
Kami memilih untuk menunggu hari agak siang, supaya bisa menemukan angkutan kota yang bisa membawa kami ke rumah kontrakan teman saya.Namun , dr hasil berbincang 2 dengan beberapa orang yang berada di stasiun, ternyata di Klaten tidak ada angkot.Yang ada hanya ojek dan becak.Katanya sih, karena motor sudah terlalu banyak.Ya sudah, kami memutuskan untuk naik ojek menuju TKP.Sepanjang perjalanan menyusuri kota Klaten pagi hari, kami menikmati suasana kota yang bersih, rapi, nyaman , jalan2 lebar dan arus transportasi tidak sepadat Purwakarta.
Sesampai di rumah kontrakan teman saya, kamipun berbasa basi, bertukar cerita ttg pekerjaan, teman kuliah dan kehamilan yang rupanya teman saya juga sedang menjalani kehamilan ke2 di usia 32 w.Setelah itu kami makan, mandi dan begitu baiknya teman saya menawari kami memakai motor untuk mempermudah mobilitas kami.
Sekitar jam 09.30 dengan modal nekat, saya dan suami menyusuri kota Klaten berdua untuk mencari lokasi Klinik bidan Kita.Sebelumnya saya sudah berkomunikasi melalui sms dan pesan di Facebook dengan Mbak Yesie dan mbak Yesie menyarankan saya untuk datang jam 10 pagi.Walaupun sempat nyasar, akhirnya kami menemukan Klinik Bidan Kita sekitar jam 10.30 an.
Memasuki halaman Klinik, suasana nya memang hommy dengan cat tembok hijau muda yang menyejukkan mata, gemericik air di pancuran kecil yang dihiasi bunga kamboja , juga beberapa tanaman hias menghijau indah menambah kesan nyaman berada di klinik tersebut.Tulisan besar Klinik Bidan Kita dengan slogan “Langkah Nyaman Sambut Buah Hati” dan beberapa pelayanan yang ditawarkan, membuat saya yakin bahwa ini memang klinik yang kami cari.
Begitu masuk ke dalam klinik, kami disambut dengan hangat oleh mbak Ulya, asisten mbak Yesie.Mbak Ulya menanyakan beberapa hal dan kamipun melakukan beberapa persiapan untuk mengikuti kelas persalinan dan Hypno Birthing.Beberapa menit kemudian, mbak Yesie yang terlihat muda, segar, cantik , sangat ramah dan hangat juga menyambut kami dengan senyuman khasnya.
Kami segera memasuki ruang relaksasi, mbak Yesie memeriksa kondisi janin dalam rahim saya dan menyatakan bahwa kepala baby sudah turun ke panggul dan posisi sudah siap untuk persalinan nanti, denyut jantung baby juga bagus dan ukuran baby msh ideal.
Mbak Yesie memberikan materi tentang persalinan dan Hypno Birthing yang semakin menambah wawasan kami ttg kehamilan dan persalinan yang nyaman.Sebelumnya saya juga sudah banyak membaca dan copas di FB maupun forum kantor dengan mencantumkan sumbernya tentang artikel2 Bidan Kita yaitu www.BidanKita.com.
Kelas yang kami ikuti tidak membosankan karena pembawaan materi dari mbak Yesie yang dikemas dengan sangat menarik.Sehingga waktu terasa berlalu begitu cepat.Sorenya, saya bertemu dengan beberapa klien mbak Yesie yang akan mengikuti Yoga Class.Ada yg sedang menanti HPL, ada yang kehamilannya sudah lewat 1 minggu dari HPL, ada juga yang sedang menjalani therapy hypnofertilisasi untuk mendapatkan momongan.Kami pun melakukan Yoga bersama2 mulai jam 4 sore s/d jam 6 sore.
Selama 2 hari kami menjalani kelas persalinan dan Hypno Birthing di Klinik bidan Kita,ada pula latihan endorphin massage, birthing ball untuk induksi alami. Di antara sela2 latihan, saya sempat berfoto bersama suami dan mbak Yesi di Klinik dan di Kebun Kamboja yang terletak sekitar beberapa meter dari klinik.Secara kebetulan, tanpa direncanakan, saya bertemu dan konsultasi ttg laktasi dengan ibu Sri Budiyati, salah satu aktivis AIMI ASI di Klaten dan juga ibu Lanny Kuswandi yang merupakan salah satu pelopor hypno birthing di Indonesia.
