
-
Riwayat SC (VBAC)
-
Riwayat PROM
-
Janin besar atau risiko makrosomia
– Kolaborasi dengan ahli gizi bila perlu, terutama untuk ibu dengan diet tertentu (vegetarian, intoleransi makanan, dll)
Referensi Ilmiah:
-
Kumar, S. et al. (2016). Nutritional determinants of premature rupture of membranes.
-
WHO Nutritional Guidelines for Pregnancy (2020).
2. PENGATURAN GAYA HIDUP & POSTUR TUBUH
Untuk IBU:
Gaya hidup selama kehamilan — termasuk cara ibu bergerak, duduk, tidur, dan beraktivitas — memiliki pengaruh besar terhadap keseimbangan panggul, tekanan rahim, dan integritas ketuban. Apalagi menjelang trimester akhir, postur tubuh dan kebiasaan gerak harian akan menentukan apakah janin bisa masuk ke panggul dengan baik atau justru menambah tekanan ke satu titik dinding rahim, yang berisiko menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya.
✅ Kebiasaan Sehari-hari yang Perlu Diterapkan:
-
Prenatal Gentle Yoga / PGY 3–5x Seminggu
-
Gerakan yoga yang dirancang khusus untuk ibu hamil berfungsi membuka ruang di panggul, melembutkan otot psoas, dan mengurangi ketegangan fasia.
-
Pose seperti goddess pose, hip circle, atau pelvic tilts membantu mempersiapkan tubuh untuk persalinan.
-
-
Body Balancing & Stretching Harian
-
Gerakan ringan seperti cat-cow, child’s pose, atau side-lying release membantu menjaga simetri dan keseimbangan tubuh.
-
Ini penting agar bayi tidak terdorong ke posisi sungsang, lintang, atau posterior.
-
-
Jalan Kaki Setiap Hari 30 Menit
-
Jalan santai rutin dapat membantu kepala janin turun dan engage ke panggul, serta meningkatkan sirkulasi darah ke uterus dan plasenta.
-
-
Posisi Tidur Menyamping ke Kiri
-
Memaksimalkan aliran darah ke plasenta dan mencegah kompresi vena besar.
-
Hindari posisi tidur telentang terlalu lama, terutama di trimester akhir.
-
-
Hindari Duduk Terlalu Lama dengan Posisi Bungkuk atau Pangkal Paha Terangkat
-
Posisi ini menyebabkan panggul tertutup, membuat bayi sulit turun ke posisi optimal.
-
Pastikan lutut berada sedikit lebih rendah dari panggul saat duduk, gunakan bantal penyangga jika perlu.
-
❌ Hal-hal yang Sebaiknya Dihindari:
-
Duduk dalam waktu lama tanpa rotasi atau peregangan
-
Rebahan terus-menerus dengan posisi malas
-
Mengangkat beban berat atau melakukan aktivitas fisik tanpa pemanasan, karena bisa meningkatkan tekanan intraabdomen mendadak
Untuk PROVIDER (Bidan, Dokter, Fasilitator Yoga):
Salah satu tugas penting provider adalah mengobservasi dan membimbing postur serta kebiasaan ibu sejak trimester kedua, terutama setelah kehamilan memasuki minggu ke-32.
✅ Yang Bisa Dilakukan Provider:
-
Ajarkan Latihan Harian yang Sederhana & Aman
– Bukan sekadar menyuruh jalan, tetapi bantu ibu memahami tujuan dari tiap gerakan (misalnya: membuka inlet panggul, melepaskan ketegangan psoas, membebaskan sacrum).
– Gunakan pendekatan PGY atau Spinning Babies®. -
Pantau Posisi Janin dan Postur Tubuh
– Jika janin belum masuk panggul atau posisinya tidak ideal, lakukan intervensi gerak yang spesifik dan berbasis biomekanika.
– Jangan menunggu kontraksi datang baru memperbaiki posisi janin — lakukan sejak sebelum HPL.
Referensi Praktik:
-
Simkin & Ancheta, The Labor Progress Handbook
-
Spinning Babies® 2020, dan panduan Prenatal Gentle Yoga SPACE
3. PENGHINDARAN INTERVENSI YANG TIDAK PERLU
Untuk IBU:
Banyak intervensi yang tampak rutin dilakukan di kehamilan akhir atau saat persalinan awal justru bisa meningkatkan risiko ketuban pecah dini (KPD). Dalam konteks VBAC, ketuban yang terlalu dini pecah bisa memperbesar risiko komplikasi — baik karena tekanan pada bekas luka rahim maupun karena janin belum turun sempurna ke panggul.
Sebagai ibu, penting untuk tahu hak dan batasan tubuh Anda sendiri. Jangan ragu untuk bertanya atau menunda intervensi yang belum tentu dibutuhkan.
✅ Yang Bisa Dilakukan Ibu:
-
Tanyakan: “Apakah saya perlu VT sekarang? Apa tujuannya?”
Pemeriksaan dalam (vaginal touche/VT) seharusnya tidak dilakukan hanya karena penasaran atau sebagai rutinitas. Bila tidak ada kontraksi aktif atau perubahan signifikan, VT bisa menjadi stimulus yang tidak perlu. -
Tolak sweeping jika serviks belum matang atau janin belum masuk panggul
Prosedur ini memicu pelepasan prostaglandin dan bisa mempercepat kontraksi — tapi bila tubuh belum siap, itu hanya membuat stres pada serviks dan membran ketuban. -
Gunakan hak untuk menunggu tubuh siap secara alami
Jika tidak ada tanda bahaya, menunggu tubuh memulai kontraksi secara spontan jauh lebih aman untuk keberhasilan VBAC.
❌ Hindari Intervensi yang Bersifat Pemaksaan atau Tidak Dijelaskan Tujuannya, seperti:
-
VT berulang kali saat belum ada perubahan signifikan
-
Sweeping serviks di usia kehamilan belum cukup matang
-
Rangsangan fisik tanpa pemahaman tentang posisi janin (misal stimulasi payudara, akupresur, atau pemijatan rahim)
Untuk PROVIDER:
Penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk meninggalkan pendekatan berbasis rutinitas dan menggantinya dengan pendekatan berbasis indikasi. Terutama dalam kasus VBAC, setiap intervensi harus ditimbang dengan sangat hati-hati.
✅ Prinsip Praktik yang Disarankan:
-
Terapkan Prinsip “Less is More”
Lakukan pemeriksaan dalam atau intervensi lain hanya jika ada indikasi kuat — misalnya perubahan pola kontraksi, perdarahan, tanda ketuban pecah, atau tanda fetal distress. -
Hindari sweeping atau stimulasi hormonal dini tanpa pertimbangan menyeluruh
Apalagi jika serviks belum lunak dan janin belum engage — ini justru bisa merusak integritas serviks dan kantung ketuban. -
Gunakan cara lain dalam observasi kemajuan persalinan
Misalnya dengan membaca sinyal non-verbal ibu: perubahan suara, ritme napas, gerakan tubuh, insting mencari posisi, hingga ekspresi wajah. Ini semua adalah bagian dari pendekatan fisiologis.
Referensi Praktik: