Bidan Kita

Home Baby care BORN IN CAUL in BIDAN KITA

BORN IN CAUL in BIDAN KITA

0

 

Selalu saja ada sesuatu yang ajaib ketika bayi lahir ke dunia. Seluruh proses, dari awal hingga akhir, merupakan suatu keajaiban. Semakin sering mendampingi persalinan yang saya dapatkan adalah semakin saya kagum akan kebesaran Tuhan. Dan saya merasa termasuk orang yang beruntung di dunia ini karena keajaiban demi keajaiban bisa saya saksikan di Bidan Kita. Dan salah satu keajaiban terjadi di Tanggal 26 Juni 2012 yang lalu.

Saya memuji Tuhan untuk setiap kehamilan, persalinan, dan saya sangat berbahagia ketika saya (Bidan Kita) bisa menjadi bagian dalam perjalanan indah ini. Mereka semua hidup dan mempunyai pengalaman yang berbeda. Kisah-kisah mereka akan selalu kulukis di kedalaman hati seumur hidup saya.

Berawal dari membaca sebuah artikel berjudul “Born in The Caul” di http://birthwithoutfearblog.com/2011/10/11/born-in-the-caul/ november 2011, entah kenapa dalam hati ini selalu berharap “kapan ya saya bisa mendampingi proses persalinan dengan baby in the caul?” hingga sejak saat itu saya selalu berusaha sabar dan lebih sabar saat mendampingi persalinan. Hingga pada bulan Desember tahun 2011 lalu “hampir” saja saya menemukan peristiwa ini, teman saya satu tim di HBI, Tantri maharani Setyorini melahirkan Charis by Homebirth Waterbirth Gentlebirth (kisahnya bisa dibaca di : www.bidankita.com/joomla-license/all-about-childbirth/484-miracles-journey-of-jeremiah-raphael-charis-simbolon. ketika Rini (nama panggilannya) sudah mengalami pembukaan lengkap, kantung ketuban si Charis belum pecah, hingga kantung ketuban itu menonjol sekali membuka vagina dengan diameter sekitar 5 cm saat itu dalam hati saya berdoa “Ayo Charis, jangan pecah ketubannya, ijinkan tante untuk melihat kamu masih terbungkus rapi.” Tapi entah kenapa saat itu Rini dan bu Tantri (Ibunya Rini yang kebetulan juga bidan senior di Cilacap) meminta saya untuk memecahkan kantung ketuban. Saat itu ada rasa enggan yang sangat sebenarnya, tapi saya tak bisa berbuat banyak karena Rini sendiri yang memintanya. Dan akhirnya dengan berat hati saya memecah kantong ketuban Charis sambil dalam hati saya bilang “Maafin tante charis ;(, ternyata mamimu minta selaput ketuban ini tante pecahin.” Brugg…hangat…air ketubanpun pecah, selang beberapa menit kepala charis terlihat dan charispun lahir dengan penuh kedamaian dan cinta. Ketika saya masuk kamar, sempat saya termenung…coba kalau tadi saya tidak memecahkan kantong ketuban itu, pasti indah sekali, karena saya yakin tiap kelahiran bayi itu selalu membawa “pesan” dan “keistimewaan” hhhh…tapi sudahlah, saat itu saya hanya berdoa semoga charis sehat selalu dan suatu saat saya bisa mendampingi ibu yang bersalin dengan bayi lahir dengan selaput ketuban yang utuh. Bahkan saking terobsesinya sayapun berharap suatu saat ketika saya diijinkan Tuhan untuk hamil dan melahirkan lagi, saya ingin bayi saya ketubannya utuh hingga lahir ke dunia dan sata ingin melahirkan sendiri (anda bisa baca di: https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/479-melahirkan-tanpa-bantuan-unassistened-birth).

