Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan? Normalkah?

Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan? Normalkah?

0
Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan? Normalkah?

Pengertian Inkontinensia Urin

Di beberapa kasus, proses kehamilan dan persalinan terkadang membawa beberapa efek samping, salah satunya adalah inkontinensia urin. Inkontinensia urin adalah kondisi dimana Anda tidak bisa menahan buang air kecil, sehingga Anda dapat “mengompol” sewaktu-waktu. Kondisi ini cukup umum terjadi dan menurut data dari WHO, 200 juta penduduk di dunia mengalami inkontinensia urin, dan sebagian besar penderitanya adalah perempuan.

Inkontinensia memang bukanlah suatu kondisi yang mengancam jiwa, namun kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda. Inkontinensia urin bukan hanya suatu masalah kesehatan, namun juga dapat mempengaruhi emosional, psikologis, dan kehidupan sosial Anda.

Lihat Ciri-cirinya Berikut Ini

Bila Anda menderita kondisi ini, Anda mungkin merasa malu dan putus asa. Kabar baiknya adalah, walaupun inkontinensia urin bukanlah suatu hal yang normal, namun kondisi ini dapat diobati. Pengobatan inkontinensia urin dapat beragam tergantung jenis inkontinensi urin yang diderita, umur, kondisi kesehatan, dan kondisi mental.

Ada beberapa jenis inkontinensia urin, seperti:

  1. Stress Incontinence

Inkontinensia jenis ini merupakan kondisi dimana urin Anda keluar/bocor ketika kandung kemih Anda mendapat tekanan, seperti ketika Anda batuk atau tertawa. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah kebocoran terjadi ketika Anda aktif, batuk, atau tertawa. Aktifitas dan banyaknya kebocoran yang ada tergantung oleh tingkat keparahan inkontinensia yang dialami.

  1. Urge Incontinence

Inkontinensia jenis ini berarti urin Anda keluar/bocor segera setelah Anda merasa ingin buang air kecil. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah adanya keinginan kuat untuk buang air kecil yang tidak dapat Anda kontrol dan datang secara tiba-tiba.

  1. Overflow incontinence

Dalam inkontinensia jenis ini, Anda tidak dapat mengosongkan kandung kemih Anda sepenuhnya, sehingga urin Anda seringkali keluar/bocor sedikit demi sedikit. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah sering buang air kecil dalam jumlah kecil atau tetesan urin yang terjadi secara terus menerus.

  1. Inkontinensi total

Pada inkontinensia total, kandung kemih Anda tidak dapat menyimpan urin sama sekali, sehingga urin Anda akan keluar begitu saja segera setelah diproduksi, menyebabkan Anda terus menerus atau sering mengalami kebocoran. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah buang air kecil dalam jumlah besar secara terus-menerus atau buang air kecil sesekali yang diiringi dengan kebocoran.

Selain keempat tipe tersebut, adapula inkontinensi campuran yang merupakan kombinasi antara stress incontinence dan urge incontinence. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah adanya kebocoran yang lalu diiringi dengan keinginan kuat untuk buang air kecil yang datang secara tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan.

Apa Penyebabnya?

Penyebab terjadinya inkontinensia urin sangatlah beragang tergantung dengan jenis inkontinensia urin yang dialami.

  1. Stress incontinence

Inkontinensia jenis ini merupakan jenis inkontinensi yang paling umum dan biasanya disebabkan akibat melemahnya atau rusaknya otot yang berfungsi untuk mencegah Anda buang air kecil di saat yang tidak Anda inginkan, seperti otot dasar panggul dan sfingter uretra. Inkontinensia jenis ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:

  • Kehamilan dan persalinan, karena selama kehamilan otot harus menopang uterus yang terus membesar dan selama persalinan, dapat terjadi peregangan otot atau bahkan dapat menyebabkan otot cidera dan robek bila otot tersebut tidak pernah dilatih dan dipersiapkan sebelumnya. Resiko terjadinya inkontinensia jenis ini juga meningkat seiring meningkatnya jumlah anak dan berlaku pada baik persalinan normal maupun sesar.
  • Menopouse, karena menurunnya tingkat esterogen dapat menyebabkan pelemahan otot.
  • Hysterectomi (pengangkatan rahim) dan beberapa tindakan operasi yang mengakibatkan pemotongan otot.
  • Umur, karena otot dapat melemah seiring bertambahnya umur bila tidak pernah dilatih.
  • Obesitas, karena tekanan dalam perut turut menambah beban otot dasar panggul.
  1. Urge incontinence

Inkontinensia jenis ini disebabkan oleh terlalu aktifnya otot-otot detrusor (lapisan jaringan otot yang memanjang di tengah dan melingkar yang berfungsi untuk mengeluarkan urin) dalam berkontraksi, sehingga menyebabkan dorongan yang mendesak untuk buang air kecil. Inkontinensia jenis ini seringkali terjadi pada pria yang mempunyai masalah prostat dan wanita yang telah menopouse. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan inkontinensia jenis ini:

