
Kesabaran
Sebenarnya seorang bayi memerlukan waktu untuk masuk ke dalam posisi terbaik. Posisi dimana dia bisa bergerak melewatkan tubuhnya agar bisa masuk ke panggul ibu nya. Namun ketika kita mencoba untuk terburu-buru melahirkan bayi, maka bayi tersebut mungkin tidak dapat membuat penyesuaian atau tidak punya waktu untuk melakukan penyesuaian secara alami. Coba anda lihat proses persalinan normal seperti video di bawah ini, disini Anda akan melihat betapa secara alamiah si bayi berusaha memutar bahunya, tubuhnya kepalanya, menundukkan kepala dan menekukkan dahinya hanya untuk menyesuaikan tubuhnya dengan panggul dan jalan lahir sang ibu (sebuah usaha yang luar biasa)
Namun sering kali kita sebagai petugas kesehatan tidak sabaran. Selalu kaku dan terpaku pada JAM. Padahal kita tahu setiap persalinan punya waktunya sendiri. Induksi persalinan dan intervensi melahirkan meningkatkan kemungkinan terjadinya distosia bahu (Gherman, 2002).
Atau kadang walaupun sudah dilarang namun sampai sekarang masih sering dilakukan oleh bidan-bidan saat menolong persalinan yaitu dengan mendor0ng secara paksa dengan menekan fundus ibu dan membantu mendorong ketika si ibu mengejan. Atau dengan memberi aba-aba kepada si ibu untuk mengejan padahal sebenarnya Seorang wanita yang sedang melahirkan tau dan ahli mengenai kapan dan bagaimana dia mengejan. Kita sebagai bidan atau dokter cukup membimbingnya saja. Ketika kita memaksa siibu mengejan ini justru dapat memaksa bayi masuk ke dalam panggul tanpa membiarkan dan memberikan waktu padanya untuk melakukan penyesuaian dahulu.
Saya juga yakin (tapi harus ada penelitian kembali untuk saya, artinya saya harus melakukan riset kecil-kecilan dahulu untuk semakin memastikan ini) dengan menarik keluar bayi bisa meningkatkan kejadian distosia bahu. Ketika kepala bayi keluar sebaiknya menunggu kontraksi dulu (bisa 5 menit) agar bahu bisa keluar dengan nyaman.
Namun ini sangat menggoda bagi kita untuk segera memberitahu siibu agar segera mengejan tanpa menunggu kontraksi ada. Padahal mungkin bayi menggunakan waktu ini untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan agar bahu mudah untuk dilahirkan. Karena biasanya begitu kepala keluar dia akan melakukan putaran paksi untuk menyesuaikan kepala dengan bahunya. Tunggu dan amati saja dulu. Jika proses ini lama dan kita melihat ada tanda asfiksia baru kita lakukan maneuver atau intervensi.
Bersalin dalam posisi semi-recumbant
Ternyata bersalin dengan posisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya distosia bahu karena panggul tidak dapat terbuka.
Manajemen sebuah distosia bahu
Meskipun distosia bahu relatif jarang (1:200), namun Anda harus tahu apa yang harus dilakukan jika menemukan kasus seperti ini. Pertama adalah penting untuk tidak membuat situasi yang buruk menjadi semakin buruk:
Jangan menarik bayi karena hal ini akan berdampak bahu semakin tertahan. Ini adalah kesalahan yang paling umum orang membuat karena mereka panik.
Traksi dapat menyebabkan cedera pleksus brakialis pada bayi
Jangan memotong tali pusat jika sudah di sekitar leher bayi. Karena tali pusat yang utuh masih ada kemungkinan bayi menerima oksigen yang memberi Anda lebih banyak waktu dan membantu dengan melakukan resusitasi sesudahnya.
Berkomunikasi dengan ibu. Anda selalu punya waktu untuk menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, atau meminta dia untuk melakukan sesuatu.
Berikut adalah video yang menggambarkan mengapa menarik bayi keluar ketika terjadi distosia bahu adalah praktik yang buruk:
Dalam manajemen penatalaksanaan ditosia bahu juga harus memperhatikan kondisi ibu dan janin. Syarat-syarat agar dapat dilakukan tindakan untuk menangani distosia bahu adalah :
1. Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerjasama untuk menyelesaikan persalinan
2. Masih mampu untuk mengejan
3. Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh bayi
4. Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup
5. Bukan monstrum atau kelainan congenital yang menghalangi keluarnya bayi
Karena distosia bahu tidak dapat diramalkan, pelaku praktik obstetric harus mengetahui betul prinsip-prinsip penatalaksanaan penyulit.
Kita semua masih dalam tahapan belajar dan menyimpan informasi berbeda. Sebagai seorang bidan, trainer dan dosen saya mengajar dua pendekatan berbeda untuk alasan yang berbeda dalam penanganan distosia bahu:
HELPERR – PENDEKATAN STANDAR
Dalam kasus HELPERR:
H Call For Help
E Evaluate For Episiotomy
L Leg: Mc Robert Manuver
P External Pressure Suprapubic
E Enter: Rotation Manuver
R Remove The Posterior Arm
R Roll The Patient To Her Hand and Knees
Dalam pendekatan ini E pertama adalah untuk ‘mengevaluasi melakukan episiotomi’ namun ini jarang sekali dilakukan pada prakteknya di lapangan. Pertama, Anda harus sangat berani untuk mencoba menempatkan/meletakkan gunting sedemikian rupa di ruang yang sangat sempit di samping kepala bayi / wajah. Kedua, Anda benar-benar perlu untuk meletakkan tangan kiri anda untuk melindungi kepala dan wajah bayi dari gunting. Dalam management HELPERR masih ada beberapa kelemahan.
PENDEKATAN HOLISTIK
Ketika distosia bahu terjadi salah satu atau kedua dari 2 hal yang perlu terjadi untuk melepaskan atau membebaskan bahu:
1. Mengubah ukuran dan posisi (ibu) panggul
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong ibu untuk bergerak dan mengubah posisi. Anda dapat meminta atau membantu ibu untuk mengubah pinggulnya dengan: