
Nyeri persalinan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan langkah penting menuju awal kehidupan baru. Dengan memahami sifatnya yang unik dan bagaimana cara mengelolanya, setiap ibu dapat menjadikan momen melahirkan sebagai pengalaman yang berdaya dan bermakna.
Nah ini dia penjelasannya tentang apa dan bagaiman Nyeri persalinan itu:
1. Nyeri Persalinan Bukan Tanda Cedera atau Penyakit
Nyeri biasanya diasosiasikan dengan cedera atau penyakit, di mana rasa sakit adalah tanda bahwa ada yang salah. Namun, dalam persalinan, nyeri bukanlah gejala adanya masalah. Nyeri persalinan menunjukkan bahwa tubuh bekerja secara efektif untuk mendorong kelahiran bayi. Michel Odent, seorang dokter kebidanan terkenal, menyatakan bahwa proses melahirkan sebenarnya adalah “proses yang sangat primitif” dan bagian dari naluri alamiah tubuh manusia. Dengan pandangan ini, ia mendorong proses persalinan yang bebas dari intervensi yang tidak perlu, karena intervensi medis yang tidak tepat dapat memperburuk pengalaman nyeri bagi ibu.
Nyeri sering kali dikaitkan dengan masalah atau kerusakan dalam tubuh, seperti cedera atau penyakit. Namun, nyeri persalinan berbeda—ini adalah tanda bahwa tubuh bekerja secara efektif untuk melahirkan bayi.
- Proses Biologis:
Nyeri persalinan disebabkan oleh kontraksi rahim yang intens dan peregangan jaringan untuk membuka serviks serta mendorong bayi melalui jalan lahir. Ini adalah fungsi alami tubuh, bukan indikasi adanya kerusakan. - Pandangan Michel Odent:
Michel Odent menyebut persalinan sebagai proses primitif dan naluriah. Ia menekankan pentingnya membiarkan proses persalinan berjalan alami tanpa intervensi yang tidak perlu, karena intervensi dapat mengganggu hormon alami tubuh seperti oksitosin, yang membantu meredakan nyeri secara alami.
Penelitian Pendukung:
Studi di BMC Pregnancy and Childbirth (2020) menemukan bahwa ibu yang memahami nyeri persalinan sebagai bagian dari proses alami cenderung merasa lebih tenang dan memiliki pengalaman melahirkan yang lebih positif.
2. Nyeri Persalinan Bersifat Sementara dan Terbatas
Persalinan jarang berlangsung lebih dari 24 jam, dan rasa sakit yang terkait dengan kontraksi memiliki batasan waktu yang jelas. Ini berbeda dengan rasa sakit kronis atau rasa sakit akibat cedera yang bisa berlangsung tanpa batas waktu. Seiring dengan itu, Penny Simkin, seorang pelatih kelahiran dan pendukung penggunaan doula, menyatakan bahwa rasa sakit yang terukur dan memiliki akhir memberikan ketenangan tersendiri bagi ibu. Pengetahuan bahwa nyeri persalinan hanya bersifat sementara memungkinkan ibu untuk merasa lebih mampu mengatasinya dan menghindari rasa takut yang berlebihan.