Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Melahirkan Normal? Apa manfaatnya?

Melahirkan Normal? Apa manfaatnya?

0
Melahirkan Normal? Apa manfaatnya?

Apa Manfaat Melahirkan Normal?

Bicara tentang proses persalinan normal, memasuki jaman milenial ini, semakin banyak orang yang maunya instan. tidak haya di Indonesia, di negara majupun demikian. di Amerika misalnya.

Sekitar 80% ibu di Amerika memutuskan untuk melakukan epidural saat persalinan dan sekitar 30% ibu ibu di Amerika melahirkan dengan cara caesar. dan sepertinya trend ini pun Sudan multi merambah ke Indonesia.

Jika dahulu trend caesar tanya ada di kota besar, sekarang trend operasi caesar sudah merambah ke pedesaan. karena jika di amati, semakin kesini semakin banyak ibu yang Melahirkan dengen operasi caesar disbanding dengan persalinan normal.

Apa sebenarnya keuntungan dari Melahirkan normal? mengapa kita harus memperjuangkan dan memberdayakan diri untuk berhasil melahirkan normal pervaginam?

Mungkin pertanyaan pertanyaan itulah yang muncul dalam pertanyaan Anda saat mendengar mengenai melahirkan normal. Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai melahrikan normal beserta keuntungan keuntungannya.

Tubuh wanita diciptakan untuk melahirkan

Walaupun hal ini sudah sangatlah jelas, namun pada kenyataanya lingkungan maupun provider Anda terkadang membuat Anda berfikir sebaliknya.

Anda mungkin berfikir bahwa intervensi pada saat proses melahirkan merupakan suatu yang sangatlah wajar dan memang harus dilalui, namun kenyataanya, di berbagai kasus, seorang ibu dapat melahirkan seorang bayi yang sehat tanpa intervensi apapun. Melahirkan merupakan kejadian alami biologis yang dialami oleh setiap ibu, dan bukannya kejadian medis.

Namun sayangnya, banyak ibu yang tidak mengetahui tentang hal ini dan hal ini akhirnya mengharah ke rasa takut akan proses melahirkan. Rasa takut ini mempunyai suatu dampak yang cukup signifikan pada seorang ibu.

Menurut Penelitian

Menurut penelitian yang dipublikasikan pada 27 Juni 2012 di BJOG (An International Journal of Obstetrics and Gynaecology) mengatakan bahwa ibu yang mempunyai ketakutan akan proses melahirkan akan memiliki proses melahirkan yang lebih lama dibanding ibu yang tidak mempunyai rasa takut akan proses melahirkan, dengan perbedaan waktu sebanyak 1 jam 32 menit, dan bahkan setelah melalui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi panjangnya durasi persalinan, perbedaan waktunya masih signifikan, yaitu sebanyak 47 menit.

Penelitian ini juga menemukan bahwa ibu yang memiliki ketakutan akan proses melahirkan lebih sering mendapat intervensi saat persalinan (17.0% dibanding 10.6%) atau melahirkan secara caesar karena keadaan darurat (10.9% dibanding 6.8%) jika dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki rasa takut akan proses melahirkan.

Oleh karena itu, Anda perlu memperkaya diri dengan pengetahuan sehingga Anda dapat lebih siap untuk menghadapi proses melahirkan.

Rasa sakit merupakan bagian dari rancangan alam semesta

Sensasi itu penting! Rasa sakit yang Anda rasakan pada proses persalinan normal dapat membantu Anda untuk menemukan cara yang tepat untuk mengantarkan bayi Anda ke dunia. Rasa sakit ini dapat memberi tahu Anda kapan Anda harus mengganti posisi sehingga bayi Anda dapat turun ke jalan lahir.

Selain itu rasa sakit juga dapat membantu Anda untuk mengetahui kapan Anda harus mengejan, bagaimana cara mengejan, dan kapan untuk berhenti mengejan untuk menghindari robekan.

Anda dapat mengurangi rasa sakit yang Anda rasakan dengan mengganti posisi Anda, melakukan teknik pernapasan yang benar, meditasi, atau mendengarkan lagu yang dapat membuat Anda lebih rileks. Namun, hormon yang mempunyai peran terbesar dalam proses persalinan adalah hormon endorphin.

Dalam proses persalinan, oksitosin menimbulkan kontraksi dan tubuh Anda akan mulai mengeluarkan hormon endorphin untuk membantu meredakan rasa sakit. Hormon oksitosin membantu seorang ibu untuk berada di fase meditative dan menemukan cara apa yang dapat bekerja paling baik untuknya.

