Bidan Kita

Home Childbirth Mengenal Lebih Dekat Dengan Air Ketuban: Ibu-ibu Jangan Sampai Salah!

Mengenal Lebih Dekat Dengan Air Ketuban: Ibu-ibu Jangan Sampai Salah!

0
Mengenal Lebih Dekat Dengan Air Ketuban: Ibu-ibu Jangan Sampai Salah!

Kasus yang sering terjadi yang seringkali membuat para ibu galau adalah, ketuban kurang dan ketuban pecah dini. nah bagaimana solusinya agar anda tidak terlalu galau? bisa Anda baca disini ya.

dan, pagi ini ada kisah persalinan yang sangat menarik dan sayapun sudah mendengar kisah ini beberapa kali dan sebenarnya cukup membuat saya geli. berikut ini kisahnya:

13653055_10206915212144869_7443045431425155623_o

 

“Bu Yessie….terimaksih yaa ilmu yoga balance dan gentle birth nya. Mau dicurhatin juga sebelum sy persalinan.. Ibu baik sekaliii, smg Tuhan selalu melindungi dan membalas kebaikan Ibu 😊😊

Jadi, sya sempat panik krna sdh mendkati HPL Jumat, 17.06.2016 blm ada tnda2 gelombang cinta, sesekali udah ada sejak 38-39w tp cm lemah. Akhirnya kamis tgl 16, dibuat havefun unt jln2 ke bidankita di Klaten ikut akupuntur dan moxa, sma terapis yg super baik2. Bikin lbih rilex..
Sabtu, 18.06.2016 jadwal kontrol di J**. Langsg shock dibilang ketuban tgl sedikit dan harus CS bsk pagi unt keselamatan baby, sempat curhat sma Bu Yessie disarnkan cri 2nd opinion dan minum kangen water. Langsg cri dokter yg prktek saat itu jg, dpt di RS** SI. Hasil periksa bkin lbh shock, ketuban kering! Hrus CS sore itu jg. Sambil trus coba tenang dan banyak minum, ttp afirmasi positif yakin tbuh dan debay baik2 aja. Krn 2 dr nyaanin CS akhirnya putusin unt balik J**. Masuk ruang periksa, di usg lagi. Langsung takjub, yg tdi pgi dan siang hasilnya bkin shock. Dokter bilang ketuban masih banyak dan lahir normal aja, tp disaranin dr langsg ambil kamar dn akan dibntu induksi dg dosis rendah 1/8. Tiba2 langsg sumringah!! Persiapan rwt inap minggu siang pembukaan 2, malam 4, masuk ruang bersalin..
Di ruang bersalin ttp bisa santai smbil terapin nafas yoganya Bu Yess, smbil lemesin ajaa saat kontraksi. Sempat keganggu, sebelah triak2 kesakitan. Sampe bidan heran say bisa ttp santai atur nafas dan gak bikin “berisik”. Alhamdulillah Senin pagi 20.06.2016 09.40 WIB si baby boy lahir normal dgn BB 3.09 kg , TB 50 cm. Masih gak percaya afirmasi dan saran Bu Yessie manjur semuaa. Afirmasi lahir normal dan BB 3kg. Dan saran unt minum bntu air ketuban dan tetep “lemesinnn tsaaayyyy” berhasil… 
Melhirkan itu menyenangkan, terimakasih Bu Yessie, Umi dan Aldric bisa kerjsama dan lahir gentle😚😚😚

Apa kasus menarik dan pelajaran yang di dapat dari kisah persalinan ibu X di atas?

  1. pagi dan siang hari 2 dokter menyatakan ketuban kurang dan ketuban kering
  2. Sore harinya ternyata ketuban normal dan cenderung banyak

Mungkinkah ketuban menghilang begitu saja?kemudian muncul lagi? (seperti sulapan yach?!)

atau mungkinkah sang dokter salah diagnosa? lalu apa jadinya jika salah diagnosa, dan sang ibu percaya, lalu langsung setuju untuk melakukan intervensi?

