
Pemeriksaan dalam (VE) adalah tindakan medis yang bersifat invasif. Artinya, tindakan ini menyentuh bagian tubuh pribadi dan tidak boleh dilakukan tanpa izin.
Kamu punya hak penuh untuk mengetahui, mempertimbangkan, dan bahkan menolak jika belum siap.
Kamu bisa bertanya:
- “VE ini untuk apa ya, Dok/Bu Bidan?”
- “Apakah memang harus dilakukan sekarang?”
- “Kalau tidak dalam kondisi darurat, saya ingin menunggu dulu.”
Kamu tidak perlu merasa bersalah.
Tidak perlu takut dibilang “sulit” atau “rewel.”
Karena ini bukan soal menolak bantuan, tapi menjaga rasa aman atas tubuhmu sendiri.
WHO (2018) secara tegas menyatakan bahwa semua prosedur obstetri harus dilakukan dengan informed consent, dan ibu harus diberi penjelasan yang cukup serta waktu untuk mempertimbangkan.
Tips: Kalau VE Memang Perlu Dilakukan…
Kadang, VE memang perlu—misalnya untuk memastikan bukaan sebelum mengejan, atau sebelum intervensi medis seperti induksi atau analgesia.
Kalau begitu, kamu tetap bisa meminta VE dilakukan dengan cara yang paling nyaman, aman, dan manusiawi.
Berikut tips yang bisa membantu:
✅ Sebelum VE:
- Minta dilakukan dengan lembut dan pelumas
→ Hindari pemeriksaan “kering” yang bikin ngilu. - Pilih posisi ternyaman
→ Tidak selalu harus telentang, bisa juga miring atau setengah duduk (asal disetujui dan memungkinkan). - Minta waktu untuk tarik napas dan tenangkan diri.
✅ Saat VE:
- Fokuskan pikiran dan tubuh dengan napas panjang, lembut, perlahan.
- Gunakan afirmasi dalam hati:
“Tubuhku tahu apa yang harus dilakukan. Ini untukku dan bayiku. Aku tenang. Aku siap.” - Minta pendamping (pasangan atau doula) ada di dekatmu untuk memberikan rasa aman dan dukungan.
Apakah Ada Cara Lain Menilai Kemajuan Persalinan Tanpa VE?
ADA!
Tidak semua penilaian kemajuan harus dengan memasukkan jari.
Tenaga kesehatan yang memahami proses persalinan fisiologis bisa menggunakan tanda-tanda lain yang lebih menghormati insting tubuh ibu:
Tanda-Tanda Progres Persalinan Fisiologis:
- Kontraksi yang makin kuat, lama, dan teratur
- Perubahan suara ibu: dari ngobrol → mendesah → diam dan fokus
- Perubahan posisi tubuh: mulai berdiri, bersandar, atau gelisah
- Muncul garis ungu di bokong (purple line) yang naik seiring bukaan
- Dorongan mengejan spontan tanpa disuruh
Rachel Reed (MidwifeThinking) menekankan bahwa tanda-tanda ini bisa lebih akurat dan empatikdibanding pemeriksaan dalam berulang yang berisiko mengganggu proses.
⚠️ Kenapa VE yang Tidak Perlu Harus Dihindari?
VE yang dilakukan tanpa indikasi atau terlalu sering bisa menimbulkan:
- ❌ Rasa nyeri dan tidak nyaman
- ❌ Gangguan pada relaksasi dan konsentrasi ibu
- ❌ Perasaan tak dihargai dan kehilangan kontrol
- ❌ Stres atau trauma emosional
- ❌ Risiko infeksi, terutama jika ketuban sudah pecah
- ❌ Pemicu intervensi medis berantai: hasil VE yang dinilai “lambat” seringkali menjadi alasan untuk mempercepat persalinan dengan cara-cara yang sebenarnya tidak selalu perlu, seperti induksi, infus oksitosin, atau bahkan SC
Penny Simkin dalam The Labor Progress Handbook menyebut bahwa terlalu fokus pada hasil VE bisa membatasi pemahaman menyeluruh tentang progres fisiologis ibu dan malah menyebabkan keputusan medis yang terburu-buru.
✋ Tips Menghindari VE yang Tidak Perlu
1. Tanyakan Tujuannya
“Apakah VE ini memang diperlukan sekarang secara medis?”
“Apakah ada tanda bahaya yang sedang dicurigai?”
Jika jawabannya hanya “buat lihat bukaan” dan situasi tidak darurat, kamu berhak menunda atau menolak.
2. Tuliskan di Birth Plan
“Saya ingin VE dilakukan seminimal mungkin, hanya jika ada indikasi medis, dengan penjelasan dan persetujuan setiap kali.”
3. Bangun Kepercayaan pada Tubuh Sendiri
- Gunakan afirmasi: “Tubuhku tahu caranya melahirkan.”
- Ikuti kelas hypnobirthing, prenatal yoga, gentle birth
- Jauhi lingkungan yang mengintimidasi, dekatilah yang menguatkan
4. Siapkan Pendamping yang Tegas
Pasangan atau doula bisa menjadi “penjaga gerbang”:
“Ibu belum siap VE sekarang, kami minta dijelaskan dulu dan tunggu sampai beliau siap.”
Pemeriksaan dalam bisa menjadi bagian dari proses kelahiran yang penuh cinta—asal dilakukan dengan empati dan kesadaran.
Bukan seperti kejutan yang menyakitkan, bukan seperti prosedur tanpa rasa.
Kamu adalah subjek, bukan objek.
Tubuhmu bukan alat medis—tapi rumah bagi kehidupan baru.
Kamu boleh bertanya.
Kamu boleh menolak.
Kamu boleh memilih kapan dan bagaimana tubuhmu disentuh.
Referensi:
- World Health Organization (2018). Intrapartum care for a positive childbirth experience.
- Simkin, Penny & Ancheta, Ruth (2017). The Labor Progress Handbook.
- Rachel Reed. MidwifeThinking Blog
- Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) Green-top Guideline No. 42