Tgl 24 Juni 2012, di perjalanan saya dari Malang ke Klaten usai memberikan sebuah seminar tentang hypnobirthing di poltekes Malang, saat saya masih berada di Nganjuk, seorang klien saya menelfon namanya bunda Candra. Beliau adalah seorang ibu, hamil kedua dari Magelang yang ingin merasakan Gentle Birth. Dan demi mencapai cita-citanya tersebut beliau dengan rela hati dan suka cita mengikuti kelas persiapan persalinan untuk Hypnobirthing dan Gentlebirth di Bidan Kita, Klaten. 3 kali pertemuan dengan jeda 1 hingga 3 minggu beliau jalani. Dan beliaupun rajin sekali melakukan relaksasi hypnobirthing bahkan setiap hari melakukan perineum massage dengan suami tercintanya demi “minim trauma”. Namun sayang kehamilan kali ini berbeda dengan kehamilan sebelumnya. 41 2 hari belum juga ada tanda persalinan, beliau sudah mulai panik, namun untungnya beliau mau memberdayakan diri dengan rajin sharring di group Fb Gentle Birth Untuk Semua (GBUS) sebuah grup yang kami ciptakan (saya & mbak Prita) untuk menyebarkan virus Gentle Birth di Indonesia (link: http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/313498688744139/?notif_t=group_comment_reply) dan beliau sering sekali membaca web site ini (www.bidankita.com) sehingga bunda Candra bisa lumayan menenangkan diri hingga akhirnya 42 minggu sudah terlewati. Dan kecemasan itu semakin muncul ketika setiap dokter dan bidan yang ditemui di Magelang menyatakan HARUS segera di INDUKSI atau SC. Dengan alasan sudah melewati HPL (11-6-2012) dan ketuban sudah sangat sedikit, keruh (katanya dokter by USG), dan plasentanya sudah banyak pengapuran. Bagi bunda Candra, Menangis adalah salah satu solusi yang instan untuk menenangkan diri saat itu. karena beliau memang berencana untuk melahirkan di Klaten (Bidan Kita) maka komunikasi kami cukup intens dan saat tgl 21&22 beliau sudah mengeluarkan flek dan lendir darah namun ternyata belum ada pembukaan, tanggal 23 semuanya “bersih” dan tak ada tanda persalinan lagi. Hingga akhirnya malam itu tgl 24 Juni 2012 saking galaunya (resah-red) bunda candra akhirnya menelfon saya untuk meminta advise. Dan saat itu sayapun mengatakan: “Udah tenang dulu mbak, besok pagi datang aja ke Bidan Kita, kuperiksa lalu ku treatment khusus semoga bisa segera ada tanda persalinan, yang penting njenengan (Anda-red) tak perlu cemas ya, rileks dan santai saja.”

Siang harinya di tanggal 25 Juni 2012, bunda Candra dan suaminya datang, setelah saya periksa melalui palpasi maupun USG, yang saya temukan adalah:

– Kepala sudah masuk panggul – Posisi kepala masih melintang (tranverse) sehingga kemungkinan ini yang menyebabkan lambatnya proses persalinan terjadi. – Detak jantung Janin (DJJ) sangat bagus dan stabil sekitar 140 x/menit – Air ketuban memang sudah berkurang banyak namun tetp bisa diupayakan untuk bisa bertambah, asal sang ibu mau rehidrasi – Kondisi plasenta memang ada pengapuran namun baru grade 2 (pengapuran plasenta dari grade 1-4)

Dan akhirnya saat itu saya coba untuk melakukan pemeriksaan dalam /Vaginal Toucher (VT) untuk melihat bagaimana posisi kepala bayi, seberapa jauhnya dia turun panggul dan seberapa luasnya dasar panggul, serta lunak, kaku nya serviks. Ternyata saya temukan serviks sudah membuka 2 cm, namun kepala masih di Hodge 1, serviks masih tebal, lunak, dan “ring” di serviks masih agak kaku (ini yang mengindikasikan bahwa si ibu sedang dalam keadaan panik, cemas, takut dll)

Siang itu aya anjurkan bunda Candra untuk stay di Bidan Kita dan menerima beberapa treatment termasuk akupunktur untuk merangsang kontraksi terjadi secara alami. Dan malam harinya sekitar jam 22.30 WIB kontraksi itu akhirnya mulai muncul dan semakin lama semakin teratur. Hingga jam 06.00 WIB tgl 25 Juni 2012 kontraksinya semakin sering dan saat saya VT ternyata sudah pembukaan 8cm.

