Bidan Kita

Home Childbirth Pertahankan Ketuban Anda

Pertahankan Ketuban Anda

0
Pertahankan Ketuban Anda

 

ARM atau Artificial Rupture Of Membran atau pemecahan ketuban adalah salah satu intervensi rutin dayng umum dilakukan oleh tenaga kesehatan selama proses persalinan. Namun, sebenarnya ARM tidak boleh dilakukan tanpa pemahaman yang baik tentang bagaimana kantung ketuban dan fungsi cairan ketuban dalam proses persalinan. Seorang ibu harus sepenuhnya diberitahu tentang risiko yang terkait intervensi ini sebelum ia menyetujui untuk melakukan ARM ini. Posting ini akan membahas bagaimana resiko ARM pada persalinan.

Anatomi dan fisiologi

Pada akhir kehamilan janin Anda dikelilingi oleh sekitar 500-1000ml Fluida/ cairan ketuban. janin juga berkontribusi terhadap jumlah air ketuban melalui sekresi urine dan saluran pernapasan ke dalam cairan. Cairan ketuban/cairan amnion terus-menerus diproduksi dan selalu baru – Bayi menelan cairan, melewati usus ke dalam sirkulasi bayi; kemudian dikirim keluar melalui plasenta. Proses ini terus berlanjut bahkan jika selaput ketuban telah pecah. Jadi sebenarnya, bahkan ketika ketuban sudah pecah, cairan ketuban tetap diproduksi oleh plasenta dan tubuh nah ini akan tergantung dengan bagaimana rehidrasi si ibu. Jadi sebenarnya tidak ada istilah ketuban kering bunda!

Beberapa penelitian menyatakan Cairan amnion pada keadaan normal berwarna putih agak keruh karena adanya campuran partikel solid yang terkandung di dalamnya yang berasal dari lanugo, sel epitel, dan material sebasea. Volume cairan amnion pada keadaan aterm adalah sekitar 800 ml, atau antara 400 ml -1500 ml dalam keadaan normal. Pada kehamilan 10 minggu rata-rata volume adalah 30 ml, dan kehamilan 20 minggu 300 ml, 30 minggu 600 ml. Pada kehamilan 30 minggu, cairan amnion lebih mendominasi dibandingkan dengan janin sendiri. Cairan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion.

Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Penelitian mengatakan sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion.

Membran ketuban juga mengandung korion  ini adalah membran di antara membran ketuban dan uterus. Membran ini tampaknya menempel seperti jadi satu dengan membrane luar. Namun sebenarnya bisa dipisahkan. Anda dapat mencoba untuk memisahkannya setelah plasenta keluar (*** Jika Anda bidan/dokter yang ingin membuktikannya).

Cairan ketuban/cairan amnion merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Pada awal embryogenesis, amnion merupakan perpanjangan dari matriks ekstraseluler dan di sana terjadi difusi dua arah antara janin dan cairan amnion. Pada usia kehamilan 8 minggu, terbentuk uretra dan ginjal janin mulai memproduksi urin. Selanjutnya janin mulai bisa menelan. Eksresi dari urin, sistem pernafasan, sistem digestivus, tali pusat dan permukaan plasenta menjadi sumber dari cairan amnion. Telah diketahui bahwa cairan amnion berfungsi sebagai kantong pelindung di sekitar janin yang memberikan ruang bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan tekanan uterus pada partus, dan mencegah trauma mekanik dan trauma termal.

Cairan amnion juga berperan dalam sistem imun bawaan karena memiliki peptid antimikrobial terhadap beberapa jenis bakteri dan fungi patogen tertentu. Cairan amnion adalah 98% air dan elektrolit, protein , peptide, hormon, karbohidrat, dan lipid. Pada beberapa penelitian, komponen-komponen cairan amnion ditemukan memiliki fungsi sebagai biomarker potensial bagi abnormalitas-abnormalitas dalam kehamilan. Beberapa tahun belakangan, sejumlah protein dan peptide pada cairan amnion diketahui sebagai faktor pertumbuhan atau sitokin, dimana kadarnya akan berubah-ubah sesuai dengan usia kehamilan. Cairan amnion juga diduga memiliki potensi dalam pengembangan medikasi stem cell .

Selama kehamilan, ketuban melindungi dan mempersiapkan bayi dengan:

1. Sebagai Bantalan pelindung janin dari benturan keras.