Hari Sabtu, 5 November 2011 mbak Yesie dan suami ,Pak Hendro yang secara kebetulan mau jalan-jalan ke Jogja mengantar kami sampai agen travel jurusan Magelang.Dua hari kemudian suami kembali ke Purwakarta untuk masuk kantor lagi.Sedang saya tinggal di rumah orang tua di Magelang sambil menanti kelahiran baby saya.
Selama di Magelang, saya melakukan berbagai aktivitas baik pekerjaan rumah tangga, jalan pagi tanpa alas kaki, birthing ball, pijat perineum, senam kegel, senam hamil, mendengarkan CD relaksasi Hypno Birthing dari Mbak Yesie, jalan ke pasar sendiri dll.Saya berusaha menikmati hari-hari menuju HPL saya yaitu tanggal 29 November 2011.
Selain itu saya juga mensurvey beberapa klinik bidan, Rumah Bersalin, obgyn di Magelang yang mungkin jadi 2nd opinion jika saya tidak bisa melahirkan di Klinik Bidan Kita.Berbekal dari artikel2 Bidan Kita khususnya tentang Birth Plan, saya mulai mengajak DSOG maupun bidan yang saya datangi untuk sharing tentang beberapa hal.Dari 2 DSOG dan 4 bidan yang saya datangi, ternyata saya lebih sreg dengan bidan karena mereka lebih bisa “fleksibel” dibanding RS maupun DSOG yang sebagin besar bekerja text book / berdasarkan SOP.Rata2 bidan yang saya kunjungi pro persalinan normal , menghindari episiotomi, memberikan kebebasan ibu untuk memilih posisi persalinan, memberikan kesempatan untuk melakukan mobilitas selama persalinan dan juga makan maupun minum.Untuk pemecahan ketuban ada beberapa bidan yang masih melakukan jika ketuban belum pecah sedangkan persalinan sudah mulai aktif .Rata2 mereka mendukung IMD dan rooming in.Namun untuk penundaan pemotongan tali pusat apalagi lotus birth, rasanya masih jauh panggang dari api.Ada beberapa dari mereka yang tau / pernah mendengar tentang penundaan pemotongan tali pusat.Tapi belum berani mempraktekannya karena belum pernah mendapat sosialisasi/pelatihan.Jadi pupuslah harapan saya untuk melakukan delayed of clamping umbilicial cord /proses penundaan pemotongan tali pusat.Malah, secara tidak sengaja saya sharing dengan seorang dukun bayi/paraji yang waktu itu memijat saya.Beliau menuturkan, dalam menolong persalinan , beliau selalu menunda pemotongan tali pusat sampai plasenta lahir secara alami.Hingga sempat terbersit dalam pikiran saya untuk home birth dengan dukun bayi tsb.Tapi , suami dan keluarga keberatan , takut jika ada hal2 di luar perkiraan dan kami tidak siap dengan peralatan medis.Selain itu, saya baru tau kalau sekarang , dukun bayi tidak boleh membantu home birth sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan bidan di Klinik Bidan.Ya sudah, akhirnya saya mengantongi salah satu nama bidan yang lokasinya cukup terjangkau dari rumah untuk membantu persalinan saya nanti jika tidak berjodoh dengan Bidan Kita.
Beberapa hari menuju HPL,suami meminta ijin dari kantor tepatnya tanggal 26 November 2011 dengan tujuan untuk mendampingi persalinan saya.Menjelang HPL saya, belum ada tanda2 melahirkan seperti yang selama ini sudah saya pelajari dari kelas persalinan, artikel dll.Braxton hicks saya rasakan makin sering.Sehari lewat dari HPL, saya mulai cemas.Tapi suami mengingatkan saya bahwa HPL masih bisa ditolerir sampai dengan 2 minggu seperti penjelasan Mbak Yesie waktu kami melakukan kelas persalinan tempo hari.Dua hari berlalu dan belum ada tanda2 juga.Saya sms mbak Yesie dan Mbak Ulya , dan mereka menyarankan saya untuk tetap tenang karena yakin bayi itu cerdas.Mereka lebih tau kapan saat yang tepat untuk lahir.Atas Ijin Allah tentunya.Mbak Yesi + Mbak Ulya juga menyarankan saya untuk melakukan induksi alami.
Di tengah kekhawatiran saya itu, klien mbak Yesie, mbak Irma yang melakukan GB VBAC dan lotus birth anak ke 3 , baby Fariz di Klinik Bidan Kita menelpon saya, memotivasi untuk positif thinking dan yakin saya bisa melakukan GB dengan nyaman, normal dan alami meskipun sudah telat beberapa hari dari HPL.Kebetulan saya dan suami sempat bertemu dengan mbak Irma sewaktu kami sedang melakukan kelas persalinan tempo hari.Mbak Irma juga pernah mengalami HPL mundur pada kehamilan anak kedua yang akhirnya berakhir dengan induksi kemudian SC.Alhamdulillah motivasi dari mbak Irma dan juga beberapa teman membuat saya cukup rileks dan bisa berpikir positif.
Namun ada hal yang mengganjal di benak saya yaitu, rencana suami untuk pulang kembali ke Purwakarta karena ijin kantor yang sudah seminggu membuat saya mulai cemas lagi.Dalam setiap doa sehabis sholat saya selalu berharap bisa bersalin dengan normal, nyaman,alami, syukur2 bisa Gentle Birth ,Water Birth dan saya ingin sekali suami bisa mendampingi dalam proses persalinan saya nanti.Terbersit pikiran negatif bahwa baby saya akan lahir saat papanya di Purwakarta.Tapi kemudian, saya pasrahkan semua kepada Allah, Dzat yang Maha Mengatur segalanya
Jum”at,tanggal 2 Desember, 3 hari lewat dari HPL, terlintas saya ingin mengunjungi kampung halaman ibu saya di salah satu pegunungan di Magelang untuk memohon doa restu dari simbah putri juga saudara yang lain.Sabtu, 3 Desember, 4 hari lewat dari HPL suami sudah berencana akan pulang.Tapi saya menahan untuk satu hari lagi dia tinggal di sini.Dia pun mengiyakan.
Sabtu malam, saya dan suami keluar sebentar ke salah satu toko di komplek Perumahan kami membeli bekal makanan untuk perjalanan suami pulang ke Purwakarta besok.Sesampai di rumah, jam 8 malam saya menemukan ada bercak lendir darah di CD saya.Saya pun kemudian berpikir, apakah ini tanda2 persalinan yang selama ini saya pelajari?
Saya menelpon mbak Yesie, menanyakan tanda2 yang saya dapatkan.Mbak Yesie menyarankan saya untuk tetap rileks, tetap makan dan minum dan tidur untuk saving energy.Saya mengutarakan niat saya kembali untuk melahirkan di Bidan Kita Klaten kepada kedua orang tua saya.Rupanya saya mendapat kabar buruk.Kali Putih yang merupakan jalur transportasi Magelang-Jogja-Klaten banjir lahar dingin Merapi.Selain itu mobil di rumah rusak dan tidak ada yang berani mengantar saya ke Klaten.Harapan saya pupus sudah untuk melahirkan nyaman di Bidan Kita.Namun saya tetap berusaha rileks dan kedua ortu menyarankan saya untuk dibawa ke klinik bidan terdekat dari rumah saya.Sampai di sana saya di VT (periksa dalam) dan ternyata masih fase laten.Ibu bidan muda tersebut /asisten bidan senior menyarankan saya untuk pulang dulu untuk kemudian datang besok pagi /Subuh.
Selama malam itu, saya tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kontraksi rahim yang cukup intensif dengan selisih waktu sekitar 5 menit dan durasi 1 menit.Saya terus buka FB, gugling di web, baca di artikel tentang tanda2 persalinan dan bagaimana mengatasinya.
Paginya,jam 6 saya kembali ke klinik bidan dekat rumah saya dan saya di VT.Ternyata masih pembukaan 1, ibu bidan senior mengatakan perkiraan lahir anak saya kalau tidak nanti malam ya besok pagi.Bidan menyuruh saya untuk pulang lagi dan menyarankan saya untuk datang kembali kalau durasi kontraksi sudah sekian menit.Tapi saya malah bingung bagaimana menghitungnya..hehe..