Segera tim Bidan Kita menyiapkan Kolam untuk Waterbirth, dan akhirnya lagi lagi saya mau tak mau harus membatalkan rencana saya untuk ke Jogja mengajar YOGA di Yoga Balance di Hotel Puri Arta (Jadwalnya setiap hari Selasa jam 09;00 WIB), dan digantikan assiten saya (Ulya) Akhirnya.

Jam 07;15 WIB Bunda Candra mulai masuk ke Kolam menikmati hangatnya kolam dan mengubah-ubah posisi mencari posisi yang paling nyaman dan enak baginya. Tehnik pernafasan selalu dia lakukan , tersenyumpun tidak lupa. Juga minum madu, air putih maupun teh manis. Sambil diiringi musik relaksasi, jam 08;00 pembukaan sudah lengkap dan pelan, berulang tapi pasti bunda Candra selalu mengikuti irama tubuhnya ketika tubuhnya memerintah untuk mengejan maka dengan lembut bunda Candra mengejan dan ketika sensasi itu berhenti bunda Candra pun tidur dan mengatur nafasnya kembali. Sambil bicara dengan sang bayi. Selama mengejan selaput ketubannyapun tidak robek sama sekali, utuh dan halus. Saat itu dalam hati sepanjang proses persalinan saya berdoa semoga ketuban ini tetap utuh hingga akhir, bahkan hingga kepala crowningpun selaput ketuban inipun tetap kokoh sekali. Hingga bunda Candra mengelus-elusnya sambil bicara ke bayi begitu pula sang Ayah. Dengan lembut dia elus kepala bayi yang sudah crowning dan masih tertutup rapi dengan selaput ketuban.

Saat itu salah satu asisten saya (Anggun) bilang “dik lahir jam sembilan ya,” (itu berarti 5 menit lagi setelah crowning). Dan benar! Jam 09;00 dengan lembut dan perlahan sekali akhirnya kepala, bahu dan tubuh sang bayi keluar dan dengan selaput ketuban yang masih utuh! Dan ketika masih di dalam air, tangan kanan sang bayipun meninju selaput ketubannya hinga akhirnya selaput ketuban itu robek dengan lembut.

HORE!! Akhirnya!! Thanks God!

“Syafika” Nama anak ini, lahir di Bidan kita melalu waterbirth and BORN IN THE CAUL. Bahkan dia hanya melukai sedikit saja perineum ibunya, dan sebenarnya hanya laserasi yang tak perlu saya jahit, namun sang ibu tetap minta di jahit dengan alasan yang menurut saya sangat lucu “biar saya tidak diolok-olok bapaknya bu.” Kata sang ayah “lha masak habis keluar segitu besarnya masak gak di jahit?” dan kamipun tertawa tergelak bersama. Ya itulah “buah” dari hasil jerih payah sang ayah yang setia melakukan perineum massage selama kehamilan.

Dan setelah melakukan IMD, ketika di timbang ternyata berat badan bayi pintar ini adalah 4000gram.

Nah itulah kisah cerita keajaiban di Bidan Kita.

Apa itu Born in The Caul?

Caul atau cadar (Latin: Caput galeatum). Born in the caul adalah kondisi dimana seorang bayi lahir dengan kondisi selaput ketuban masih utuh menyeliputi kepala dan tubuhnya. Dan kondisi ini sangatlah jarang terjadi. Menurut referensi yang pernah saya baca hanya ada 1 di banding 80,000 kelahiran,bayi yang terlahir dalam kondisi ini. Namun referensi lain menyatakan hanya 1 dibanding 1000 kelahiran, karena sebagian besar selaput ketuban robek secara spontan saat proses persalinan. Apalagi di negara maju, dimana intervensi pemecahan ketuban merupakan prosedur rutin dalam pertolongan proses persalinanmaka kejadian ini semakin jarang terjadi. Selai langka, kondisi ini biasanya terjadi hanya pada bayi dengan lahir prematur.

Keyakinan positif yang terkait dengan lahir di Caul yang memiliki dasar fisiologis, bahwa bayi tidak terkena infeksi yang potensial sampai pecah membran ketuban. Dengan demikian lahir di Caul membawa risiko hampir nol dari infeksi neonatal yang ditularkan selama kelahiran. Dan ini meningkatkan kemungkinan bayi yang baru lahir tetap hidup dibulan pertama.

