
1. Bakteriuria Asimtomatik (Asymptomatic Bacteriuria)
Adalah kondisi di mana terdapat bakteri dalam urin ≥10⁵ CFU/mL, namun tidak ada gejala yang dirasakan ibu.
⚠️ Mengapa penting?
Walaupun tanpa gejala, jika tidak diobati, bakteriuria asimtomatik bisa berkembang menjadi:
-
Sistitis
-
Pielonefritis
-
Ketuban pecah dini (KPD)
-
Persalinan prematur
Deteksi:
-
Hanya bisa diketahui lewat skrining urin rutin (urinalisis dan kultur urin), terutama di trimester pertama.
Penanganan:
-
Antibiotik oral selama 3–7 hari (sesuai hasil kultur dan sensitivitas)
-
Dilanjutkan pemantauan urin secara berkala
WHO dan ACOG merekomendasikan semua ibu hamil menjalani skrining bakteriuria asimtomatik minimal 1 kali di trimester pertama.
2. Sistitis (Infeksi kandung kemih)
Apa itu? Infeksi yang terjadi di kandung kemih, biasanya disebabkan oleh bakteri E. coli yang naik dari uretra.
Gejala:
-
Sering ingin berkemih (BAK) tapi hanya sedikit yang keluar
-
Nyeri, panas, atau rasa terbakar saat BAK
-
Anyang-anyangan
-
Urin keruh atau berbau tidak sedap
-
Kadang nyeri perut bawah (suprapubik)
⚠️ Komplikasi jika tidak ditangani:
-
Infeksi bisa naik ke ginjal → pielonefritis
-
Risiko prematuritas dan BBLR meningkat
Penanganan:
-
Antibiotik oral selama 5–7 hari
-
Banyak minum air
-
Evaluasi ulang urin pasca terapi
3. Pielonefritis Akut (Infeksi ginjal)
Pielonefritis adalah infeksi serius pada ginjal dan sistem saluran atas urin. Ini adalah komplikasi ISK paling berat selama kehamilan, dan sering menjadi alasan rawat inap.
Gejala khas:
- Demam tinggi (>38.5°C)
- Menggigil
- Nyeri pinggang satu sisi atau kedua sisi
- Mual dan muntah
- Kadang disertai kontraksi atau nyeri perut bawah
- Penurunan nafsu makan, lemas
Risiko dan komplikasi:
- Sepsis maternal
- Persalinan prematur
- KPD
- Distres janin
- Risiko jangka panjang pada ginjal jika infeksi berulang
Penanganan: