
Setelah mengenal apa itu wasir, derajatnya, dan fakta bahwa ibu hamil tetap bisa melahirkan normal meski punya wasir—sekarang kita masuk ke bagian paling penting: bagaimana cara mencegah wasir sejak awal kehamilan?
Karena, seperti yang sudah kita bahas, meski wasir adalah kondisi umum dan bukan hal yang mematikan, rasa tidak nyamannya bisa mengganggu kualitas hidup ibu hamil secara signifikan. BAB jadi menderita, duduk tak nyaman, jalan pun terasa nyeri. Belum lagi beban mental kalau mendengar mitos seperti “kalau ada ambeien nanti gak bisa lahiran normal.”
Padahal, ada banyak hal sederhana yang bisa dilakukan sejak trimester awal untuk mengurangi risiko munculnya wasir. Dan berita baiknya: langkah-langkah ini juga bermanfaat untuk kesehatan kehamilan secara keseluruhan!
1. Perbaiki Pola Makan: Serat Adalah Kunci
Kalau bicara soal pencegahan wasir, kuncinya hanya satu: jangan sampai sembelit.
Mengejan saat BAB adalah pemicu utama munculnya wasir, karena tekanan yang berulang saat mengeluarkan feses bisa menyebabkan pembuluh darah di anus membengkak—terutama pada ibu hamil yang pembuluh darahnya sudah melebar secara alami karena pengaruh hormon progesteron.
Cara terbaik untuk mencegah sembelit adalah dengan memastikan asupan serat cukup setiap hari. Serat bekerja seperti “sapu lembut” di saluran cerna—membantu memperlancar gerak usus dan menjaga feses tetap lunak, sehingga tidak perlu mengejan keras saat BAB.
✅ Tips makan tinggi serat yang praktis untuk ibu hamil:
-
Konsumsi minimal 25–30 gram serat per hari. Ini bisa diperoleh dari kombinasi buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
-
Pilih buah berserat tinggi dan ramah lambung seperti pepaya, apel (dengan kulitnya), pir, pisang ambon, dan alpukat.
-
Sayur berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung, sawi hijau, brokoli, dan kacang panjang sangat disarankan karena juga kaya folat.
-
Karbohidrat kompleks seperti oatmeal, nasi merah, quinoa, jagung rebus, dan roti gandum utuh bisa menggantikan nasi putih yang rendah serat.
-
Bijian dan kacang-kacangan seperti chia seed, biji rami (flaxseed), almond, dan kacang merah bisa ditambahkan ke smoothies, salad, atau sup.
Sebuah studi oleh Lohsiriwat (2015) dalam World Journal of Gastroenterology menyebutkan bahwa peningkatan asupan serat harian terbukti mampu mengurangi gejala wasir hingga 50% dalam waktu empat minggu, terutama pada pasien yang mengalami perdarahan dan sulit BAB. Efeknya tidak hanya melunakkan feses, tapi juga menurunkan tekanan saat buang air besar.
Tips tambahan:
-
Pastikan asupan serat dikombinasikan dengan cairan yang cukup, minimal 8–10 gelas air putih per hari. Tanpa cairan, serat justru bisa memperburuk sembelit karena menyerap air dari usus.
-
Hindari makanan rendah serat dan “pengikat” seperti roti tawar putih, gorengan, makanan cepat saji, dan terlalu banyak produk olahan.
Dengan memperbaiki pola makan sejak awal kehamilan, bukan cuma wasir yang bisa dicegah—tapi juga keluhan umum lain seperti sembelit, kelelahan, naiknya gula darah, bahkan risiko preeklamsia.
Pola makan sehat bukan hanya untuk janin, tapi juga untuk kenyamanan dan martabat tubuh ibu sendiri. Dan semuanya bisa dimulai dari piring makan sehari-hari.
2. Jangan Lupa Cukupi Cairan
Kebiasaan makan tinggi serat memang sangat dianjurkan selama kehamilan, tapi tanpa disertai cairan yang cukup, serat justru bisa menjadi bumerang—karena akan menyerap air dari usus besar dan membuat feses semakin keras. Inilah sebabnya mengapa keseimbangan antara serat dan hidrasi sangat penting.
