Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Pemeriksaan Vagina dalam persalinan : Haruskah?

Pemeriksaan Vagina dalam persalinan : Haruskah?

0
Pemeriksaan Vagina dalam persalinan : Haruskah?

Pada beberapa ibu ibu yang memilih “anti mainstream” kemudian melahirkan dirumah atau bahkan melahirkan sendiri biasanya tidak memikirkan atau memusingkan seberapa lebar serviks saya membuka. namun terlepas dari pengetahuan dan keyakinan sebelumnya, saat ini sudah membudaya bahwa seorang ibu bersalin selalu “kepo” atau ingin tahu seberapa besar proses pembukaan nya karena ada keyakinan bawah sadar yang mendalam bahwa leher rahim dapat memberikan jawabannya.

(Machin & Scamell 1997). bahkan selama beberapa tahun kemaren, sebagian besar VT saya lakukan karena desakan para ibu bersalin, karena mereka ingin tahu kemajuan proses persalinan mereka.

Melakukan VT atau pemeriksaan dalam tentu tidak sembarangan. seorang wanita butuh informasi yang jelas, tentang konsekuensi potensial dari VT dan Andapun butuh persetujuan dari mereka sebelum melakukan VT.

Nah berikut ini beberapa hal yang seringkali dipikirkan tentang VT:

  • VT adalah tindakan invasif dan sering kali terasa menyakitkan bagi ibu (terutama yang pertama kali): Ada penelitian tentang pengalaman dilakukan VT yaitu (surprise). Kebanyakan ibu menyatakan sakit, beberapa melaporkan  ‘puas’ dengan pengalaman VT mereka, bahkan beberapa ada yang merasa trauma (Dahlen et al. 2013). dan saya sangat  tertarik dengan pendapat Anda tentang pengalaman dilakukan VT
  • Temuan hasil pemeriksaan bisa saja menyesatkan: hasil pemeriksaan servik yang di lakukan  tidak selalu signifikan dengan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, temuan tidak dapat secara efektif menginformasikan keputusan tentang obat penghilang rasa nyeri atau intervensi lain (meskipun hal ini sering alasan diberikan untuk melakukan intervensi tersebut).
  • Pengukuran yang subjektif dan tidak konsisten antara praktisi: Ketepatan antara praktisi kurang dari 50% (Buchmann & Libhaber 2007). ini bener banget. karena hasil pemeriksaan antara satu petugas dengan petugas lain belum tentu sama. saat melakukan VT, bisa saja saya menyatakan bahwa sang ibu saudah pembukaan 3cm. namun ketika diperiksa ulang oleh orang lain, DSOG misalnya bisa saja menurut beliau masih pembukaan 1 cm longgar. Nah …mana yang benar?
  • VT seringkali membuat kita mengabaikan pengetahuan wanita itu sendiri dan memperkuat ‘ahli eksternal’ yaitu pendapat kita: Seringkali temuan tidak cocok dengan pengalaman para wanita dan hasilnya dapat melemahkan. misalnya seorang ibu datang ke RS dan saat dilakukan pemeriksaan dalam dinyatakan pembukaan 2 cm. sehingga ibu tersebut diminta untuk tiduran saja di kamar perawatan, namun setengah jam kemudian sang ibu merasakan dorongan yang sangat kuat serasa ingin mengejan. ketika melaporkan sensasi tersebut kepada bidan jaga, seringkali bidan jaga tidak percaya bahkan tidak memperbolehkan ibu tersebut mengikuti insting mereka. nah karena dorongan terlalu kuat sang ibu tidak bisa menahan baru bidan tersebut benar benar melakukan check ulang dan yang terjadi adalah ibu ini sudah pembukaan lengkap dan kepala sudah di pintu vagina. jadi..bagaimana dengan hasil VT 2 cm di setengah jam sebelumnya tadi?
  • VT dapat mengakibatkan pecah  membran/ selapt ketuban:  ini mengubah proses kelahiran dan meningkatkan risiko untuk bayi.
  • VT dapat meningkatkan kemungkinan  infeksi (Dahlen et al. 2013).

lalu jika tidak melakukan VT, darimana kita bisa menentukan kemajuan proses persalinan? berikut ini cara lain untuk mengetahui

Yang benar adalah bahwa tubuh seorang wanita sangatlah kompleks, unik dan beragam. Kelahiran adalah pengalaman multidimensi yang tidak dapat didefinisikan secara akurat oleh siapa pun di luar dari pengalaman.

Kami – mereka yang melahirkan dan / atau mendampingi proses kelahiran – pasti tahu persis mengenai ini. untuk melihat sebuah proses persalinan kita sebenarnya harus sangat peka dengan bagaimana cara dia (ibu bersalin) bergerak,  “Penelitian lain juga dijelaskan pendekatan ini dilakukan juga  untuk melakukan penilaian persalinan.

Dixon et al. (2014) dipetakan penelitian mereka tentang perjalanan emosional tenaga kerja dengan temuan dari studi sebelumnya, dan terintegrasi dengan fisiologi. Duff (2005) mempelajari perilaku ibu bersalin selama persalinan dan menciptakan alternatif ‘partogram’ berdasarkan temuannya.

Ada juga perubahan fisik yang terjadi pada tubuh ibu selama persalinan yang dapat dilihat dan menunjukkan kemajuan persalinan (misalnya tentang purple line). dan  serviks bukan satu-satunya indikator kemajuan persalinan.

memang, menilai perilaku ibu bersalin sangatlah individual dan membutuhkan pengalaman dan kepekaan yang tinggi, dan  mengandalkan metode ini mungkin menyesatkan dalam beberapa kasus. Tapi hanya mengandalkan VT saja  juga bisa jadi tidak akurat dan menyesatkan.

Saran 

  1. Berhati-hati dalam berbahasa dan cara kita berkomunikasi tentang proses persalinan kepada ibu hamil dan bersalin. Berhenti berbicara “hanya”tentang berapa centimeter dan mulai berbicara tentang perilaku dan tanda-tanda lain dari kemajuan persalinan (fisik maupun psikologis).
    Selama kehamilan: memberikan informasi yang jujur tentang VT ini, keterbatasan mereka dan potensi konsekuensi; dan alternatif. Ini juga harus mencakup informasi tentang kebijakan dalam pengaturan proses kelahiran yang mereka pilih, dan hak mereka untuk menolak rekomendasi tindakan.
    Misalnya, rumah sakit mungkin memiliki kebijakan ‘tiap 4 jam dilakukan VT ‘ – dan sebagai karyawan Anda wajib mengikuti kebijakan. Namun, kewajiban Anda adalah untuk menawarkan VT kepada ibu, tidak memaksa untuk melaksanakannya. karena melakukan VT tanpa persetujuan adalah pelanggaran standar profesional. Jika Anda memberikan wanita dengan informasi yang memadai , dan membuat jelas bahwa ini adalah sebuah ‘tawaran’ berdasarkan kebijakan (bukan kebutuhan Anda sendiri), lalu ibu menolak untuk di lakukan VT. Anda dapat dokumen keputusannya.
  2. Ketika mengkomunikasikan hasi temuan dari VT anda juga harus mengkomunikasikan yang jelas termasuk perubahan lain – misalnya “kepala bayi telah turun, posisi ubun ubun dimana” – dan posisi dan kondisi serviks – “itu melar, lembut, membuka, medial atau posterior atau anterior, melunak berapa persen”. Jika dia membutuhkan angka, sebutkan, tetapi tunjukkan bahwa Angka sebenarnya tidak terlalu penring. Jangan menggunakan temuan ini untuk mendikte perilakunya misalnya. mengejan sekarang atau jangan mengejan sekarang.

semoga bermanfaat

salam hangat

Yesie

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here