Bidan Kita

Home Baby care Dan Akhirnya Malaikat kecilku LAHIR! Kisah persalinan dengan umur 42+2

Dan Akhirnya Malaikat kecilku LAHIR! Kisah persalinan dengan umur 42+2

0
Dan Akhirnya Malaikat kecilku LAHIR!  Kisah persalinan dengan umur 42+2

Namanya bunda Putri, beliau domisilinya di Klaten. Dekat dengan Bidan Kita.

Semenjak hamil beliau rajin mengikuti kelas hypnobirthing for gentle birth di Bidan Kita.

Suatu hari 40 minggu sudah berlalu. Santai tapi was-was..beberapa kali melakukan induksi alami namun tidak ada hasil. Hingga setelah 41 minggu terlewati rasa cemas itu mulai mengganggu. Takut kenapa-kenapa. Hingga akhirnya memutuskan untuk periksa ke SPOG terdekat untuk mengetahui kondisi janin. Dan SPOG berkata bahwa harus segera induksi karena ketuban habis. Karena cemas akan kalimat dokter yang menyatakan bahwa ketuban sudah habis, maka Hari itu juga bunda Putri datang ke Bidan Kita untuk cross check tapi ternyata di USG terlihat ketuban masih cukup banyak dan detak jantung serta kondisi janin sungguh masih sehat dan sejahtera. Alhasil, rencana induksi-pun batal, dan akhirnya Bunda Putri melakukan beberapa treatment di Bidan Kita. Alhasil pembukaan terjadi 3 cm namun kontraksi tak intens, dan selama 3 harian, pembukaan hanya mentok segitu saja.

1 minggu hampir berlalu tanggal 13 juni 2013,bisa Anda bayangkan betapa bingung dan cemsanya mereka. Maka saya anjurkan dia untuk pergi ke JIH ketemu dengan dr Nurhadi rahman SPOG yang mana beliau saya anggap paling Pro normal di JOGJA, KLATEN, SOLO. Dan alhasil hasil NST bayinya sehat dan sejahtera jadi bisa nunggu 2 -3 hari lagi. tgl 14 juni 2013, itu adalah genap 42 minggu kehamilannya. Padahal hari itu saya sudah ada jadwal untuk pergi ke cirebon karena ada dua seminar disana, otomatis sepertinya saya tidak berjodoh dengan sang adek. Karena lumayan galau dan bingung dengan kontraksi seperti apa, saya ajak mbak putri untuk melihat apa dan bagaimana kontraksi dengan memegang perut mbak Detty yang kebetulan saat itu sedang dalam persalinan. Memegang perut dan merasakan perbedaan kontraksi dan tidak membuat dia merasa lebih tenang ternyata karena dia semakin yakin bahwa sang bayi bisa di ajak kerjasama. Karena saya akan pergi, maka mbak Putri langsung minta surat pengantar kepada saya untuk ditujukan ke JIH.

Saat itu mbak putri masih ragu apakah dia harus jauh-jauh dari klaten ke jogja untuk persalinannya? Tapi saya benar-benar berusaha untuk meyakinkan beliau bahwa:

1. Proses persalinan dan kelahiran adalah kenangan seumur hidup jadi perlu di perjuangkan. Jogja klaten hanya 1 jam, dan 1 jam demi mendapatkan pengalaman yang indah saya rasa tidaklah susah. (itulah mengapa banyak ibu yang memilih melahirkan di BidanKita walaupun jarak dari rumah mereka berjam-jam, semua demi proses persalinan gentle birth)

2. Jarang sekali ada dokter SPOG yang mau bersabar, bahkan memberi semangat kepada kliennya ketika usia kehamilannya lebih dari 41 w, apalagi mendekati 42 w. Ketika dr Adi berkata dengan jujur, kepada klien bahwa bayinya sejahtera dan masih bisa ditunggu barang 2-3 hari serta meyakinkan bahwa mbak putri bisa melahirkan normal, saat itu saya yakin bahwa dialah dokter yang baik dan doaku khusus untuknya dalam kasus ini.

Tanggal 15 Juni 2013 saat itu saya sudah di cirebon, dan mbak putri sms mengatakan bahwa dia sudah mondok di JIH dan hanya di observasi saja.

Tgl 16 Juni 2013, berarti saat itu 42+2 w. Dr Adi sms saya : mbak yesie putri udah lahiran ya, spontan semalem jam 10 di JIH., oya affirmasinya apa sich, pembukaan 8-9-10, dia memang gak merasa nyeri tapi kegelian setiap kontraksi, jadi aku malah ngakak sendiri.

Oh Tuhan..trimakasihhhh…

Rasanya sujud syukur.

Nah saat ini saya akan mencoba untuk menuliskan tentang kehamilan post date (lebih dari 40 minggu)

Kongres Dokter kandungan dan Ginekologi di Amerika, juga dikenal sebagai ACOG: “Didirikan pada 1951 di Chicago, Illinois, ACOG memiliki lebih dari 52.000 anggota dan kelompok terkemuka bangsa profesional memberikan pelayanan kesehatan bagi perempuan.” Dari situs web mereka:

ACOG bekerja terutama di empat bidang:

1. Melayani sebagai advokat yang kuat untuk perawatan kesehatan yang berkualitas bagi perempuan.

2. Mempertahankan standar tertinggi praktek klinis dan pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.

3. Mempromosikan pendidikan pasien dan pemahaman pasien merangsang dan keterlibatan dalam perawatan medis.

4. Meningkatkan kesadaran di antara para anggotanya dan masyarakat tentang isu-isu perubahan yang dihadapi perawatan kesehatan wanita.

Apa yang ACOG katakan tentang wanita yang melewati 40 minggu perkiraan tanggal lahir? Saya ingin mencari tahu dan mereka memang memiliki rekomendasi, dan opini yang objektif . “Menunggu kelahiran anak adalah waktu yang menyenangkan dan sekaligus mencemaskan. Kebanyakan wanita melahirkan antara 38 dan 42 minggu kehamilan. Tapi sangat sedikit bayi yang lahir tepat pada hari HPL nya. Adalah normal untuk melahirkan 3 minggu sebelum atau 2 minggu setelah tanggal HPL ” Itu benar, kebanyakan wanita melahirkan antara 38 dan 42 minggu. Sangat sedikit bayi lahir PADA tanggal HPL mereka, karena itu tanggal HPL bukanlah harga mati karena itu hanyalah sebuah ESTIMASI! Melahirkan antara 37-42 minggu adalah NORMAL menurut ACOG.

“Rata-rata lama kehamilan 280 hari, atau 40 minggu dari hari pertama haid terakhir menstruasi wanita.

Tanggal HPL Anda digunakan sebagai panduan untuk memeriksa kemajuan kehamilan Anda dan pertumbuhan dan kesejahteraan bayi. Dokter sering menggunakan lebih dari satu metode untuk memeriksa usia janin dan menentukan tanggal HPL. Ukuran rahim dapat membantu menilai usia janin. USG juga dapat digunakan untuk membantu mengkonfirmasi usia janin. ”

Tanggal HPL adalah PETUNJUK untuk dokter obsgyn atau bidan untuk memeriksa kemajuan pertumbuhan bayi. ACOG menyatakan di sini, bahwa ada lebih dari satu cara untuk menentukan HPL. Berarti ada fluktuasi dan perbedaan dalam bagaimana tanggal HPL ditentukan. Sebuah tanggal HPL bukan hari yang selalu tepat bayi Anda harus dilahirkan oleh, itu hanya panduan untuk mengetahui kapan ketika bayi akan siap untuk dilahirkan. Bicara dengan dokter Anda tentang metode yang berbeda untuk memeriksa tanggal HPL termasuk mendasarkan dari siklus menstruasi terakhir Anda, tanggal ovulasi, USG dan mellaui perhitungan berdasar rumus Naegele.

“Sebuah kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih.”

nah jadi jika dilihat dari pernyataan ACOG, Sebuah kehamilan postterm adalah jika kehamilan tersebut melebihi atau melewati 42 minggu. Tidak 40 minggu, tidak 41 minggu 2 hari, tapi 42 minggu dari HPL.

“Risiko gangguan kesehatan bagi bayi dan ibu akan meningkatkan jika kehamilan terjadi berkepanjangan. Semakin lama kehamilan, semakin besar risiko. Namun masalah terjadi hanya sebagian kecil dari kehamilan postterm. Kebanyakan wanita yang melahirkan setelah tanggal HPL memiliki bayi yang sehat. Setelah 42 minggu, plasenta mungkin tidak bekerja dengan baik seperti yang terjadi di awal kehamilan. Selain itu, selagi bayi tumbuh, jumlah cairan ketuban mungkin mulai menurun. Kurangnya cairan ketuban dapat menyebabkan tali pusat menjadi lebih tegang sehingga seringkali terasa seperti mencubit ketika bayi bergerak atau ketika terjadi kontraksi rahim. Untuk alasan ini sebagian besar dokter merekomendasikan agar ibu melahirkan sebelum 42 minggu kehamilan. Jika kehamilan berjalan melewati 42 minggu, bayi memiliki peningkatan risiko masalah-masalah tertentu, seperti sindrom dysmaturity, makrosomia, atau aspirasi mekonium. Ada juga peluang peningkatan kelahiran sesar. ”

dalam penelitian dan pernyataan ACOG menyatakan bahwa meskipun ada peningkatan resiko saat kehailan melewati 42 minggu, risiko tersebut sangat kecil dan sebagian besar wanita yang melahirkan setelah tanggal HPL pada kenyataannya memiliki bayi yang sehat.

Ya, plasenta akan fungsinya akan terus menurun, ibarat manusia yang menua, rambutpun semakin lama akan semakin banyak ubannya. Namun dari pengalaman saya ternyata plasenta tetap baik-baik saja di udia kehamilan 42 minggu.

Berbicara tentang ultrasound, ACOG menganjurkan untuk melakukan tes untuk janin kesejahteraan

test dapat membantu dokter memeriksa kesehatan bayi. Beberapa tes, seperti jumlah tendangan, bisa dilakukan sendiri di rumah. Uji lainnya dilakukan oleh dokter atau di rumah sakit. Ini disebut pemantauan janin elektronik dan termasuk uji nonstress, profil biofisik, dan uji stres kontraksi.

Sebuah hitungan tendangan adalah catatan tentang seberapa sering Anda merasakan gerakan bayi Anda. Bayi yang sehat cenderung bergerak jumlah yang sama setiap hari. Dokter Anda akan menjelaskan bagaimana melakukan hitungan tendangan. Pemantauan janin elektronik menggunakan dua sabuk ditempatkan di sekitar perut ibu untuk memegang instrumen yang mengukur denyut jantung janin. Metode ini digunakan untuk melakukan tes berikut untuk kesejahteraan janin: Nonstress Test-Ibu menekan tombol setiap kali dia merasa gerakan bayi. Dan ini akan terekam di kertas. Kadang-kadang, alatnya mungkin diletakkan pada perut ibu dan adat suara setiap beberapa detik. Ini disebut stimulasi akustik. Denyut jantung janin diperkirakan akan meningkat ketika janin bergerak. Profil-ini biofisik tes menggabungkan hasil pemantauan janin elektronik dan pemeriksaan USG. Ini terlihat pada denyut jantung bayi (menggunakan uji nonstress) dan perkiraan jumlah cairan ketuban. Bayi bernapas, gerakan, dan otot juga dapat diperiksa. Kontraksi Stress Test-Detak jantung bayi diukur ketika rahim ibu berkontraksi. Kontraksi diinduksi, dan perubahan denyut jantung janin dicatat. Anda dapat mendiskusikan semua pilihan ini dengan Obsgyn atau bidan. Anda dapat melakukan semua atau tidak sama sekali. Ya, saya akan mengatakan kepada Anda supaya Anda mendengarkan intuisi Anda. Jangan meremehkan hubungan Anda dengan bayi Anda.

Untuk lebih lanjut tentang apa yang ACOG katakan tentang kehamilan post date, Anda dapat membaca Pamflet Pendidikan mereka di http://www.acog.org.

Semoga bermanfaat

Salam hangat.

Sumber

  • http://www.acog.org
  • http://www.aafp.org/afp/2005/0515/p1935.html