Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth DISTOSIA BAHU & Penatalaksanaannya

DISTOSIA BAHU & Penatalaksanaannya

0
DISTOSIA BAHU & Penatalaksanaannya
Distosia Bahu

a. Mengangkat kaki dapat disertai dengan menggoyang ke belakang dan ke depan dari pelvis.

b. McRoberts adalah mudah jika ibu sudah berbaring. caranya adalah:

– Dengan posisi ibu berbaring, minta ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya, minta dua asisten (boleh suami atau anggota keluarganya) untuk membantu ibu.

– Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (kearah anus ibu) untuk menggerakkan bahu anterior di bawah symphisis pubis. Hindari tekanan yang berlebihan pada bagian kepala bayi karena mungkin akan melukainya.

– Secara bersamaan minta salah satu asisten untuk memberikan sedikit tekanan supra pubis ke arah bawah dengan lembut. Jangan lakukan dorongan pada pubis, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptur uteri

c. Gaskin Manuver. Ini dengan melakukan perubahan posisi yaitu saat ibu dalam posisi berbaring, si ibu langsung diminta untuk berputar dan mengubah menjadi posisi merangkak.

Langkah dari Gaskin maneuver ini sering di sebut FlipFLOP

Flip = memutar ibu dari posisi berbaring menjadi merangkak

FLOP =

F Flips Mom Over (memutar ibu dari posisi berbaring menjadi merangkak). Setelah ibu posisi terbalik menggunakan Gaskin’s Manuver kebanyakan bayi akan lahir spontan. Namun, jika bayi tidak lahir segera, bidan atau asistennya mengarahkan langkah berikutnya dilakukan ketika kontraksi berikutnya terjadi atau sebelum ada kontraksi.

L Lift Legs, Dengan di bantu bidan, mintalah ibu mengangkat satu kaki, arahkan ke depan posisi ini persis seperti posisi ketiaka atlet lari hendak bersiap-siap untuk mulai balapan lari. Jadi posisinya seperti gambar berikut ini:

Mohon perhatikan posisi kaki, sehingga lutut tidak terlalu jauh dari tubuhnya.

Sekarang mulailah melakukan lekukan atau menggulung bahu anterior bayi dari tulang kemaluan hingga bergerak disamping simfisis pubis.  pergeseran Pubis dari gerakan menempatkan kaki ke dalam posisi “Running Start” seperti diatas seolah-olah ini adalah seperti maneuver setengah McRoberts yang dilakukan dengan ibu di dalam posisi terlentang. Setengah dari tulang kemaluan yang terguling atau bergeser ketika kaki diangkat.  Jika lengan tidak dapat diputar, pindah ke manuver berikutnya lebih cepat.

O Oblique (Rotete Shoulder To Oblique) memutar bahu kearah oblique. jika bayi tidak langsung lahir ketika kontraksi setelah dilakukan perubahan posisi menjadi posisi “Running Start”, selipkan tangan bidan ke ibu ssampai ia menemukan bagian belakang bahu posterior bayi.  memutar bahu posterior ke arah dada bayi ke diameter miring dari panggul ibu. Ada ruangan yang paling dalam dari diameter miring (diameter oblique) panggul.  Dengan demikian bayi akan mudah dari memutar bahu posterior ke diameter miring. Jika tetap gagal Lanjutkan upaya.

P Posterior Arm To Get it. ini dilakukan dengan mencari lengan bayi dan mengeluarkannya menyapu tangan ke arah dada bayi . sehingga Lengan ini akan flex, yang berarti itu akan membuat sebuah tikungan. Sekarang bidan dapat menangkap pergelangan tangan bayi,  Kemudian seluruh lengan lalu goyangkan dengan hati-hati. Hal ini akan mengurangi diameter tubuh bayi sekitar 2 cm.Jika itu tidak cukup, bayi diputar 180 derajat sehingga lengan sebelumnya anterior sekarang posterior dan lengan dibawa keluar. Sekarang ibu bisa mendorong dan bayi akan keluar.

Manuver Gaskin ini angka keberhasilannya cukup tinggi yaitu 80-90%

Gambaran maneuver ini ada di video berikut:

2. Mengubah ukuran dan posisi (bayi) bahu

Tindakan ini akan membuat diameter bahu bayi lebih kecil. Memutar bahu ke diameter oblique dari panggul akan tersedia ruang ekstra.

Beberapa maneuver yang dilakukan untuk memperkecil diameter bahu bayi antara lain dengan:

a. Manuver Rubin (1964)

– Pertama dengan menggoyang-goyang kedua bahu janin dari satu sisi ke sisi lain dengan memberikan tekanan pada abdomen.

– Bila tidak berhasil, tangan yang berada di panggul meraih bahu yang paling mudah di akses, kemudian mendorongnya ke permukaan anterior bahu. Hal ini biasanya akan menyebabkan abduksi kedua bahu kemudian akan menghasilkan diameter antar-bahu dan pergeseran bahu depan dari belakang simfisis pubis

https://www.youtube.com/watch?v=zCiLr9Ap_Io

b. Manuver Corkscrew Woods (1943)

– Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan lakukan penekanan pada bahu anterior, ke arah sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan mengurangi diameter bahu

– Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah sternum.

c. Teknik Pelahiran Bahu Belakang

– Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan pegang tulang lengan atas yang berada pada posisi posterior

– Fleksikan lengan bayi di bagian siku dan letakkan lengan tersebut melintang di dada bayi

Dalam penanganan distosia bahu tidak ada urutan tertentu tindakan mana dulu yang bisa Anda coba. Ini akan tergantung pada seberapa baik ibu bisa bergerak, posisi pasien, dan akses yang Anda miliki menjadi yaitu pinggulnya. bagaimana dan di mana Anda bisa mendapatkan jari anda di (jika diperlukan). Sebagai contoh, maneuver Rubins akan lebih mudah untuk dilakukan daripada tekanan suprapubik pada ibu yang posisinya bersandar ke depan.

Suatu pendekatan holistik berarti mengambil dan menggunakan gerakan atau tindakan yang tepat pada saat itu.

PENDEKATAN DRASTIS

Jika pilihan yang lain gagal yang biasanya melibatkan kerusakan pada bayi atau ibunya. Langkah berikutnya adalah menggunakan maneuver Zanvanelli namun ini mustinya dilakukan di RS besar dengan persiapan SC karena langkahnya adalah sebagai berikut:

Manuver Zavanelli (Sandberg, 1985)

– Mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior atau posterior bila kepala janin telah berputar dari posisi tersebut

– Memfleksikan kepala dan secara perlahan mendorongnya masuk kembali ke vagina yang diikuti dengan pelahiran secara sesar.

– Memberikan terbutaline 250 mg subkutan untuk menghasilkan relaksasi uterus

DAFTAR PUSTAKA

  1. Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams Ed. 21 Vol. 1. Jakarta : EGC.
  2. Depkes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
  3. Saifudin, Abdul Bari .2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  4. Winkjosastro, H. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  5. Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2. Jakarta : EGC
  6. Bruner JP, SB Drummond, AL Meenan, IM Gaskins, J Reprod Med Mei 1998; 43 (5) :439-443
  7. http://www.spinningbabies.com/spinning-babies-and/resolving-shoulder-dystocia