Bidan Kita

Home Baby care MY ECSTATIC BIRTH : Melahirkan Maulana Yusuf Ghifa

MY ECSTATIC BIRTH : Melahirkan Maulana Yusuf Ghifa

0

KALA 3 PERSALINAN

Pelan-pelan saya membalikkan badan sembari melangkahi tali pusat yang masih terhubung ke dalam perut saya. Saya terima baby Yusuf di tangan, kemudian merasakan cocktail of love seperti yang dikatakan Michel Odent. Kini perang hormon telah usai, tinggal hormon-hormon cinta yang berpadu, entah berapa jenis hormon cinta, saya merasakan semuanya. Badannya begitu mungil, kulitnya masih setengah biru, matanya mengerjap-ngerjap. Mama datang memberi selamat, papa juga, semua larut dalam kebahagiaan di gua privat ini. Lalu saya diajak untuk melahirkan plasenta di luar kolam, saya langsung bisa berjalan keluar kolam menuju tempat tidur sambil mendekap Yusuf di dada saya. Plasenta saya lahir dengan lancar. Pertanyaan saya kepada bidan “Apakah panjang dan ukuran tali pusatku mencukupi syarat untuk dilakukannya Lotus Birth mbak?”. “Oke, bisa ini”. Alhamdulllah keinginanku untuk Lotus Birth terwujud. Selanjutnya, semua kegiatan orang-orang di kamar ini   tak ada artinya lagi. Hanya ada Yusuf dan saya. Bidan Yesie berujar saya perlu dijahit karena ada sedikit robek namun lurus dan rapi karena robeknya di dalam air, posisi kepala Yusuf tadi ternyata posterior, jadi manuver putaran paksi kepala Yusuf untuk mengeluarkan bahu dan seluruh tubuhnya merobek sedikit jalan lahirku. Kubilang silahkan dijahit saja, aku asyik sendiri dengan IMD sekaligus bonding pertama dengan Yusuf. Waktu semakin menjadi distortif. Selama pembukaan berjam-jam tadi aku merasakannya cepat, sedangkan setelah lahir, semuanya seakan berjalan dengan gerak lambat. Bu Lanny (sekarang aku memanggilnya Ibu Peri yang baik hati) berkata “Beneran ya bu Hanita, akhirnya kita sudah menjadi bukti”. Terlalu banyak hal yang menari-nari indah di kepala seperti kaleidoskop, segala usahaku, keteguhan belajarku, kemudian orang-orang hebat ini dengan sendirinya didekatkan oleh Allah kepadaku, lalu sekarang Yusuf lahir lembut dan selamat di dadaku, inilah ecstatic birth. Dengan mengalami sendiri cara Yusuf lahir ke dunia, maka semakin ingin dan semakin besarlah panggilanku. Aku bersedia melakukan apa saja agar wanita lain merasakan hal yang sama, pengalaman yang sama, air mata bahagia yang sama.

Terimakasih ibu Lanny Kuswandi sang ibu Peri, pendampingannya di saat-saat terakhir menjelang persalinan akan selalu saya ingat.

Terimakasih Bidan Yesie yang dari detik pertama sudah sangat sinergis dengan segala prinsip dan keinginan saya, kami mengagumi guru-guru yang sama, membaca artikel-artikel yang sama, kamulah soulmateku di bidang kebidanan, mbak..

Terimakasih Bidan Ulya sang asisten yang lucunya minta ampun, selalu memecah kesunyian dengan humor, namun segera hening kembali memegang erat tangan saya tiap saya memberi kode kontraksi sedang datang.

Terimakasih Tante Pardjo, yang sudah stand by dari sebelum semua muncul, dan stay sampai setelah semuanya pulang untuk mengobservasi perdarahan saya selama 2 jam.

Terimakasih mama papa yang sudah mau menerima konsep-konsep persalinan ini. Membantu menjaga Baim saat saya tidak bisa menjaganya. Rumah dan naungan kalian selama 2 bulan ini sudah membuat semua ini berhasil terjadi.

