Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala Dalam Persalinan

Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala Dalam Persalinan

0
Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala Dalam Persalinan

Metode ini sederhana sebenarnya. Segera setelah kontraksi rahim / uterine contraction (UC) , maka detak jantung janin (DJJ) didengarkan selama satu menit penuh. Kuantitas dan kualitas dari aktivitas jantung janin kemudian direkam. Metode ini awalnya dijelaskan oleh Dr Joseph DeLee pada tahun 1924 di  buku obstetri nya “The Principles and Practice of Obstetrics”. auskultasi intermiten (IA) dianggap merupakan aspek penting dari asuhan kebidanan bagi perempuan selama persalinan ‘risiko rendah’. bagaimana caranya ada disini

Harapan surveilans bayi tercermin dalam pedoman dan kebijakan rumah sakit. Frekuensi yang dianjurkan IA umumnya setiap 15-30 menit selama kala satu persalinan dan setelah setiap kontraksi (atau lebih sering jika kontraksi yang lebih lama dari 5 menit sekali) selama tahap kala dua.

Tahap Dalam Persalinan

Tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan tentang konsep ‘tahap’ dalam persalinan, seperti yang di ungkapkan dalam artikel ini.  Ada anggapan bahwa pedoman ini berdasarkan bukti didasarkan pada bukti penelitian. Namun ternyata tidak ada penelitian sampai saat ini, apakah praktek memeriksa DJJ janin benar benar bermanfaat.

Nah, artikel saya tentang Intermittent Auscultation (IA) atau Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala dalam persalinan kali ini tidak akan membahas tentang apa dan bagaimana cara melakukan IA, namun lebih untuk merefleksikan bagaimana supaya tindakan AI ini tetap berpusat pada sayang ibu.

Beberapa kekhawatiran tentang preskriptif IA

Di satu sisi, dengan mendengarkan detak jantung janin ini dapat meyakinkan ibu dan bidan / tenaga kesehatan tentang kondisi kesejahteraan janin. tapi disisi lain, ini juga melibatkan  sesuatu yang mana apa pun yang Anda lakukan dapat mengganggu proses persalinan secara fisiologi  (yaitu merangsang neokorteks), dimana seorang ibu mungkin harus bergerak atau diatur posisinya senyaman Anda (tenaga kesehatan) agar Anda dapat melakukan pemeriksaan IA ini, walaupun mungkin posisi yang di anjuran atau di haruskan ini tidak terasa nyaman bagi sang ibu.

Dan ketika Anda sulit menemukan ? yang terjadi adalah ini justru dapat membuat  kecemasan dan kekhawatiran jika denyut jantung sulit untuk menemukan atau tidak ‘normal’. Pada tahap kedua persalinan 75% dari bayi akan memiliki denyut jantung ‘normal’ karena proses fisiologis normal seperti kompresi kepala (Sheiner et al. 2001). pola abnormal pada tahap kedua hanya signifikan jika ada pola abnormal pada tahap pertama persalinan (Sheiner et al, 2001;. Loghis et al 1997;. Wu, Chen & Wang 1996).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here