Ada banyak keyakinan tentang apa artinya dilahirkan dalam kondisi ini, Pada abad pertengahan kondisi itu dianggap sebuah keberuntungan ketika seorang bayi dilahirkan dengan sebuah Caul. Bahkan pada jama dahulu, Kemudian, Caul tersebut dipisahkan, disimpan dan dijual kepada orang lain untuk tujuan yang sama. “UNTUK KEBERUNTUNGAN”

dan hal ini lebih sering dianggap sebagai “jilbab”. Dan bayi lahir dengan kerudung (caul) ditakdirkan untuk hal-hal besar. Banyak yang percaya bahwa bayi yang laih dalam kondisi seperti ini adalah bayi yang iostimewa (dan sayapun termasuk orang yang mempercayai ini) dimana merupakan tanda bahwa bai itu akan mempunyai kemampuan psikis, keberuntungan atau nasib yang khusus. Melalui beberapa penelitian yang dilakukan oleh berbagai paranormal serta profesional medis, “jilbab” atau cauls, yang paling sering ditemukan pada bayi perempuan dan perempuan ini cenderung mempunyai psikis yang berbakat dan berbakat istimewa di bidang apapun.

Bahkan ada juga yang percaya bahwa mereka (bayi yang lahir deng caul) tampaknya memiliki kemampuan psikis, dapat melihat masa lalu, masa depan – hal yang tidak bisa kita lihat. Mereka memiliki “mata berbeda” dan cara berpikir mereka biasanya lebih terbuka daripada kebanyakan orang. Namun Sebagian besar mereka tidak menyadari kemampuan ini sampai mereka jauh lebih tua/dewasa dan bisa membedakan antara mimpi umum dan firasat.

Seorang bayi yang lahir dengan masih terselubung ketuban, biasanya dapat melihat aura dan chakra (link tentang aura dan chakra: www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/449-kehamilan-spiritual-dan-energi)

Dan bayi yang lahir dengan selaput ketuban utuh disebut Caulbearers.

Caulbearers sering ditemukan memiliki kemampuan dalam hal menemukan persediaan air bawah tanah, tahu kapan pola cuaca akan berubah, memprediksi saat ikan dan persediaan pangan lainnya akan menjadi banyak. makanya pada jaman dahulu ketika seorang ibu melahirkan bayinya dalam kondisi ini maka selaput ketuban yang menyelimuti tubuh sang bayi ini dipisahkan, dikeringkan lalu dijual kepada para nelayan dengan harga tinggi. karena menurut kepercayaan mereka dengan membawa caul ini maka mereka akan beruntung dan mendapatkan ikan yang banyak.mitos memang tapi bisa jadi ini merupakan sugesti tersendiri bukan?

 

 

 

 

 

 

 

Dan mereka dianggap mempunyai kemampuan menjadi healer atau penyembuh .

Dalam banyak budaya Caulbearers dianggap “Kings by right,” atau Raja yang Benar karena sifat prediktif mereka dan kemampuan kepemimpinan mereka. Ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa kelompok Buddhis, sampai hari ini mencari Caulbearers untuk dibawa dan dibina hingga menjadi Dalai Lama.

Nah indah bukan?

Untuk melihat seperti apa born in the caul tersebut, maka disini saya akan tampilkan video dari youtube. Sengaja bukan video Bunda Candra (walaupun saya punya film dokumentasinya) namun beliau belum bersedia untuk Share video mereka ke khalayak ramai, karena bagi mereka persalinan adalah privasi. Nah untuk menghormati beliau namun tetap mampu memberikan Anda gambaran, mari simak video indah ini

{youtubejw}QUsqeZhlbKk{/youtubejw}

 

 

Salam hangat

Yesie Aprillia

Sumber:

http://www.cafemom.com/journals/read/1627074/My_daughter_was_born_with_a_caul_so_I_want_to_explain_what_a_caulbearer_is

http://thebasicsofanything.com/baby-born-with-caul-–-the-caul-of-the-wild

http://england.prm.ox.ac.uk/englishness-sailors-charm.html

http://indigosociety.com/showthread.php?34413-born-in-the-caul

http://www.birthingway.com/caul.htm

 

Foto:

– http://imgur.com/5I7KG

– http://www.wellsphere.com/pregnancy-fertility-article/intention/523306