Okay, kita abaikan dulu kemungkinan tentang salah diagnosa, tapi saya akan mencoba untuk membahas tentang issue ketuban yang kurang.

selama ini, yang terjadi di lapangan adalah standart praktek kebidanan di Indonesia sangat berkiblat dengan standart praktek di AS. buktinya, Standar praktek di AS adalah untuk menginduksi persalinan aterm jika seorang ibu memiliki cairan ketuban yang rendah atau kurang dalam kehamilan yang sehat. Bahkan, 95% dari dokter menyatakan bahwa ini-merupakan indikasi untuk induksi persalinan pada 40 minggu (Schwartz, Sweeting et al. 2009).

Tapi apakah ada Evidance Based yang mendasari standart praktek kelahiran  ini? Mari kita lihat bukti bersama-sama.

Pertama-tama, apa yang di maksud ketuban kurang? oligohidramnion?

Oligohidramnion berarti jumlah cairan yang rendah dalam kantung ketuban.

(Oligo = sedikit, hydr = air, amnios = membran di sekitar janin, atau kantung ketuban).

Tidak yakin bagaimana cara mengucapkan oligohidramnion? Klik disini.
Apa yang bisa menyebabkan cairan ketuban rendah /berkurang?

ada banyak faktor yang bisa berkontribusi mengakibatkan jumlah air ketuban menjadi kurang, dan faktor tersebut bisa dari Ibu maupun bayi

Faktor ibu:

  1. ibu yang mengalami dehidrasi, ini dapat menurunkan kadar cairan ketuban. (Patrelli, Gizzo et al. 2012) itulah kenapa ibu hamil harus minum banyak air putih, bahkan saat proses persalinan.
  2. Jika seorang ibu hamil dengan kadar cairan ketuban rendah mau minum  minimal 2,5 Liter cairan per hari, kemungkinan iadapat meningkatkan volume cairan ketuban dan akan kembali normal pada saatpersalinan. (Patrelli, Gizzo et al. 2012)
  3. Jika selaput ketuban pecah, ini akan menyebabkan penurunan cairan ketuban. (Brace 1997)
  4. Jika plasenta ibu tidak berfungsi dengan baik, ini dapat menyebabkan penurunan cairan ketuban. Ketika ini terjadi, mungkin karena ibu memiliki kondisi serius seperti pre-eklampsia atau pembatasan pertumbuhan intrauterin. (Beloosesky dan Ross 2012)

Faktor Bayi

  1. Jika bayi memiliki masalah dengan saluran kemih atau ginjal, ini dapat menurunkan aliran urin. (Brace 1997). Dalam 14 hari sebelum dimulainya persalinan spontan, urin bayi mulai menurun. (Stigter, Mulder et al. 2011)
    bayi juga menelan cairan  ketuban lebih banyak, sehingga mengarah ke penurunan kadar cairan. (Brace 1997)
  2. Jika bayi post mature (setelah 42 minggu), dia mulai menelan secara signifikan lebih banyak cairan, memberikan kontribusi untuk penurunan cairan ketuban. (Brace 1997)
  3. Jika bayi memiliki cacat lahir, ia mungkin menelan air ketuban secara signifikan lebih banyak lagi, yang bisa memngarahkan ke diagnosa ketuban kurang. (Beloosesky dan Ross 2012)

Apa cara terbaik untuk mengukur tingkat cairan ketuban?

Metode standar emas adalah dengan menyuntikkan kantung ketuban dengan pewarna dan kemudian mengambil sampel cairan ketuban untuk memeriksa pengenceran. Namun, metode ini sangat invasif. Jadi metode yang paling umum digunakan sebagai pengganti adalah dengan dua teknik ultrasound:  amniotic fluid index (AFI) dan thesingle deepest pocket  (Gilbert 2012).

Untuk menghitung AFI, dokter akan membagi uterus/rahim menjadi 4 daerah/bagian. kandungan cairan di masing-masing daerah/bagian diukur, kemudian 4 angka-angka ini ditambahkan membentuk AFI. Nilai AFI 5 cm atau kurang dianggap oligohidramnion. Dengan metode ini, dokter mencari daerah atau bagian yang cairan ketubannya di dalam rahim. Jika bagian terbesar kurang dari 2 cm dengan 1 cm, maka yang dianggap diagnosis oligohidramnion (Nabhan dan Abdelmoula 2009).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here