Bidan Kita

ABORTUS

0

 

Kupandangi isteriku yang tengah hamil 10 minggu sedang menyiapkan bekal untukku yang akan berangkat meninggalkannya selama satu minggu ke jakarta karena ada panggilan tugas. Tidak tega rasanya meninggalkan isteriku yang sangat kucintai dengan calon anak kami. Ini adalah anak yang kami nanti-nantikan setelah dua kali berturut-turut istriku mengalami keguguran.

“ada apa mas, kok melihat aku terus?” kata isteriku yang menyadari kalau aku memandangi dia dari tadi

“gak tega rasanya meninggalkanmu seorang diri”

 

“Mas gak usah khawatir, kan ada ibu yang akan menemaniku disini, lagi pula ini bukan kehamilanku yang pertama bukan”

 

Mendengar ucapan isteriku itu membuat hatiku kembali terenyuh,mengingat peristiwa yang lalu. Ini adalah kehamilannya yang ketiga. Sewaktu usia kandungan pertama isteriku berumur 12 minggu dia mengalami pendarahan dan ternyata janin kami tidak bisa diselamatkan. Begitu pula di kehamilan yang kedua, dan Sekarang isteriku hamil lagi, dan ini merupakan harapan yang sangat besar untuk kami sekeluarga, selain calon anak kami yang pertama tapi juga calon cucu yang pertama bagi orang tuaku.

“Mas, kok melamun ?” aku tersentak ketika di tegur isteriku

“oh anu dik, pokoknya kamu harus hati-hati, kalau ada apa-apa langsung bawa ke rumah sakit dan jangan lupa telpon aku yaa..”

“iya mas, aku ngerti. Tapi mas doakan aku dan janin kita”

“tentu saja, aku berangkat dulu,assalamu’alaikum”

“wa’alaikum salam,hati-hati di jalan”

Kukecup kening isteriku dan kupeluk dia. Kepergianku dilepas dengan senyuman hangat dan lambaian tangannya.

Hari ke-3 di kota Palembang, seperti biasa menjalani rutinitas seperti hari-hari sebelumnya. Namun entah kenapa hari ini terasa begitu berat, aku mulai punya perasaan tidak enak. Kucoba menghubungi isteriku, alhamdulillah keadaannya baik-baik saja. Perasaanku sudah lega setelah mengetahui keadaan keluragaku baik-baik saja.

Menjelang malam ketika ku ingin merebahkan tubuhku di tempat tidur, Hpku yang sudah ketinggalan mode itu berdering dan yang menelpon adalah isteriku.

“assalamu’alaikum sayang…..”

“waalaikumsalam mas” isteriku menjawab dengan nada suara sperti menahan tangis

“ada apa dik?” aku langsung terduduk karena kaget mendengar suara isteriku

“mas…aku perdarahan lagi…” kudengar dia mulai terisak dan aku hanya diam menunggu istriku melanjutkan kata-katanya. “tadi aku langsung dibawa ibu ke rumah sakit dan dokter mengatakan kalau aku terancam keguguran lagi mas, dan aku harus istirahat total. Aku takut mas, aku takut tidak bisa mempertahankan janin kita lagi”

“sayang, ini bukan kesalahanmu, yang penting sekarang kamu istirahat dan jangan stres, ingat kata dokter kemaren. Ya sayang, demi bayi kita.” Hiburku saat itu.

Malam itu aku benar benar tidak bisa istirahat, dan langsung aku coba buka laptop dan browsing tentang cara yang efektif untuk mengatasi masalah istriku. Dan kutemukan artikel tentang Hypnobirthing di www.bidankita.com. Setelah ku baca dan ku pahami langsung aku tertarik dan mencatat dimana lokasi klinik bidan kita tersebut. Dan ketemu KLATEN, aha kebetulan rumah saya di Jogja, Klaten – Jogja tidaklah terlalu jauh. Dan malam itu juga saya langsung mengirim email untuk mendaftar kelas hypnobirting untuk istri saya.

Singkat cerita setelah aku pulang ke Jogja, segera ku ajak istriku berkunjung ke Bidan kita dan mengikuti kelas-nya. Luar biasa begitu masuk klinik, tidak ada kesan kliniknya sama sekali. Sangat hommy dan menyenangkan. Kami di berikan materi tentang kehamilan sehat dan hypnobirthing, cukup jelas Bidan Yesie mengajarnya sehingga kami semakin mengerti apa yang harus kami lakukan. Yah relaksasi untuk kurangi stres dan merasakan kehamilan nyaman. 90 menit pertemuan kami dan kamipun merasa jauh lebih baik.

Sesampai di rumah istriku langsung mendengarkan CD kaset yang dibekalkan kepada kami. Dan dia sangat rajin melakukan relaksasi. Luar biasa setelah relaksasi perdarahan istriku langsung terhenti. Dan ini emmbuat istriku semakin semangat untuk berlatih relaksasi lagi. Setelah 1 minggu melakukan relaksasi, kamipun kontrol lagi ke dokter kandungan lengganan kami dan hasilnya janin kami sehat. Alhamdullilah kami sangat bersyukur sekali.

Dan sekarang kehamilan istriku sudah menginjak usia 32 minggu, dan kami masih mengikuti program hypnobirthing di Bidan Kita. Hampir tidak ada keluhan selama kehamilan ini dan kami saat ini sedang menanti dengan penuh semangat kelahiran malaikat kecil ini.

** Bp. Adi Siswanto, Jogja **

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.

· Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.

· Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.

Frekuensi

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan, banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%.

Etiologi

Lebih dari 80% abortus terjadi dalam 12 minggu pertama dan angkanya menurun setelah itu (Harlap dan Shiono, 1980). Anomali kromosom  menyebabkan sekurang-kurangnya setengah dari abortus dini ini, dan insiden sepertinya menurun setelah itu. Risiko abortus spontan meningkat dengan paritas sebagaimana usia ibu dan ayah (Warburton dan Fraser, 1964 ; Wilson dkk, 1986).

Secara klinik frekuensi  meningkat dari 12% pada wanita usia kurang dari 20 tahun, dan 26% pada wanita usia lebih dari 40 tahun.

Mekanisme pasti yang bertanggungjawab untuk abortus tidaklah jelas, tetapi pada awal-awal bulan kehamilan , ekpulsi spontan ovum selalu mendekati kematian embrio atau janin. Untuk alasan ini, pertimbangan etiologi abortus yang dini melibatkan kepastian kapan saja kemungkinan menyebabkan kematian janin. Pada bulan-bulan berikutnya, janin sering tidak mati di dalam uterus sebelum ekspulsi dan penjelasan lain untuk ekspulsinya harus dicari.

Faktor-faktor janin :

– Perkembangan zygote yang abnormal.

– Abortus aneuploid

– Abortus euploid.

Faktor-faktor maternal :

– Infeksi.

– Penyakit  kronis.

– Kelainan endokrin.

– Nutrisi.

– Faktor lingkungan dan penggunaan obat.

– Faktor imunologi.

– Trmbofilia inheritid.

– Usia gamet.

– Trauma fisik.

– Defek uterus.

– Inkompeten serviks

Faktro paternal :

– Translokasi kromosom.

– Infeksi virus.