Intervensi seperti epidural dan Pitocin mengganggu proses alami ini dan dapat mencegah Anda untuk memasuki fase meditatif sehingga Anda tidak bisa mendapatkan manfaat penuh dari hormon endorphin yang dikeluarkan tubuhmu.

Hal ini dapat membuat Anda merasakan rasa sakit yang lebih sakit, ketidaknyamanan, atau kecemasan. Terkadang epidural dapat mencegah Anda untuk mengejan (ibu yang mati rasa tidak dapat mengejan secara efektif) sehingga persalinan Anda akan berlangsung lebih lama dan Anda akan dipenuhi dengan rasa sakit dan pada saat itu tidak ada endorphin untuk membantu.

Bagitu juga dengan Pitocin, ketika Pitocin membuat kontraksi Anda lebih kuat, tubuh Anda tidak didukung dengan penghilang rasa sakit alami yang ada di dalam tubuhmu.

Melahirkan normal merupakan cara ter-aman dan ter-sehat untuk bayi Anda 

Bayi Anda mendapatkan manfaat yang besar ketika Anda melahirkan secara normal. Berikut ini penjelasanya:

Melahirkan secara caesar

Bayi yang dilahirkan secara normal mendapat lebih banyak microbiome, jarang terkena alergi, dan mempunyai resiko obesitas, diabetes, dan asma yang lebih rendah nantinya.

Bayi menerima bakteri bakteri baik melalui jalan lahir yang membantu membangun system imun mereka. Oleh karena itu, bayi yang terlahir secara Caesar biasanya lebih sering terserang bakteri bakteri seperti staphylococcus.

Melewati jalan lahir di persalinan normal juga dapat membantu membentuk kepala dan mengeluarkan cairan ketuban dari paru paru yang nantinya akan mengurangi resiko bayi untuk mengalami masalah pernapasan seperti asma.

Penelitian menemukan hubungan antara melahirkan secara caesar dengan resiko bayi terkena diabetes atau obesitas nantinya. Penelitian yang melibatkan 38.000 persalinan, yang dipublikasikan di jurnal PLoS One, menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan secara Caesar mempunyai resiko obesitas 22% lebih tinggi dibanding bayi yang dilahirkan secara normal dan sebuah meta-analisis terbaru dari 20 penelitian di seluruh dunia melaporkan bahwa C-section dapat meningkatkan resiko terkenanya diabetes tipe 1 sebanyak 20% pada bayi nantinya.

Peneliti mengatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh:

  • Trauma saat dilahirkan mungkin dapat merubah aktivitas gen yang ada di dalam bayi
  • Perbedaan bakteri di dalam lambung mungkin dapat berpengaruh kepada kesehatan bayi nantinya
  • Tidak terpapar infeksi saat dilahirkan dapat mengurangi kekebalan anak terhadap bakteri bakteri tersebut. 

Peneliti dari Yale mengatakan bahwa mereka telah menemukan potensi keuntungan yang lain dari melahirkan normal bagi bayi, mereka mengatakan bahwa melahirkan secara normal dapat memicu produksi protein tertentu di dalam otak bayi yang mungkin dapat meningkatkan perkembangan otak bayi.

Epidural & Obat bius

Obat bius mempengaruhi bayi seperti orang dewasa, mereka akan menimbulkan rasa mengantuk, disorientasi, dan penurunan detak jantung. Epidural juga dapat mempengaruhi bayi lewat cara yang beragam.

Kemampuan bayi untuk memproses dan mengeluarkan obat tidak seperti orang dewasa, jadi bahkan dengan hanya sedikit obat epidural ditemukan di aliran darah bayi, penelitian menemukan bahwa bayi membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk mengeluarkan obat tersebut.

Beberapa penelitian juga menemukan bahwa epidural dapat mempengaruhi system imun, detak jantung, dan suplai darah bayi saat lahir.

Kesimpulannya, epidural telah terbukti untuk mempengaruhi bayi dalam hal berikut:

  • Menyebakan perubahan detak jantung bayi yang mungkin dapat menyebabkan harus dilaksanakannya cesarean
  • Menekan sistem tubuh bayi yang bertugas yntuk mengeluarkan obat obatan tersebut dari tubuhnya
  • Mempengaruhi hasil APGAR (suatu metode untuk menilai kondisi kesehatan bayi yang baru lahir yang meliputi warna kulit, denyut jantung, respon refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan) dan meningkatkan kemungkinan harus dilaksanakannya resusitasi/CPR pada bayi
  • Mempunyai pengaruh pada saat menyusui nantinya

Melahirkan normal merupakan cara ter-aman dan ter-sehat untuk Anda

Melahirkan secara normal juga mempunyai berbagai manfaat untuk Anda. Berikut ini penjelasannya:

Melahirkan secara Caesar

Kenyataanya adalah bedah Caesar adalah operasi perut besar dengan efek samping yang meliputi perdarahan berat, bekas luka, infeksi, reaksi terhadap anestesi (seperti mual dan muntah) dan, tentu saja, waktu pemulihan yang lebih lama.

