22. Ini adalah bayi mahal, bayi hasil in vitro (bayi tabung)
23. Anda ingin bayi yang akan lahir pada hari ulang tahun Anda / Hari Ibu
24. Anda harus melahirkan di RS dan SC karena asuransi perusahaan Anda hanya menanggung biaya melahirkan di RS dan jika SC maka diganti penuh oleh asuransi.
25. Anda memiliki banyak Braxton Hicks dan Anda tidak tahan ingin segera mengakhiri semuanya
26. Anda tidak ingin mengambil risiko terbangun di malam hard an merasa kerepotan gara-gara n kontraksi
27. Air ketuban Anda pecah
Selain alasan diatas sebenarnya masih ada alasan-alasan lain yang mungkin “terselubung” yang ini sulit untuk di deteksi karena bersangkut paut dengan “moral” seorang dokter atau bidan.
Untuk alasan yang inilah yang Anda harus hati-hati sekali, mulai sekarang pilihlah dokter yang Pro Normal. Jika Anda pergi ke RS dan RS tersebut Angka kejadian SC lebih tinggi daripada Normal, sudah bisa dipastikan dokter tersebut Hobi SC. Segeralah cari dokter lain.
Orang kadang berfikir yang penting bayinya lahir selamat dan sehat, iya secara fisik, bukan mental dan spiritualnya. Tanpa kita sadari ternyata ketika Anda memutuskan untuk SC apalagi dengan indikasi yang tidak jelas atau “gila” seperti yang sudah saya tuliskan diatas berarti Anda sudah berinvestasi BIRTH Trauma pada bayi Anda. Dan perlu diketahui birth trauma ini dapat “dibawanya” atau berpengaruh hingga dia dewasa nanti.
Untuk mengetahui birth trauma Anda bisa membuka link ini: https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=251:birth-trauma-is-real&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56
Seksio sesarea dianjurkan ketika persalinan pervagina diperkirakan dapat menimbulkan risiko bagi ibu atau bayi. Tidak semua kondisi yang tercantum ini merupakan indikasi wajib, dan dalam banyak kasus dokter kandungan harus menggunakan kebijaksanaan untuk memutuskan apakah operasi Caesar diperlukan. Beberapa indikasi untuk melahirkan dengan cara SC adalah:
Adanya Komplikasi persalinan dan faktor menghambat pengiriman vagina seperti
· Persalinan dengan kala 2 l;ama (prolong labor) atau kegagalan kemajuan persalinan
· Janin mengalami distress yang ditandai detak jantung tidak teratur lebih dari 160 x/menit atau kurang dari 120 x/menit, gerakan janin berkurang dan air ketuban berwarna hijau tanda janin poop di dalam rahim
· Prolaps tali pusat (saat ketuban pecah tali pusat ikut menumbung dan keluar, ini biasanya terjadi ketika kepala belum masuk pangul sehingga saat pecah ketuban maka tali pusat ikut aliran air)
· Rupture uteri atau adanya pecah rahim
· peningkatan tekanan darah ( hipertensi ) pada ibu atau bayi setelah ketuban pecah
· peningkatan denyut jantung ( takikardia ) pada ibu atau bayi setelah pecah ketuban
· Adanya masalah pada plasenta ( Plasenta Previa atau Plasenta Akreta )
· Posisi janin melintang atau sungsang (walaupun sebenarnya sungsang bisa juga dilahirkan dengan normal pervaginam)
· gagal induksi persalinan (penelitian menunjukkan bahwa ibu yang sudah di induksi lebih dari 50% akan berakhir ke SC)
· gagal melahirkan dengan bantuan instrument seperti forceps atau vaccum
· Bayi terlalu besar > 4kg (makrosomia)
· CPD (Cevalo Pelvix disproportion) tidak ada kesesuaian antara besar janin dengan panggul ibu