Saat tubuh kekurangan cairan, usus besar akan menarik air dari sisa makanan yang belum dicerna untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Hasilnya? Feses jadi kering, keras, dan sulit dikeluarkan. Ini memicu ibu mengejan lebih keras saat buang air besar, yang merupakan salah satu faktor paling kuat penyebab timbulnya wasir.
✅ Berapa Banyak Cairan yang Dibutuhkan Ibu Hamil?
Berdasarkan rekomendasi dari Institute of Medicine (IOM) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi sekitar 2,3 liter (sekitar 10 gelas) cairan per hari, tergantung berat badan, aktivitas, dan suhu lingkungan.
Dalam jurnal Nutrition Reviews (2015), disebutkan bahwa kebutuhan cairan ibu hamil meningkat karena volume darah yang juga meningkat, cairan ketuban yang perlu dipertahankan, dan peningkatan kerja ginjal selama kehamilan.
✅ Sumber Cairan yang Baik:
-
Air putih tetap yang utama. Ini pilihan paling aman, mudah dicerna, tidak mengandung kalori tambahan, dan membantu metabolisme tubuh berjalan optimal.
-
Jus buah segar tanpa gula juga bisa jadi variasi, terutama dari buah tinggi serat seperti jeruk, apel, dan pir.
Hindari jus kemasan karena tinggi gula tambahan dan rendah serat. -
Susu hamil, infused water, atau teh herbal ringan (seperti teh chamomile atau daun raspberry, jika disetujui bidan) bisa membantu mencukupi kebutuhan cairan sekaligus memberi variasi rasa.
-
Makanan dengan kadar air tinggi seperti semangka, melon, timun, tomat, dan sup bening juga ikut menyumbang hidrasi tubuh.
❌ Minuman yang Perlu Dibatasi:
-
Kopi, teh hitam, dan soda berkafein tinggi sebaiknya dibatasi. Kafein bersifat diuretik ringan, yang bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan kehilangan cairan.
-
Minuman manis kemasan (susu kental manis, bubble tea, minuman berenergi) tidak membantu hidrasi dengan baik dan malah meningkatkan risiko konstipasi karena kandungan gula dan lemaknya.
Studi dari Journal of Perinatal Medicine (2016) menyebutkan bahwa asupan kafein berlebihan pada ibu hamil tidak hanya meningkatkan risiko dehidrasi ringan, tetapi juga berkaitan dengan gangguan pola tidur dan peningkatan denyut jantung janin, jika melebihi batas 200 mg per hari.
Tips Praktis agar Ibu Hamil Cukup Minum:
-
Gunakan botol minum khusus ibu hamil dengan penanda jam agar minum lebih teratur
-
Set reminder di HP setiap 2 jam
-
Tambahkan potongan lemon, mint, atau buah-buahan ke dalam air untuk rasa segar tanpa tambahan gula
-
Sediakan air putih di dekat tempat tidur untuk diminum sebelum dan sesudah tidur
Minum cukup air bukan sekadar mencegah dehidrasi, tapi juga bagian penting dalam mencegah wasir secara fisiologis.Cairan membantu proses pencernaan, melancarkan BAB, menjaga sirkulasi darah tetap sehat, dan mendukung fungsi ginjal yang bekerja ekstra selama kehamilan.
Serat dan air adalah pasangan sejati—tidak bisa satu tanpa yang lain. Jadi, kalau ingin wasir tidak mampir di kehamilan ini, jangan lupa jaga asupan cairan setiap hari, ya.
♀️ 3. Bergerak Itu Penting!
Selama hamil, banyak ibu yang merasa lelah, ngantukan, atau sekadar ingin rebahan karena tubuh terasa berat. Itu wajar. Tapi bila terlalu sering diam, duduk terlalu lama, atau berbaring seharian tanpa aktivitas ringan, justru bisa menimbulkan masalah baru—termasuk wasir.
Kenapa?
Karena kurangnya gerakan menyebabkan aliran darah di area panggul menjadi lambat. Sirkulasi yang buruk di pembuluh balik (vena), terutama di bagian bawah tubuh, bisa menyebabkan darah terkumpul di sekitar anus dan rektum. Bila dibiarkan, tekanan ini akan membuat pembuluh darah membengkak, dan muncullah wasir.