  • Cystitis (peradangan atau inflamasi pada dinding kandung kemih)
  • Kondisi neurologis, seperti multiple sclerosis (MS) (penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak, saraf tulang belakang, dan saraf mata), stroke, dan penyakit parkinson (penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan mempengaruhi bagian otak yang berfungsi untuk mengkoordinasikan gerakan tubuh).
  • Penyebab lainnya. Inkontinensia jenis ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti perubahan gaya hidup, konsumsi obat yang dapat merilekskan otot di kandung kemih, atau operasi.
  1. Overflow incontinence

Inkontinensia jenis ini biasanya terjadi akibat otot di kandung kemih yang tidak dapat berkontraksi seperti seharusnya atau adanya sumbatan pada kandung kemih. Inkontinensia jenis ini jarang terjadi pada wanita dan seringkali terjadi pada pria yang mengalami masalah prostat atau telah menjalani operasi prostat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan penyumbatan pada kandung kemih:

  • Pembesaran kelenjar prostat
  • Tumor yang menekan kandung kemih
  • Batu kandung kemih
  • Sembelit
  • Operasi prostat
  • Penyebab lainnya. Kondisi ini dapat juga disebabkan oleh adanya kerusakan pada saraf atau konsumsi obat-obatan tertentu. 
  1. Inknontinensia total

Inkontinensia total dapat terjadi akibat masalah kandung kemih  bawaan sejak lahir, cidera pada tulang belakang yang mengganggu sinyal saraf antara otak dan kandung kemih, atau timbulnya fistula (saluran kecil semacam lubang yang  dapat terbentuk diantara kandung kemih atau daerah didekatnya, seperti vagina).

  1. Alasan lainnya

Alasan lainnya yang dapat menyebabkan inkontinensia urin antara lain adalah:

  • Konsumsi obat-obatan, terutama diuretik (obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin), obat antihipertensi (obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi), obat tidur, relaksan otot (obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit, kaku, dan tegang pada otot), dan obat penenang atau sedatif.
  • Konsumsi alkohol
  • Infeksi saluran kemih (UTI). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai infeksi saluran kemih, klik disini.
  • Riwayat inkontinensia urin dalam keluarga

Bagaimana cara mengobatinya?

Pengobatan inkontinensia urin cukup beragam tergantung dengan tipe, penyebab, dan tingkat keparahan. Bila kondisi sudah parah, kombinasi pengobatan medis dan non medis mungkin akan diperlukan. Jika inkontinensia urin disebabkan oleh suatu kondisi medis, maka Anda harus mengangani kondisi medis tersebut terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan inkontinensia urin:

  1. Pengobatan non-medis

Ada beberapa cara mudah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengobati maupun menjaga inkontinensia urin agar tidak semakin parah. Cara tersebut antara lain adalah:

  • Olahraga. Bila Anda mengalami stress incontinence yangmana seringkali diderita oleh para ibu pasca kehamilan maupun pasca persalinan, Anda dapat melakukan beberapa gerakan olahraga yang dapat membantu untuk memperkuat otot dasar panggul, seperti yoga dan kegel. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gerakan yoga yang dapat Anda lakukan untuk memperkuat otot dasar panggul, klik disini.
  • Merubah gaya hidup. Inkontinensia urin juga dapat diobati dengan mengubah pola hidup. Bila inkontinensia urin Anda disebabkan oleh obesitas, maka cobalah untuk mulai menjaga pola makan Anda dan menurunkan berat badan. Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi konsumsi kafein, alkohol, dan minumlah cukup air.
  • Melatih kandung kemih. Ada tiga cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melatih kandung kemih Anda. Cara pertama adalah dengan mencoba untuk menunda buang air kecil ketika timbul keinginan untuk buang air kecil. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perasaan untuk buang air kecil. Cara kedua adalah dengan teknik double voiding. Teknik ini dilakukan dengan cara buang air kecil, lalu menunggu beberapa menit, lalu buang air kecil lagi. Hal terakhir yang dapat Anda lakukan untuk melatih kandung kemih Anda adalah dengan membuat jadwal untuk pergi ke toilet dalam sehari, contohnya, setiap 1 jam atau setiap 2 jam.
  • Menggunakan pembalut/pampers. Anda dapat menggunakan produk-produk seperti pembalut atau pampers dewasa untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran. Namun, bila Anda memilih untuk menggunakan pembalut atau panty liners, gunakanlah pembalut yang didesain khusus untu inkontinensia urin, karena kebanyakan pembalut wanita didesain untuk menyerap darah dan bukannya urin.
  • Menggunakan skin care. Bila Anda menggunakan alat atau produk untuk membantu mengatasi inkontinensia, Anda mungkin akan memerlukan skin care. Seiring berjalannya waktu, kebocoran urin dapat membuat timbulnya ruam atau membuat kulit Anda menjadi kemerahan. Urin di kulit Anda juga dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri dan infeksi. Ingatlah untuk selalu membersihkan dan mengeringkan area kulit sekitar uretra Anda. Anda juga dapat menggunakan pelembab dalam bentuk lotion, krim, atau salep untuk membuatnya tetap lembab.
  1. Obat-obatan

