimpan bertahun-tahun. Hah?!tapi kok bisa langsung sembuh ya???ajaib

mungkinkah ini kekuatan sugesti atau memang ada kasiatnya?

“Ilmu pengetahuan pasti berubah, setiap saat setiap waktu ilmu pengetahuan selalu berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Kejadian inipun tak luput terjadi pada perkembangan ilmu kebidanan. fenomena tentang standarisasi Asuhan Persalinan Normal (APN) yang selalu mengalami perubahan pada setiap item-nya menjadi bukti dari pernyataan diatas.”

Dari tahun ke tahun (2001-sekarang) langkah-langkah yang tertuang dalam APN selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alasannya hanya satu yaitu mencari metode standarisasi pelayanan yang terbaik dan sempurna dalam pertolongan persalinan. Awal mulanya pada tahun 2001, APN terdiri dari 60 Langkah, tanpa manajemen asfiksia, kemudian tahun 2006 terjadi perubahan yaitu di masukkannya manajemen asfiksia pada 60 langkah tersebut, dan pada tahun 2008 ini dari 60 langkah berubah menjadi 58 langkah dan ditambahkan tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada langkah-langkahnya.

Fenomena ini memaksa kita untuk berfikir bahwa adakah kemungkinan bahwa langkah-langkah APN akan berubah lagi?? Tentunya berdasarkan evidence based yang up to date. Fenomena lain yang terjadi di Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas maupun mortalitas pada bayi. Salah satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/ bayi kuning/ icterik neonatorum selain itu juga meningkatnya dengan tajam kejadian autis pada anak-anak di Indonesia tahun ke tahun tanpa kita tahu pemicu penyebabnya. Lalu, apa hubungannya dengan standart di Asuhan Persalinan Normal..??? Salah satu asumsi sementara atas kasus fenomena diatas adalah karena adanya ICC (Imediettly Cord Clamping) di langkah APN yaitu 1 menit setelah bayi lahir. Benar atau tidaknya asumsi tersebut, beberapa hasil penelitian dari journal-journal internasional dibawah ini mungkin bisa menjawab pertanyaan di atas.

Kinmond, S. et al. (1993). Umbilical Cord Clamping and preterm infants: A randomized trial. BMJ 306 (6871): 172-175.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada bayi premature, ketika pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan :

1. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk transfuse darah

2. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernafasan

3. Hasil test menunjukkan tingginya level oksigen

4. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan dengan bayi yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir

5. Mengurangi resiko perdarhan pada kala III persalinan

6. Menunjukkan jumlah hematocrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.

 

Birth Brain Injury caused by Umbilical Cord Clamping: From Imbecility and Cerebral Palsy to Minimal Mental Retardation, By George Malcom Morley, MB ChB FACOG. Dec 2007, http://www.cordclamp.com

Dalam journal ilmiah ini dikatakan bahwa Seluruh proses biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran dan pada saat bayi mulai menangis dan kulitnya berwarna merah muda, prosesnya sudah komplit. Menjepit dan memotong tali pusat pada saat-saat proses sedang transformasi dari sirkulasi oxygen janin menjadi sistem sirkulasi dewasa/bayi sangat menggangu sistem pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa saat talipusat dilakukan pengekleman, Pulse rate dan Cardiac Out Put berkurang 50%. Mengapa??? Karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah di matikan (clamped off. Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini dikatakan resiko untuk terjadinya brain-injury, cerebral palsy, asfixyia, autis, kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah banyak.

Hurtado EK et al. Early Childhood anemia and mild to moderate mental retardation. Am J Clin Nut. 1999; 69 (1): 115-119 ** Hack M, et al., Outcomes in Young Adulthood for Very Low Birth-weight Infants. New England J Med, Vol. 346. No.3, Jan, 2002:149-17**A.J.Chien, Znet Commentary, February 06,

Tanpa patokan normal, penjepitan tali pusat sebelum plasenta lahir dan penyakit yang menyertai dianggap normal pada kelahiran bayi normal pada hal hampir semua bayi premature mengalami anemia dan asfiksia dan nanti di sekolah ditemukan keterlambatan mental seperti autis, kekerasan, dysleksia atau ADD. Semua kasus diatas harus menerima perawatan standard dianjurkan oleh medis.

Memotong tali pusat sedini mungkin sudah menjadi kebiasaan dalam praktek obstetrik memulai kurang lebih 20 tahun yang lalu. Angka kelainan mental ringan dewasa ini terus menurus meningkat, dari tahun 2004 terdapat 475.000 penyandang autis di Indonesia. Ditengarai, setiap hari satu dari 150 anak yang lahir menderita autis. Padahal, pada tahun 1970-an anak penyandang autis satu dibanding 10.000 kelahiran. (Biro Sensus Amerika 2004)

Late vs Early Clamping of the Umbilical Cord in Full-term Neonates: Systematic Review and Meta-analysis of Controlled Trials, by Eillen K. Hutton PhD. JAMA. 2007;297:1241-1252; Van Rheenen PF, Gruschke S, Brabin BJ. Delayed umbilical cord clamping for reducing anaemia in low birthweight infants. BMJ. 2006;333:954-958.

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan penundaan pemotongan tali pusat dapat:

1. Peningkatan kadar hematokrit dalam darah.

2. Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah.

3. Penurunan angka Anemia pada bayi

4. Penurunan resiko jaundice/bayi kuning

Mencermati dari hasil-hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa pemotongan tali pusat dilakukan 1 menit setelah bayi lahir. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan maupun kematian yang dapat terjadi???. Di Indonesia praktek penundaan pemotongan tali pusat telah lama di lakukan di Yayasan Bumi Sehat Bali pimpinan dari ibu Robin Lim. Selain mempraktekkan tentang persalinan dalam air/ waterbirth yang akan kita bahas pada artikel yang lain, di Yayasan Bumi Sehat Bali yang berlokasi di Nyuh Kuning Ubud Bali ini dari persalinan (± 70 persalinan /bulan) , terdapat ..asfixya & jaundice Dari data sederhana tersebut dan dari journal-journal ilmiah internasional tersebut diatas, akankah kita sebagai bidan tidak tergerak untuk melakukan tindak lanjut???…ataukah kita sangat “respect” dengan hal ini sehingga tidak menutup kemungkinan langkah-langkah dalam APN akan berubah lagi sesuai dengan evidence based yang up to date. Semoga hal ini dapat menjadi pemikiran kita bersama, bagaimana kita bisa menciptakan generasi muda yang akan datang dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

Mercer JS. Current best evidence: a review of the literature on umbilical cord clamping. J Midwifery Womens Health. 2001;46:402-414

World Health Organization. Maternal and Newborn Health/Safe Motherhood, Care of the Umbilical Cord: A Review of the Evidence. Geneva, Switzerland: Department of Reproductive Health and Research, World Health Organization; 1998. Document WHO/RHT/MSM/98.4

Rabe H, Reynolds G, Diaz-Rossello J. Early versus delayed umbilical cord clamping in preterm infants. Cochrane Database Syst Rev. 2004;(4):CD003248.

Chaparro CM, Neufeld LM, Tena Alavez G, Eguia-Liz Cedillo R, Dewey KG. Effect of timing of umbilical cord clamping on iron status in Mexican infants. Lancet. 2006;367:1997-2004

Gupta R, Ramji S. Effect of delayed cord clamping on iron stores in infants born to anemic mothers. Indian Pediatr. 2002;39:130-135

Mercer JS, McGrath MM, Hensman A, et al. Immediate and delayed cord clamping in infants born between 24 and 32 weeks. J Perinatol. 2003;23:466-472.

Rabe H, Wacker A, Hulskamp G, et al. A randomised controlled trial of delayed cord clamping in very low birth weight preterm infants. Eur J Pediatr. 2000;159:775-777

José M. Ceriani Cernadas, MD . The Effect of Timing of Cord Clamping on Neonatal Venous Hematocrit Values and Clinical Outcome at Term: A Randomized, Controlled Trial. PEDIATRICS Vol. 117 No. 4 April 2006, pp. e779-e786 (doi:10.1542/peds.2005-1156) Mercer JS. Current best evidence: a review of the literature on umbilical cord clamping. J Midwifery Womens Health. 2001;46 :402 –414 Kinmond, S. et al. (1993). Umbilical Cord Clamping and preterm infants: A randomized trial. BMJ 306 (6871): 172-175. Hurtado EK et al. Early Childhood anemia and mild to moderate mental retardation. Am J Clin Nut. 1999; 69 (1): 115-119 ** Hack M, et al., Outcomes in Young Adulthood for Very Low Birth-weight Infants. New England J Med, Vol. 346. No.3, Jan, 2002:149-17**A.J.Chien, Znet Commentary, February 06, Birth –Brain Injury caudes by Umbilical Cord Clamping: From Imbecility and Cerebral Palsy to Minimal Mental Retardation, By George Malcom Morley, MB ChB FACOG. Dec 2007, http://www.cordclamp.com

Late vs Early Clamping of the Umbilical Cord in Full-term Neonates: Systematic Review and Meta-analysis of Controlled Trials, by Eillen K. Hutton PhD. JAMA. 2007;297:1241-1252; Van Rheenen PF, Gruschke S, Brabin BJ. Delayed umbilical cord clamping for reducing anaemia in low birthweight infants. BMJ. 2006;333:954-958