
Posting ini telah terinspirasi oleh percakapan saya dengan beberapa ibu dengan pengalaman mereka ketika di lakukan induksi. Induksi persalinan saat ini semakin umum, namun kaum perempuan sering tampak sangat salah-informasi tentang apa yang dilakukan kepada mereka selama induksi dan mengapa atau alasannya. Seharusnya seorang calon ibu perlu diberikan informasi yang memadai dalam rangka untuk membuat pilihan proses persalinan dengan bijak. Saya berharap posting ini bermanfaat bagi Anda.
Induksi persalinan adalah salah satu upaya stimulasi mulainya proses kelahiran (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal.
SEDANGKAN Akselerasi persalinan adalah meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi, dimana Tujuan tindakan tersebut adalah untuk mencapai his 3 kali 10 menit, lamanya 40 detik. Jika selaput ketuban masih intak, dianjurkan amniotomi.
Kadang-kadang prosedur ini cukup untuk merangsang persalinan . cairan ketuban akan keluar, volume uterus berkurang, prostaglandin dihasilkan, merangsang persalinan, dan kontraksi uterus meningkat
Induksi dapat dilakukan karena beberapa alasan antara lain:
Kehamilannya sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari 40 minggu (kehamilan lewat waktu). Dan belum juga terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.
Makin menurunya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : Pertumbuhan janin makin melambat. Terjadi perubahan metabolisme janin. Air ketuban berkurang dan makin kental. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.
Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well health mother dapat tercapai.
Namun kenyataan di lapangan saat ini adalah dimana induksi banyak sekali di lalukan dengan tanpa indikasi medis. Dan sayangnya banyak sekali para calon orang tua yang sekedar menurut dengan nasehat dokter tanpa menggunakan BRAIN (Benefit, Risk, Alternative, Intuition, No) saat mengambil keputusan. Nah disini saya akan berusaha untuk memaparkan kepada Anda tentang beberapa hal yang harus jelas sebelum memilih untuk dilakukan induksi:
- Sebelum memilih untuk di induksi, Anda haruslah yakin bahwa risiko yang dapat Anda terima ketika melanjutkan kehamilan lebih besar daripada resiko yang ada ketika Anda memilih untuk dilakukan induksi.
- Anda harus menyadari bahwa ketika dilakukan induksi, maka bayi Anda harus segera lair, sehingga apabila tidak bisa lahir atau “gagal induksi”, maka jalan satu-satunya adalah Operasi SC. Dan menurut penelitian Induksi meningkatkan kejadian SC.
Ada 3 langkah dalam proses induksi.
Langkah 1: Mempersiapkan Serviks yang Matang
Selama kehamilan serviks tertutup, tebal dan menyelip ke bagian belakang vagina. Ini berarti bahwa Anda dapat memiliki kontraksi tanpa terjadinya pembukaan leher rahim. Agar leher rahim merespon kontraksi perlu untuk membuat sejumlah perubahan fisiologis yang kompleks.
Relaksin dan estrogen melakukan perubahan struktural, dan prostaglandin, leukosit, makrofag, hyaluronic acid dan glycoaminoglycans semua terlibat dalam pelunakan leher rahim sehingga siap untuk membuka dan melahirkan. itu adalah proses yang sangat kompleks, dan prostaglandin hanya salah satu bagian dari kekomplekan proses ini.
Ketika Anda sedang diinduksi leher rahim Anda akan dinilai dengan pemeriksaan vagina (VT/Vaginal Thoucher). Jika leher rahim anda telah berubah dan lembut dan terbuka setidaknya 1 atau 2 cm, Anda bisa melompat langsung ke langkah 2.
Namun, Jika serviks masih teraba tegas dan tertutup, maka beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengubahnya sehingga muemunginkan untuk menuju langkah 2. Hal ini biasanya dilakukan dengan meletakkan prostaglandin buatan pada leher rahim.
Prostaglandin buatan atau sintetis dapat menyebabkan hiperstimulasi rahim mengakibatkan gawat janin, sehingga denyut jantung bayi anda akan dipantau oleh CTG setelah prostaglandin ini dikelola.
Anda mungkin juga mengalami rasa sakit yag kuat tajam kadang disertai kontraksi. Namun kadang dokter kandungan mungkin menyarankan cara-cara lain ntuk merangsang leher rahim untuk melepaskan prostaglandin alami dengan menyapu membran.
Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam serviks dengan balon kateter Foley yang dipasang di dalam segmen bawah uterus melalui kanalis servikalis, diisi cairan (dapat sampai 100 cc pada Foley no.24), diharapkan akan mendorong selaput ketuban di daerah segmen bawah uterus sampai terlepas (BUKAN untuk dilatasi serviks).
Amniotomi, selaput ketuban dilukai / dirobek dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung yang bergigi tajam), steril, dimasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari-jari tangan.
Keberhasilan induksi persalinan bergantung pada skor pada serviks. Jika skor harus lebih dari 6, biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Jikakurang dari 5 matangkan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin atau kateter foley.
Langkah 2: Pemecahan Ketuban
Saya menyadari bahwa langkah ini tidak selalu menjadi bagian dari induksi dan saya tidak pernah melakukan pendekatan ini, Setelah serviks telah melunak dan terbuka cukup untuk melakukan pemecahan air ketuban setidaknya dua jari bisa masuk sehingga amniohook bisa masuk dan memecah ketuban.