Anda juga dapat menggunakan obat-obatan untuk mengobati inkontinensia urin, namun penggunaan obat-obatan ini juga perlu diiringi dengan pengobatan non-medis yang telah dijelaskan diatas untuk hasil yang lebih maksimal. Obat-obatan yang dapat Anda gunakan antara lain adalah:

  • Antikolinergik. Obat ini berfungsi untuk menenangkan kandung kemih yang terlalu aktif.
  • Merabegron. Obat ini digunakan untuk mengobati overflow incontinence dengan melemaskan otot-otot di kandung kemih setra meningkatkan jumlah urin yang dapat ditahan dan dikeluarkan oleh kandung kemih.
  • Estrogen topikal berdosis rendah. Anda juga dapat menggunakan estrogen topikal berdosis rendah (estrogen yang dioleskan di kulit, biasanya dapat berbentuk krim atau salep) untuk meremajakan jaringan uretra dan area vagina, serta meringankan gejala inkontinensia urin. Namun, hormon estrogen dalam bentuk pil tidak disarankan karena justru dapat memperburuk gejala inkontinensia urin.
  1. Peralatan medis

Berikut ini adalah beberapa peralatan medis yang dapat Anda gunakan untuk mengatasi inkontinensia urin:

  • Urethral inserts. Urethral insert merupakan salah satu alat medis yang digunakan untuk mencegah kebocoran. Alat ini berbentuk seperti tampon dan dimasukkan ke dalam urethra sebelum memulai aktivitas dan dilepas ketika Anda ingin buang air kecil.
  • Terapi radio frekuensi. Terapi ini bekerja dengan menghangatkan jaringan di sistem urin bagian bawah. Alasannya adalah karena saat jaringan tersebut dipanaskan, jaringan tersebut akan menjadi lebih kuat, sehingga Anda dapat mengontrol keluarnya urin Anda dengan lebih baik.
  • Botox tipe A. Botox biasanya dapat digunakan bila pengobatan yang lain tidak berhasil. Botox akan disuntikkan di otot kandung kemih Anda, sehingga dapat membantu mengatasi otot-otot di kandung kemih yang terlalu aktif. Namun, dibanding pembedahan, pengobatan dengan cara ini tidak terlalu efektif dan harus dilakukan secara berulang.
  • Stimulasi saraf. Stimulasi saraf dilakukan dengan mengirimkan impuls listrik pada saraf yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih Anda. Stimulator ini akan ditanamkan di bawah kulit di pantat Anda, lalu kabel yang terdapat pada stimulator tersebutakan menghubungkan alat tersebut dengan saraf yang berada di tulang belakang yang menuju sampai ke kandung kemih Anda. Stimulasi ini dapat dilakukan apabila terapi lainnya tidak bekerja.
  • Kateter. Kateter merupakan alat semacam selang yang bersifat elastis dan dimasukkan ke uretra Anda sampai ke kandung kemih Anda. Kateter akan dihubungkan ke kantong plastik yang akan menjadi tempat urin Anda. Ada dua tipe kateter yang dapat Anda gunakan, yaitu kateter yang terus menempel sepanjang hari, dan kateter yang dimasukkan 3 sampai 5 kali sehari dan dibuang setelah Anda mengosongkan kandung kemih Anda.
  1. Operasi

Operasi dapat dilakukan apabila berbagai terapi, obat-obatan, dan alat medis tidak dapat menangani inkontinensia Anda. Prosedur operasi yang dilakukan akan beragam sesuai dengan jenis inkontinensia yang Anda punyai. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum memutuskan untuk melakukan operasi.

Bagaimana cara mencegahnya?

Inkontinensia urin dapat dicegah dengan menjaga pola makan, menjaga berat badan, membatasi kafein dan alkohol, serta berolahraga secara teratur, terutama olahraga yang dapat memperkuat dan menjaga kekuatan otot dasar panggul Anda.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.ibupedia.com/artikel/kesehatan/inkontinensia-urine-tidak-bisa-menahan-buang-air-kecil-setelah-melahirkan
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/165408.php#treatment
  • https://www.nhs.uk/conditions/urinary-incontinence/
  • https://www.sehatq.com/penyakit/inkontinensia-urine
  • https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/urinary-incontinence