Bidan Kita

Home Blog Page 97

ASI Eksklusif

0

SONY DSC

ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.

 

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun

Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi adalah:

1. ASI sebagai nutrisi.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

ASI yang keluar saat kelahiran bayi sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat ini akan melindungi bayi dari penyakit diare (mencret).

3. ASI meningkatkan kecerdasan.

Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi adalah taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6).

4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.

Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya. Si bayi juga merasa aman, tenteram, dan terjaga.

5. ASI eksklusif sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.

6. Suhu ASI sama dengan suhu tubuh. Kesesuaian suhu inilah yang menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi bayi.

7. ASI eksklusif dapat mengurangi terjadinya sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan pada bayi.

8. ASI eksklusif melindungi bayi dari serangan alergi.

9. ASI eksklusif meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara bayi.

10. ASI eksklusif membantu pembentukan rahang yang bagus.

11. ASI eksklusif mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

12. ASI eksklusif menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan.

13. ASI eksklusif menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

 

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat ASI eksklusif untuk ibu adalah:

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

Feeling Fat Lasts Nine Months But The Joy of Becoming A Mom Lasts Forever

0

Feeling Fat Lasts Nine Months But The Joy of Becoming A Mom Lasts Forever

A Grand Adventure is About to Begin

0

A Grand Adventure is About to Begin

Persalinan adalah Persembahan untuk Bayi

0

Dulu, yang saya tahu, hari perkiraan lahir (HPL) itu patokan “mati”. Dulu, yang saya tahu, melahirkan selalu identik dengan mengejan. Jadi kalau tidak bisa mengejan dengan baik, ya… bayinya sulit keluar. Dulu, yang saya tahu, melahirkan itu peristiwa yang luar biasa menyakitkan. Jadi yang ada dalam pikiran saya adalah, yang penting bayinya cepat keluar, selamat, dan organ-organnya berfungsi dengan baik. Jadi kalau pemeriksaan medis menyatakan ia sehat, itu sudah cukup. Hingga ketika menyusun laporan jurnalistik Gentle Birth, Cara Melahirkan “Primitif” yang Kembali Nge-tren (Laporan Khusus Majalah Nirmala, Desember 2010), saya dikejutkan dengan berbagai penemuan yang ada dalam aspek persalinan. Hal ini membuat saya berkaca pada pengalaman melahirkan Velma (6 tahun), anak pertama, menemukan kekurangan, dan bersama suami, bertekad mempersembahkan sebuah proses persalinan yang lebih ramah jiwa, untuk memperbaiki kekurangan dan membayar segala ketidaktahuan yang ada. Selama hamil, yang kami lakukan adalah mengajak ngobrol si bayi, meminta pendapatnya tentang apa saja, termasuk memintanya menentukan sendiri, dengan cara apa ia keluar dengan nyaman. Menurutnya. Bukan menurut saya, “aturan” di luar sana, atau apa pun. Kami hanya sebatas berusaha belajar mendengarkan isyaratnya, dan berusaha mewujudkannya. Mulai dari mengondisikan diri agar kehamilan berjalan sehat dan lancar, menyiapkan kamar tidur dan sarana persalinan yang kondusif jika nanti memungkinkan untuk waterbirth di rumah, hingga survei klinik dan rumah sakit di akhir pekan, sebagai alternatif cadangan. Untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dengan tubuh meliputi mind, body dan spirit-nya, kami juga rutin latihan yoga, meditasi, taichi, bio-energy, serta melakukan afirmasi dan visualisasi. Ribet? Tidak sama sekali. Kami hanya meniatkan sepenuh hati, mempersiapkan segalanya semaksimal mungkin, dan setelah itu menyerahkan sepenuhnya pada semesta, untuk bekerja dengan caranya sendiri. Nanti mau lahiran di rumah atau di rumah sakit, saya percaya, itu pilihan Tuhan yang terbaik. Pokoknya, hidup saat ini saja. Tidak perlu khawatir dengan yang sudah-sudah, dan tidak perlu memusingkan yang belum tentu terjadi. Tanpa disangka-sangka, dengan begitu, kami justru menemui banyak kebetulan. Tanggal 9 Maret 2011, saat HPL tiba, misalnya, dokter langganan yang sudah banyak diajak ngobrol tentang beberapa prinsip persalinan gentle mendadak ke luar kota. Dokter penggantinya, tak sesuai kata hati. Kami seperti dituntun untuk kembali ke rumah. Jakarta, 10 Maret 2011. Saat persalinan tiba. Pada setiap detiknya, yang kami dengarkan dan turuti adalah isyarat si bayi dalam perut. Soal posisi persalinan, misalnya, intuisi menuntun saya mengambil posisi berlutut. Beberapa kali saya mendesis, berusaha menyelaraskan napas dengan kepala bayi yang turun dan turun. Memang benar adanya, bayi punya kemampuan untuk keluar secara alami, sehingga kita tidak perlu mengejan, sama sekali. Joserizal Zam Zam, bayi seberat 3,5 kg dengan panjang 49 cm, anak kedua kami, lahir secara waterbirth, di sudut kamar tidur kami sendiri, dalam suasana yang begitu hening, tenang, dan sakral. Tanpa ada aba-aba, Ayo terus-terus layaknya tukang parkir, tidak ada pemisahan di jam-jam pertama ia lahir, dan tali pusarnya dibiarkan tetap terhubung dengan plasenta, hingga 8 jam lamanya (delayed cord cutting). Apapun nama dan metode yang digunakan, di manapun tempat ia lahir, persalinan yang menghormati mekanisme alam sehingga lebih ramah jiwa dan minim trauma-adalah persembahan bagi bayi. Alhamdulillah, kami bersyukur masih memperoleh kesempatan untuk memperbaiki diri, dan mempersembahkannya pada Jose. Kisah Persalinan Gentle Birth Bunda Dyah Pratitasari dapat Anda nikmati di LINK : http//:gentle-birth-catatan-kelahiran-joserizal-zam-zam