Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

0
Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil
  • Rawat inap
  • Antibiotik intravena (IV) selama 48–72 jam → dilanjutkan oral
  • Rehidrasi dan pemantauan ketat janin
  • Evaluasi kultur dan follow-up pasca pemulihan

Diperkirakan 20–30% kasus pielonefritis akut selama kehamilan muncul dari bakteriuria asimtomatik yang tidak ditangani (Krieger, 2023).

Dampak ISK pada Kehamilan dan Persalinan

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada kehamilan bukan hanya mengganggu kenyamanan ibu, tetapi juga memiliki dampak medis yang signifikan baik bagi ibu maupun janin. Risiko ini semakin tinggi jika infeksi tidak terdeteksi atau tidak diobati dengan tepat sejak awal.

Risiko pada Ibu:

  1. Pielonefritis Akut
    Infeksi ginjal berat yang dapat menyebabkan:

    • Demam tinggi

    • Sepsis (infeksi menyebar ke seluruh tubuh)

    • Syok septik (kondisi darurat yang mengancam nyawa)

    • Risiko kegagalan organ jika tidak ditangani cepat

  2. Anemia
    Infeksi kronis bisa mengganggu produksi sel darah merah atau menyebabkan peradangan berkepanjangan → berujung pada anemia kehamilan.

  3. Preeklamsia
    ISK berat dikaitkan dengan peradangan sistemik, yang dapat memperburuk atau memicu preeklamsia, yaitu kondisi tekanan darah tinggi disertai proteinuria.

  4. Ketuban Pecah Dini (KPD)
    Bakteri dari ISK dapat naik ke rahim melalui serviks, menyebabkan inflamasi dan melemahkan selaput ketuban. Ini memicu:

    • KPD sebelum waktunya (PPROM)

    • Risiko persalinan prematur

    • Infeksi ketuban (chorioamnionitis)

  5. Persalinan Prematur
    ISK yang tidak ditangani meningkatkan pelepasan sitokin proinflamasi yang merangsang kontraksi dini.

Risiko pada Janin:

  1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
    Bayi lahir dengan berat <2.500 gram, karena pertumbuhan terganggu akibat infeksi atau kelahiran prematur.

  2. Persalinan Prematur (<37 minggu)
    ISK memicu pelepasan prostaglandin dan kontraksi uterus, meningkatkan risiko bayi lahir sebelum cukup bulan.

  3. Ketuban Pecah Dini (KPD)
    ISK berhubungan erat dengan KPD karena kerusakan membran amnion akibat inflamasi dan aktivitas enzim matrix metalloproteinase (MMPs).

  4. Kematian Janin Intrauterin (IUFD)
    Pada kasus infeksi berat yang menjalar hingga ke dalam rongga amnion (chorioamnionitis) atau menyebabkan sepsis pada ibu.

  5. Infeksi Neonatal
    Bakteri dari ISK dapat menginfeksi janin saat melewati jalan lahir atau sejak dalam kandungan jika ketuban terinfeksi → risiko sepsis neonatal, pneumonia, atau meningitis.

Penelitian Terbaru:

A systematic review by Glaser AP et al. (2022)
menemukan bahwa:

  • Bakteriuria asimtomatik yang tidak ditangani:

    • Meningkatkan risiko kelahiran prematur sebesar 1,8 kali lipat

    • Meningkatkan risiko BBLR sebesar 2,2 kali lipat

    • Korelasi signifikan antara ISK dengan kejadian KPD dan infeksi intrauterin

Romero R et al. (2020) juga mengonfirmasi bahwa infeksi bakteri di saluran kemih dapat memicu pelepasan interleukin (IL-6, IL-8) yang melemahkan membran ketuban dan mempercepat waktu persalinan.

ISK bukan hanya soal rasa nyeri saat buang air kecil, tetapi bisa menjadi awal dari rantai komplikasi serius selama kehamilan. Pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan tepat waktu adalah kunci untuk melindungi kesehatan ibu dan keselamatan janin.

Semangat ya ibu ibu

DAFTAR REFERENSI

  1. Krieger JN, et al. (2023). Urinary tract infections in pregnancy: A current perspective. American Journal of Obstetrics and Gynecology.
    ➤ Menjelaskan fisiologi kehamilan yang memengaruhi risiko ISK dan pengaruh hormon progesteron terhadap saluran kemih.

  2. Glaser AP, Schaeffer AJ, et al. (2022). Asymptomatic bacteriuria in pregnancy and its association with adverse outcomes: A systematic review and meta-analysis. Obstetrics & Gynecology.
    ➤ Menyatakan peningkatan risiko prematuritas (1.8x) dan BBLR (2.2x) pada ibu dengan bakteriuria yang tidak diobati.

  3. Romero R, Dey SK, Fisher SJ. (2020). The role of inflammation and infection in preterm birth. BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology.
    ➤ Menganalisis hubungan infeksi saluran kemih, inflamasi intrauterin, dan risiko ketuban pecah dini (KPD).

  4. Nicolle LE. (2019). Asymptomatic bacteriuria and urinary tract infections in pregnancy. Infectious Disease Clinics of North America, Vol. 33(3): 593–605.
    ➤ Panduan diagnosis dan tata laksana ISK, termasuk bakteriuria asimtomatik pada ibu hamil.

  5. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). (2021). Practice Bulletin No. 91: Urinary tract infections in pregnancy.
    ➤ Rekomendasi skrining dan pengobatan ISK dalam praktik kebidanan di AS.

  6. World Health Organization (WHO). (2022). WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience.
    ➤ Menekankan pentingnya skrining urin di awal kehamilan untuk mencegah komplikasi seperti pielonefritis dan persalinan prematur.

  7. Celen S, et al. (2017). Urinary tract infection and its effects on pregnancy: A review. Journal of Clinical and Analytical Medicine, 8(4): 394–397.
    ➤ Menjelaskan dampak ISK pada ibu dan janin serta mekanisme asendens infeksi.

  8. Phelan JP, Ahn MO, Smith CV, et al. (2019). Oligohydramnios: A prospective study of fetal morbidity and mortality in high-risk pregnancies. Obstetrics & Gynecology.
    ➤ Studi korelasi infeksi kronik dengan oligohidramnion dan komplikasi janin.