Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Birth Trauma Story, Pengalaman Positif Saat Melahirkan

Birth Trauma Story, Pengalaman Positif Saat Melahirkan

2
Birth Trauma Story, Pengalaman Positif Saat Melahirkan

Ternyata sudah mendekati pergantian shiff.

Saya tidak diberi kesempatan Bu untuk memilih posisi saat gelombang cinta ITU datang. Bahkan mengikuti posisi yang  mereka maupun saya ga boleh pegangan tangan suami.
Suami hanya boleh mengangkat kepala saya hingga dagu bertemu Dada, saya harus mengejan sambil lihat perut.
Itu pun ketika tidak ada kontraksi Bidan merogoh ke dalam sambil berkata bahwa saya bodo (bodoh-red), ga bisa mengejan padahal kepala anak sudah mulai kelihatan

Sambil ngetik ini saya nangis Bu keinget semuanya.

Lalu saya disuruh miring ke kiri memegang betis kaki kanan seperti halnya memeluk guling.
Sangat tidak nyaman posisi ini.
Apalagi betis, pergelangan kaki, telapak kaki bengkak segedhe gaban.
Dan du Bidan pendamping hanya memberi intruksi, boro-boro mapan’ke (membantu mengatur posisi yang bener-red)Bu.
Dan saya kembali dikatain
“Mbae cen raiso ngeden kuwi. Bodo” (mbak nya memang tidak bisa mengejan itu, bodoh dia)
Tanpa aba-aba saya langsung di ditarik kakinya, diplorotin hingga ujung bed.
Kaki disuruh menapak di alat-alat seperti besi diujung bed.
Posisi kaki menekuk,
Suami hanya boleh pegang kepala seperti posisi pertama.
Ini sangat ga nyaman BuBid. Tiap gelombang datang seperti hanya berhenti di tulang ekor.

Saya pun gagal mengejan. Adik bayi ga maju.

Dan kembali dirogoh-rogoh seperti di ongkek-ongkek rasanya. (rogoh = di raup dengan kasar. di ongkel -ongkek = di congkel dengan kasar) oleh dua Bidan
dua co as cewe & cowo yang hanya menonton
Saya merasa ga berdaya, dibuat lemah dan risih dijadikan totonan.
Padahal suami selalu membisikan kata kunci kami, relax ikutin gelombangnya baby no ketemu kita. I love you. Cium kening berkali-kali namun ga mempan.

2 COMMENTS

  1. Saya bacanya jadi sedih dan kesel. Kenapa tenaga medis kok ya segitunyaa..
    Proses melahirkan saja sudah cukup berat untuk ibu,masih ditambah dimarah2i..

  2. Sya membaca ini aseli sangat sedih sekali. Kok ya segitunya, ngatain orang bodoh. Apa nakes nya yg cewek itu belum pernah ada yg ngrasain perjuangan seorang ibu??
    .
    Ditambah lagi, dokternya bicaranya tidak menenangkan sama sekali.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here