Terakhir, terimakasih yang sugguh besar untuk suamiku..yang sejak awal sudah sangat mendukung meski tanpa berperan aktif. Cukup dengan mengijinkan saya melahirkan dengan cara saya, pilihan saya, pandangan saya, itu saja sudah sangat besar tak terkira maknanya buat saya dan Yusuf. Dia menerima saya dengan segala keanehan saya, kehausan wawasan serta passion saya yang terkadang merepotkan dan tidak lumrah. Dia yang meski sangat logis dan konvensional namun tak banyak melarang saat saya mengikuti sekian pelatihan pembersihan trauma dan penyembuhan holistik. Dia yang rela kutinggalkan sendiri kesepian demi mengejar keinginanku. Dia yang melangsing karena terlalu sering makan apa adanya, seringkali hanya mie instan. Dia yang dulu terpekik ngeri melihat sekian gambar bayi lotus birth yang “sengaja” saya tayangkan di layar komputernya, kini akhirnya mengijinkan dan menyukai anaknya menjadi satu dari sedikit Lotus Baby yang ada di dunia. Terimakasih ayah, sungguh cintamu tak terkira adanya.

Yes I say it aloud…I will do anything, yes, anything to make other women have this experience, their own ecstatic birth…

PASCA PERSALINAN

Semua begitu mulus dan indah. Tidak ada kata begadang dalam kamus Maulana Yusuf Ghifari, anak ini lahir dengan sangat sadar dan minim trauma. Kondisi saya kuat, lebih baik dari pengalaman sebelumnya. Satu jam setelah bersalin saya BAK sendiri, tidak ada kateter, tidak ada perut diremas-remas paksa untuk mengosongkan urin. Di hari ketiga saya bisa BAB dengan lancar. Perdarahan saya berkurang dengan cepat. Hari keempat nyeri jahitan saya hilang, duduk-bangun-jalan sudah tidak kikuk lagi. Menyusui sama sekali bukan masalah, yusuf menggemuk dengan cepat di minggu pertama hidupnya. Satu-satunya alasan Yusuf bisa menangis kencang sekali setengah mengamuk adalah tak sabar ingin minta nenen. Minumnya Alhamdulillah banyak sekali sampai marah-marah tidak mau ditunda. Lotus Birth berjalan lancar dengan dukungan semuanya. Tidak ada istilah jaundice, karena selain kami melakukan Lotus Birth, cahaya matahari pagi Alhamdulillah juga lagi bagus sekali. Menjemur Yusuf adalah waktu paling favoritku sambil tafakur alam, menikmati hangat matahari, kicauan burung, udara bersih, berada di sini kini. Mama takjub sekali melihat pengaruh Lotus Birth terhadap ketenangan Yusuf, dia barulah memuji saya “Dek…kamu tuh aneh tapi ternyata anehnya bagus dan bermanfaat ya”. Akhirnyaa mamaku bangga punya anak setengah dukun . Baim juga mengerti bahwa sementara ini dia harus jarang bersama bundanya, karena bunbun sedang menyusui adiknya on demand tanpa henti. Rasa sedih sih pasti ada, saat ayah harus kembali ke Riau, kami harus berpisah sementara; atau saat saya sedang kangen sekali sama Baim, lalu dia datang dan memeluk saya kuat dan lama sekali, aah terharu… Nak, Bunbun yakin waktu akan berjalan cepat. Adikmu akan cepat besar dan kuat, kalian akan segera bermain bersama. Kalian akan tumbuh bersama menjadi dua perjaka tampan. Bayangan Bunbun sudah melayang-layang ke beberapa tahun ke depan di mana kita berempat akan melewatkan waktu indah bersama, liburan, petualangan, belajar dan bersenang-senang. Life is good, many sweet things are waiting in front of us…

Bunda sekalian yang selalu dekat di hatiku…hamil dan melahirkan tidak terjadi setiap hari dalam hidup kita. Seumur hidup mungkin hanya dua atau tiga kali. Berikanlah dan curahkanlah yang terbaik untuk diri anda sendiri dan bayi anda. Karena saya, anda, kita semua adalah permaisuri keluarga. Siapapun berhak mendapatkan Gentle Birth/Ecstatic Birth, raihlah dan usahakanlah sebisa mungkin. Saya telah menjadi bukti hidup, dan saya ingin anda semua juga…