Efek samping yang lebih lama dapat mencakup masalah usus di mana usus tidak memindahkan sampah dengan benar dan mempunyai kemungkinan bahwa organ lain, seperti kandung kemih, dapat terluka.

Setiap sayatan yang dibuat di rahim memiliki potensi untuk menyebabkan ruptur uterus pada kehamilan berikutnya, komplikasi yang sangat jarang tetapi serius.

 Epidural & Obat bius

Seperti yang disebutkan sebelumnya, obat bius  mempengaruhi ibu dan bayi dengan cara yang sama. Disorientasi, grogi, dan gangguan memori yang datang dengan diberikannya obat bius selama persalinan tidak hanya mempengaruhi kemampuan Anda untuk bergerak bebas tetapi juga dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk mengingat proses melahirkan dan bonding dengan bayi Anda dalam satu atau dua jam pertama setelah melahirkan.

Selain itu epidural dapat menyebabkan sejumlah efek samping untuk ibu. Penggunaan epidural meningkatkan resiko ibu untuk mengalami robekan berat pada perineum, caesar, dibutuhkannya Pitocin, posisi bayi menjadi posteriot, dilakukannya intervensi dan komplikasi dari intervensi tersebut, dan masalah dasar panggul seperti inkontinensia dan disfungsi seksual.

Selain itu, selama melahirkan normal, anestesi epidural memperpanjang tahap 2 persalinan (mendorong) sebanyak 2-3 jam, mungkin hal ini terjadi karena Anda tidak dapat merasakan “bagaimana” untuk memindahkan bayi dengan baik atau karena epidural telah membuat vagina Anda jadi mati rasa, yang biasanya merupakan sinyal pelepasan oksitosin ekstra yang dapat mendorong bayi keluar.

Beberapa ibu memiliki efek sebaliknya karena epidural dapat menenangkan dan mengendurkan otot-otot panggul sehingga bayi dapat terdorong keluar tanpa operasi.

Penggunaan Pitocin selama persalinan dapat menyebabkan kontraksi yang luar biasa kuat atau sering yang dapat menyebabkan gawat janin dan mengakibatkan bedah caesar darurat.

Melahirkan secara normal memberi keuntungan dalam menyusui

Penggunaan Pitocin dihubungkan dengan bayi kuning yang cenderung memiliki kesulitan dalam menyusui. Obat nyeri seperti Demerol juga dapat mengganggu kemampuan bayi yang baru lahir untuk mengisap. Studi ini menyimpulkan bahwa obat ini sebaiknya dihindari selama kelahiran.

operasi caesar dapat menyebabkan masalah menyusui. Obat nyeri yang diberikan kepada Anda untuk pemulihan dapat masuk ke dalam ASI Anda dan menyebabkan bayi mengantuk. Bayi yang mengantuk mengalami kesulitan menyusui. Selain itu, ibu tidak selalu dapat menyusui di jam jam pertama setelah melahirkan karena pemulihan dari operasi.

Beberapa rumah sakit mungkin terburu-buru untuk memberi suplemeni, yang dapat menyebabkan masalah dalam keberhasilan menyusui di jangka panjang. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang menjalani bedah caesar memiliki “penundaan yang signifikan dalam memulai menyusui dibandingkan dengan wanita yang melahirkan secara normal”.

 

Kesimpulannya adalah dengan menggunakan intervensi secara bijaksana. Dengan presentasi operasi Caesar dan epidural, hal ini menggambarkan bahwa banyak orang tidak mengerti mengenai konsekuensi konsekuensi ini. Oleh karena itu, perkaya pengetahuan Anda, ketahui resiko dan keuntungannya lalu buat keputusan yang terbaik untuk Anda, keluarga Anda, dan persalinan Anda

 

Sumber:

  • https://www.bbc.com/news/health-26355416
  • https://chriskresser.com/natural-childbirth-v-epidural-side-effects-and-risks/
  • https://www.eurekalert.org/pub_releases/2012-06/w-wwa062512.php
  • https://www.huffpost.com/entry/epidurals-prolong-labor_n_4738949
  • https://www.huffpost.com/entry/natural-birth-protein_n_1756911
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Skor_Apgar
  • https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0087896
  • https://www.mamanatural.com/natural-birth/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1595040/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3237660/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12583645