
Jam 7 pagi mbak Yesie menelpon menanyakan bagaimana keadaan saya.Saya mohon maaf ke mbak Yesie tidak bisa berangkat ke Klaten karena mobil rusak dan tidak ada yang bisa mengantar.Mbak Yesie menawari saya untuk dijemput Pak Hendro suaminya dari Klaten ke Magelang.Saya sangat gembira dan setuju.
Dalam perjalanan ke Klaten, saya didampingi suami, ibu dan ayah saya.Setiap kali kontraksi , ibu mengelus2 dengan lembut perut saya dan saya merasakan sakit nya lumayan berkurang.Waktu suami berusaha membantu, ternyata sentuhannya tidak selembut ibu (weeek..).
Sesampai di Klinik Bidan Kita, mbak Yesie menyambut saya dengan senyuman, melakukan VT, jam 12 siang Alhamdulillah sudah pembukaan 2 , kemudian mengecek denyut janin saya.Alhamdulillah semua baik2 saja.Ibu dan ayah saya pulang ke Magelang, sehingga saya hanya didampingi suami .Selain mbak Yesie dan mbak Ulya tentunya.
Mbak Yesie menyarankan saya untuk makan siang, tidur siang utk saving energy.Saya sudah tidak enak makan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.Lalu mbak Yesie menyuruh saya untuk melakukan mobilitas, jalan-jalan di sekitar rumah, birthing ball dll.Setiap kali kontraksi, saya mengambil posisi berlutut / merangkak dan memeluk lutut suami.Suami pun mengelus2 punggung saya, memijat dan menempelkan buli2 panas yang lumayan mengurangi nyeri kontraksi.
Sorenya sekitar jam 5, mbak Yesie menyuruh saya mandi dan berusaha tersenyum meskipun nyeri kontraksi,supaya saya nampak cantik saat bertemu buah hati kami nanti.Dalam setiap detik, mbak Yesie mendampingi saya, memberi support, perhatian, pujian, kasih sayang , pijatan dan menceritakan kisah2 kelahiran yang lain agar saya termotivasi untuk tetap rileks dan fokus ke janin yang akan segera bertemu kami.Mbak Yesie pun menuntun saya untuk relaksasi nafas setiap kali nyeri kontraksi datang.Mbak Ulya dan suami saya pun demikian juga, dengan sabar memijat saya, menempelkan buli2 panas di punggung, tulang ekor, perut untuk mengurangi rasa nyeri saya.(Kalian benar2 tim yang hebat).
Jam 8 malam, pembukaan 6 dan saya mengalami pecah ketuban.Saya pernah baca kalau ketuban sudah pecah biasanya gak boleh masuk kolam, kalaupun masuk gak boleh terlalu lama,gak boleh sering VT takut tercemar infeksi.Tapi saya tetap saja bandel.Selalu bertanya saya sudah pembukaan berapa.Padahal taunya pembukaan kan dari VT(hehe).
Sudah 24 jam sejak fase laten dan saya sudah lemas sekali.Apalagi saya hanya bisa makan beberapa suap tapi bisa minum banyak.Jam 10 malam pembukaan 8, saya meminta kepada mbak Yesie apa saya sudah boleh masuk ke kolam plastik berdiameter 2 meter yang sudah disiapkan sejak sore tadi.Mbak Ulya mulai menambahkan air hangat ke dalam kolam dari 2 buah panci besar.Dan saya pun masuk ke dalam kolam.Sejak saya masuk kolam itu, saya tidak selalu berada di dalam kolam, tapi kadang2 keluar untuk jeda/istirahat dan mencoba tidur.
Rasanya memang lebih rileks dan mengurangi nyeri kontraksi yang saya rasakan.Mbak Yesie masih sabar menuntun saya untuk latihan nafas, menahan untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap krn dikhawatirkan membuat mulut rahim jadi bengkak sehingga menyulitkan janin untuk lewat.Rasanya saya sudah tidak tahan untuk tidak mengejan karena dorongan yang luar biasa dari dalam seperti pengin BAB yang teramat sangat.Tapi saya tetap menahan mengejan seperti arahan mbak Yesie.
