Bidan Kita

Home Baby care MY EDUCATIONAL BIRTH, SYAFIQA IS MY LITLE “GURU” (BORN IN CAUL)

MY EDUCATIONAL BIRTH, SYAFIQA IS MY LITLE “GURU” (BORN IN CAUL)

0

 

Trimakasih untuk bunda Chandra yang kirim Inbok tentang “perjalanan cinta” dalam proses persalinannya semoga bisa menginspirasi Bunda semuanya.

Sangat bahagia ketika akhirnya hamil lagi di usia anak pertama kami, tsaqif masih 2 tahun 4 bulan. Kehamilan kedua ini memang kami rencanakan dengan harapan agar nantinya bisa lebih lama mendampingi, dan mengamati perkembangan mereka sampai dewasa nanti dalam usia kami yang belum terlalu tua.. Morning sickness saya alami dari trimester pertama sampai awal trimester ketiga saya anggap masih bisa dikendalikan.. Dari teman yang bernama ratri, saya mengenal hypnobirthing, gentle birth, ibu bidan yessie aprillia dan team bidan kita, dan bagi saya merupakan anugrah yang sangat kami syukuri.

 

Sebagai langkah awal saya mengikuti kelas gentle birth hypnobirthing di bidan kita. Pertemuan pertama saat umur kehamilan di akhir trimester kedua, dengan bu bidan yessie, sangat teringat di dalam ingatan saya, ketika beliau bertanya “apa yang sudah anda persiapkan untuk kehamilan anda ini?” , spontan saja saya jawab “belum ada”. Kemudian ditanggapi sama bu bidan yesie “sembrono”.. buat saya yang saat itu belum tau apa2, terasa bingung juga..tapi justru kata itulah yang menyadarkan saya.. Dari kalimat bu bidan itu akhirnya kuanalisa, “kalau ingin mempersembahkan yang terbaik (bayi minim trauma,ramah jiwa, lahir nyaman, aman, dan tenang) untuk syafiqa (nama calon adik bayi) seharusnya akupun harus memberdayakan diri, bagaimana aku bisa hanya bergantung pada nakes tanpa tahu apa-apa”. Seakan teringat lagi dengan pengalaman kelahiran anak pertama di -rumah sakit bersalin pemerintah- dengan proses pembukaan yang lama sehingga harus dilakukan intervensi oksitosin (induksi)-pemecahan selaput ketuban-episiotomi-non rooming in-tanpa IMD-pemberian susu formula-akhirnya berimbas pada jahitan obras lengkap dengan masa pulih yang lumayan lama kalo gak salah sebulan lamanya. Waktu yang saya rasa sangat lama karena tidak bisa merawat si kecil sendiri dengan bergerak leluasa.

 

Akhirnya dengan semangat pagi, saya niatkan dalam hati untuk menjalani dan menikmati “pe er” itu. Berbekal CD Hypnobirthing, CD Taichi for pregnancy, CD materi, dan ilmu saat mengikuti kelas hypnobirthing saya mulai semua peer itu. Tiap hari saya sempatkan untuk baca dan baca artikel-artikel kehamilan. Maunya sih ikutan yoga balance di jogja, tapi karena jarak yang tidak dekat maka saya ganti dengan latihan taichi kurang lebih 40 menit tiap hari. Saya rasakan latihan-latihan ini sangat berguna jika dilakukan rutin setiap hari (frekuensi menyesuaikan dengan kekuatan tubuh) terbukti dapat menghilangkan keluhan kram betis, dan nyeri perut di kanan atas selama kehamilan saya. Tiap malam sebelum tidur saya sempatkan untuk relaksasi hypnobirthing. Pernafasan perut saya pilih untuk latihan persalinan nanti, karena saya anggap mempunyai teknik yang paling sederhana dan mudah diingat, apalagi saat persalinan kemungkinan buyar sangat tinggi… Memang tidak mudah, harus rajin latihan tiap hari biar nafasnya bisa panjang. Memasuki umur kehamilan 36 minggu, setelah mendapat training dari bu bidan yessie,hampir tiap malam perineum massage dibantu suami tercinta. Sabar banget suami saya ini, tiap hari setelah pulang dari bekerja di temanggung (jarak magelang-temanggung pp sekitar 80 km), dalam kondisi terkantuk-kantuk menjelang tidur malam, masih bersedia untuk memasage perineum istri tercinta demi hasil terbaik nantinya.. Untuk menyemangatinya, selalu saya bilang “kan untuk ayah juga too hasilnya,hehehe..” Agar lebih relaks saat perineum massage sekalian aku pasangkan headset di

telinga sambil mendengarkan relaksasi hypnobirthing, jadi massage selesai, relaksasi juga selesai. Di kantor saya juga menyempatkan diri untuk berlatih di atas gym ball dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, hehe.. Visualisasi terhadap proses persalinan saya lakukan dengan rajin melihat video-video persalinan waterbirth. Salah satu video yang sering saya lihat adalah “Waterbirth Baby Born Underwater in the Sac”. Saat itu dibenak saya hanya ada rasa sangat kagum tentang kebesaran tuhan ini, tidak ada pikiran sedikitpun nantinya untuk melahirkan dengan bayi masih terbungkus selaput ketuban seperti ini. Oiya, saat itu saya sempat membuat kartu afirmasi positif,ide ini terinspirasi dengan cerita bu bidan yesi, berupa gantungan kunci dari potongan kertas kecil yang ada gambar dan afirmasi positif lalu ku laminating kupotong kecil-kecil kulubangi pake perforator dan kupasang di dompet hp, jadilah terbaca dimana-mana dan menyemangatiku. Kalimat afirmasi positif juga kupasang di wallpaper di laptop, semakin sering buka laptop, mata bakal sering kirim kalimat positif ke otak, dan semakin kuat terpatri di otak.

 

Sampai usia kehamilan 38 minggu saya join grup Gentle Birth Untuk Semua (GBUS), merupakan hal yang buat saya sangat berguna karena dalam rentang waktu 38 sampai 42 minggu saya merasa lumayan galau juga. Jika sering sharing atau sekedar jadi silent reader di grup GBUS rasanya seperti ada teman yang mendukung, menemani, rasa senasib sepenanggungan intinya jauh dari merasa sendiri! Dari grup itu saya juga terinspirasi untuk mencoba berbagai cara induksi alami, dan memilih cara yang enak-enak lah.. Saat itu kira kira udah 40 minggu, saya mencoba memakan buah kiwi, buah durian, buah nanas, buah papaya mengkal, buah mangga muda, dengan tetap relaksasi, taichi, jalan-jalan pagi, dan akhirnya.. masih harus SABAR menanti…hehe…Teringat kata bu bidan yesie “Setiap bayi punya waktu dan caranya sendiri untuk lahir…. mencoba memahami apa maunya bayi adalah satu hal yang perlu di pahami dan di pelajari dengan benar…karena pada dasarnya apapun proses seorang wanita menjadi ibu itu adalah sebuah keajaiban”..

 

Menikmati hari demi hari setelah HPL terlewati benar-benar tidak mudah.. Apalagi dalam perjalanannya bertemu dengan beberapa orang yang justru menceritakan hal-hal yang menakutkan, seakan-akan menyakitkan saat persalinan nanti. Terlebih ada juga yang sudah memberikan pandangan bahwa kakak akan jeoalous sama adiknya.. Tapi benar-benar saya buang jauh pikiran negatif itu, sejak awal saya sudah memberitahu si kakak, bahwa ketika adiknya lahir nanti, dia akan mendapat teman, dan berulang kali saya teringat kata mba yessie “hukum pikiran bawah sadar: