Apa yang Terjadi Saat Bayi Tidak Melewati Jalan Lahir?
Banyak orang berpikir, bayi lahir itu cuma soal keluar dari rahim ke dunia. Padahal, ada jutaan hal kecil yang terjadi dalam perjalanan itu — yang semuanya dirancang oleh tubuh untuk menyiapkan bayi hidup di luar kandungan.
Nah, saat bayi lahir lewat operasi sesar, ada satu hal penting yang sering terlewat: kurangnya stimulasi alami.
Bukan berarti salah, bukan juga trauma, tapi memang ada proses fisiologis yang tidak terjadi. Misalnya, bagaimana tulang belakang bayi teraktivasi, refleks leher bekerja, sampai kemampuan bayi merangkak sendiri menuju payudara ibu (breast crawl).
Di sinilah kita perlu paham. Supaya tidak panik, tidak merasa bersalah, justru tahu apa yang bisa dilakukan untuk mendukung bayi kita. Dengan persiapan yang tepat, baik lewat Prenatal Gentle Yoga maupun pendampingan bijak dari bidan, kita bisa membantu tubuh bayi tetap mendapat stimulasi penting meskipun lahir dengan sesar.
Jadi, kalau Anda pernah bertanya-tanya:
“Apa sih bedanya bayi sesar dengan bayi lahir normal dari sisi stimulasi tubuh?”
“Kenapa hal ini penting untuk tumbuh kembang?”
“Dan apa yang bisa saya lakukan sebagai ibu atau bidan?”
Mari simak penjelasan lengkapnya di artikel (dan video) ini. Percayalah, pengetahuan ini bisa mengubah cara kita memandang kelahiran — lebih penuh makna, lebih gentle, dan tentu saja lebih empowering.
Nah kebetulan aku sedang melihat video edukasi dari dokter osteopath ini:
copy_C9E43B4D-5C50-4794-937E-FDD449EF3220
dalam videonya dia menjelaskan bahwa:
bayi yang lahir melalui operasi sesar, ada kurangnya stimulasi. Mereka tidak mengalami proses “remodeling” pada tengkorak, serta ketidakseimbangan tertentu yang biasanya bukan karena trauma, melainkan karena kurangnya stimulasi alami.
Normalnya begini:
Bagian tulang oksiput (tulang belakang kepala bagian bawah) yang terhubung dengan tulang leher pertama (C1) akan terlipat di dalam rahim. Saat kontraksi persalinan, lipatan ini akan terbuka, dan sudut tulang akan sedikit berubah untuk mempersiapkan aktivasi refleks leher.
Kemudian, ketika bayi melewati jalan lahir di bawah tulang pubis, leher bayi akan teraktivasi. Pada saat yang sama, tulang belakang panjang juga ikut teraktivasi.
Hal ini sangat penting, karena akan menentukan gerakan tulang belakang bayi. Dari momen kelahiran, bayi seharusnya sudah mampu melakukan gerakan merangkak kecil menuju puting ibu secara mandiri (breast crawl).
Namun pada bayi lahir sesar:
Mereka tidak melalui tahapan stimulasi ini. Akibatnya, pada sebagian bayi, tulang belakang tidak teraktivasi dengan baik, sehingga bisa menimbulkan ketidakseimbangan (imbalances) dalam derajat yang berbeda-beda.
Nah pernyataan dan edukasi dari dokter Nico tadi menarik, karena Bayi yang lahir per vaginam akan mengalami serangkaian stimulasi mekanis dan neurologis saat melewati jalan lahir. Tekanan dari kontraksi rahim, tulang panggul ibu, hingga dorongan keluar itu sendiri berperan “mengaktifkan” refleks-refleks penting bayi:
-
Refleks leher & tulang belakang → terjadi saat tulang oksiput dan servikal bayi bergeser sesuai kontraksi.
-
Refleks merangkak (breast crawl) → bayi menggunakan koordinasi tulang belakang untuk bergerak menuju puting ibu.
-
Sistem pernapasan & sirkulasi → lebih siap bekerja karena adanya tekanan saat lahir yang membantu mengeluarkan cairan paru.
Pada bayi sesar, proses ini tidak terjadi secara penuh. Bukan karena trauma, melainkan kurang stimulasi. Akibatnya:
-
Beberapa refleks mungkin teraktivasi lebih lambat.
-
Postur bayi bisa terlihat agak “kaku” atau tidak seimbang.
-
Ada kecenderungan bayi lebih lama menyesuaikan pola hisap, napas, atau gerakan awal.
Tapi kabar baiknya: dengan pendekatan osteopati, fisioterapi bayi, dan stimulasi lembut dari orang tua, hal ini bisa dioptimalkan kembali.
lalu Kaitan dengan Prenatal Gentle Yoga (PGY)
Nah, di sinilah peran PGY sangat penting bahkan sebelum bayi lahir.
Dalam PGY, ibu dilatih:
-
Membuka ruang panggul (Creating Space) → membantu kepala bayi masuk posisi optimal sehingga peluang lahir per vaginam meningkat, mengurangi indikasi SC yang tidak perlu.
-
Latihan stabilitas & pernapasan → menurunkan risiko stress ibu, menjaga hormon oksitosin tetap dominan → kontraksi lebih efektif → lahiran lancar.
-
Gerakan biomekanik panggul → memfasilitasi bayi melakukan rotasi dan fleksi optimal, sehingga stimulasi pada tulang tengkorak dan tulang belakang terjadi secara alami.
Dengan kata lain, PGY bukan hanya bikin ibu nyaman, tapi juga memberi bayi kesempatan maksimal untuk lahir dengan stimulasi alami yang utuh.
Apa yang Bisa Bidan Lakukan?
Sebagai bidan, kita punya peran besar untuk mengantisipasi dampak kurang stimulasi pada bayi SC, sekaligus mendukung ibu agar peluang lahir per vaginam tetap optimal.
✅ Selama antenatal care (ANC):
-
Edukasi ibu hamil tentang pentingnya posisi janin optimal.
-
Anjurkan latihan Prenatal Gentle Yoga (online/offline atau dengan fasilitator PGY tersertifikasi).
-
Pantau tanda-tanda ketegangan otot/fascia ibu (panggul kaku, postur tidak seimbang).
✅ Saat persalinan:
-
Beri kesempatan ibu bergerak aktif, tidak hanya berbaring → ini bantu bayi dapat stimulasi maksimal.
-
Fasilitasi suasana tenang agar hormon oksitosin bekerja optimal.
✅ Jika bayi lahir dengan SC:
-
Dorong segera dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Skin-to-skin bisa memberi stimulasi sensorik & hormonal yang sangat membantu mengganti stimulasi yang hilang.
-
Ajarkan tummy time, pijat bayi, dan sentuhan lembut untuk mendukung aktivasi refleks.
-
Kolaborasi dengan fisioterapis bayi atau osteopat bila ada tanda keterlambatan refleks.
Ibu, tubuh Anda diciptakan sangat cerdas. Dengan mempersiapkan diri lewat Prenatal Gentle Yoga bersama Bidan Kita(online maupun offline), Anda bukan hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tapi juga membantu bayi mendapat pengalaman lahir yang lebih alami, lengkap dengan stimulasi yang tubuhnya butuhkan.
Mari berdaya bersama Bidan Kita
Klinik Bidan Kita – Klaten
IG: @bidankita | @prenatalgentleyoga
☎️ Hotline Klinik: 0813-4623-3500
✨ Kelas Online PGY: WA 0851-0011-1884