Bidan Kita

Home Childbirth Childbirth Support & Healing Pentingnya Pendamping Persalinan

Pentingnya Pendamping Persalinan

0

a. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan istri jika persalinan ternyata berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Ada baiknya suami diberitahu terlebih dahulu, bahwa jika nanti istrinya berteriak padanya, itu hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter.

b. Memijat bagian tubuh istri, agar ia tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatiannya dari sakitnya kontraksi. Suami bisa juga memberi pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, atau melakukan endorphin massage menggunakan ujung jari.

c. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen, atau potongan es untuknya, atau memanggilkan perawat dan dokter jika ia membutuhkan bantuan.

d. Menjadi pegangan istri saat mengejan dan mendorong, serta membimbing istri untuk bisa mengejan dengan cara yang paling efektif.

Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri, terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istri mereka (Lutfiatus Sholihah, 2004:35).

Namun, ada kalanya suami tidak bersedia mendampingi istri di ruang bersalin dengan berbagai alasan.

a. Tidak siap mental. Umumnya para suami tidak tega dan lekas panik saat melihat istri mereka kesakitan, atau juga mereka tidak tahan jika harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping di ruang bersalin.

b. Tidak diizinkan pihak rumah sakit (RS). Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping persalinan selain petugas medis, baik untuk persalinan normal maupun Caesar. Alasan yang diajukan antara lain kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang tengah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas, dan kesterilan ruang operasi yang dapat berkurang dengan jumlah orang yang terlalu banyak.

c. Suami sedang dinas. Jika suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri saat bersalin, tentu si istri harus memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami, masih ada anggota keluarga lain yang dapat menemani, seperti ibu atau ibu mertua. Momen persalinan pun kini dapat diabadikan dalam bentuk foto atau video, sehingga suami tidak perlu berkecil hati karena telah melewatkan proses kelahiran bayinya.