Sekitar jam 12 malam saya tidak tau sudah pembukaan berapa, saya sudah tidak tahan lagi.Saya meminta dengan sangat kepada mbak Yesie untuk boleh mengejan.Awalnya mbak Yesie masih ragu, tapi kemudian mengijinkan juga akhirnya.Ternyata mngejan di saat nyeri kontraksi seperti itu tidak semudah yang dibayangkan.Saya merasakan mules yang luar biasa seperti orang sembelit tapi tidak bisa keluar.
Saya sempat diinfus cairan gula untuk menambah tenaga, dirangsang untuk mengeluarkan poop dengan cara disemprot cairan khusus di anus.Katanya kalau “ek nya sudah keluar, mengejannya bisa lebih efektif.Tapi ternyata saya tidak berhasil e”ek.Saya sudah nyaris menyerah karena sudah hampir 30 jam mengalami nyeri kontraksi sejak fase laten, tidak nyenyak tidur dan tidak enak makan. Tenaga saya sudah benar-benar habis waktu itu.Tapi dngan sabarnya, mbak Yesie, mbak Ulya dan suami terus memotivasi saya untuk berjuang mengingat perjuangan baby kami yang luar biasa, sejak awal terus berusaha mencari jalan lahir. Kasihan juga si DD kalau terlalu lama di mulut rahim.Mungkin kalau di RS, saya sudah di vakum atau di epis.
Jam 01 dini hari kepala bayi mulai muncul sedikit di perineum saya.Mbak Ulya mengambil foto , video dan menunjukan kepada saya, supaya saya makin semangat.Posisi saya saat kontraksi maupun saat mengejan baik di ranjang maupun di kolam bervariasi.Kadang menungging, setengah duduk, setengah jongkok, jongkok, berlutut, bersandar ke pinggiran kolam, pokoknya posisi senyaman saya.Ternyata benar, setiap ibu mempunyai intuisi untuk memilih posisi persalinan yang bisa membuat lebih nyaman.
Setelah perjuangan mengejan yang cukup panjang dan melelahkan , selama kurang lebih 40 menit an, dibantu suami saya yang juga masuk ke kolam dan duduk di belakang saya, Alhamdulillah bayi saya lahir Senin 05 Desember 2011 jam 01.43 an dini hari.Dimulai dengan kepala bayi yang keluar, badannya sampai kaki, lalu mengapung di kolam.Setelah itu saya diarahkan untuk meraih bayi saya dari dalam kolam.Ternyata, tali pusat bayi saya putus karena terlalu pendek (+/_) 17 cm.Sedangkan normalnya tali pusat panjang 60 cm.Mbak Yesie segera melakukan pembersihan saluran nafas bayi dengan bubble syringe ,mbak Ulya mengklem tali pusat.Lalu saya diajak ke ranjang kembali sambil bayi saya dibungkus handuk.
Proses berikutnya, saya dibantu mbak Yesie untuk melakukan IMD selama satu jam.Sedangkan mbak Yesie merogoh plasenta saya ke dalam rahim secara manual dengan tangan karena plasenta saya lengket (riwayat konsumsi penguat kandungan selama kehamilan trimester pertama).Lalu perineum saya dijahit banyak, mungkin ada 15 jahitan.Rasa nyeri diambil plasenta secara manual maupun waktu dijahit, sudah tidak senyeri saat kontraksi persalinan tadi.
Alhamdulillah akhirnya proses persalinan saya berakhir dengan lancar, aman, selamat , ibu dan bayi sehat.
Kamipun baru bisa tidur sekitar jam 4 pagi.Jam 11 siang saya dijemput keluarga saya untuk kembali ke Magelang.
Begitulah sekelumit pengalaman persalinan anak pertama kami yang kami beri nama :
Dzakiya Alya Kirana
Yang artinya :
Semoga menjadi wanita cerdas yang berakhlak mulia dan menjadi cahaya/ penerang bagi lingkungannya.Amin Ya Rabbal “Alamin. ”