
“Hamil itu penuh berkah, tapi kenapa kok setiap mau BAB rasanya nyeri, gatal, bahkan kadang berdarah?”
Kalau Anda pernah mikir begitu, kamu nggak sendiri.
Banyak ibu hamil mengalami keluhan di area anus—entah rasa tidak nyaman saat duduk, gatal yang nggak kunjung hilang, atau nyeri luar biasa waktu buang air besar. Tapi karena letaknya “di bawah” dan agak sensitif buat dibahas, keluhan ini sering disimpan sendiri. Malu mau cerita. Takut dianggap remeh.
Padahal, kondisi seperti ini sangat umum terjadi saat hamil. Dan kabar baiknya, sebagian besar bukan sesuatu yang berbahaya. Bisa ditangani, bahkan dicegah, asalkan kita tahu penyebab dan cara mengelolanya.
Nah, di artikel ini kita akan bahas pelan-pelan tentang wasir atau ambeien pada ibu hamil—dari yang ringan sampai yang sering bikin khawatir. Supaya Anda bisa lebih tenang dan tahu harus gimana saat gejalanya muncul.
Wasir, atau dalam istilah medis disebut hemoroid, adalah kondisi saat bantalan pembuluh darah di sekitar anus membengkak atau meradang. Kondisi ini sebenarnya mirip seperti varises, tapi terjadi di daerah rektum dan anus. Saat hamil, tekanan dari rahim yang membesar dan perubahan hormon bisa membuat pembuluh darah di area ini melebar, lalu menyebabkan wasir.
Secara umum, wasir dibagi menjadi dua jenis:
-
Wasir internal: terjadi di bagian dalam saluran anus, biasanya tidak terasa nyeri tapi bisa menimbulkan perdarahan—darah merah segar saat buang air besar.
-
Wasir eksternal: muncul di bagian luar anus sebagai benjolan lunak atau keras. Kadang terasa gatal, nyeri, atau bahkan perih saat duduk dan BAB.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Gastroenterology (2024), wasir dialami oleh sekitar 35% ibu hamil, dengan risiko meningkat seiring usia kehamilan. Studi tersebut juga menegaskan bahwa kehamilan adalah salah satu faktor risiko utama karena adanya peningkatan tekanan intra-abdomen, pelebaran pembuluh darah vena, dan kecenderungan konstipasi pada trimester kedua dan ketiga (Ghafari et al., 2024).
Fakta menarik lainnya, dalam sebuah tinjauan sistematis oleh Abramowitz et al. (The Lancet Gastroenterology & Hepatology, 2018), disebutkan bahwa hemoroid merupakan salah satu kondisi anorektal paling umum pada perempuan hamil dan pascapersalinan, tapi sayangnya sering kali diabaikan atau dianggap tabu untuk dibicarakan.
Padahal, memahami apa itu wasir, bagaimana bentuk dan gejalanya, serta apa yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasinya, sangat penting agar ibu hamil tidak merasa cemas berlebihan atau justru menunda pengobatan.
Jadi, kalau Anda merasakan gejala seperti nyeri saat BAB, ada benjolan di sekitar anus, atau bahkan perdarahan ringan, bisa jadi itu adalah wasir. Tidak perlu panik. Yang penting, tahu cara meresponsnya dengan tenang dan tepat.
Kenapa Wasir Sering Muncul Saat Hamil?
Wasir bukan kondisi aneh dalam kehamilan. Faktanya, cukup banyak ibu hamil yang baru pertama kali menyadari gejala wasir justru saat usia kehamilan memasuki trimester kedua atau ketiga. Kenapa bisa begitu?
Ada beberapa alasan biologis dan fisiologis yang membuat kehamilan jadi masa “subur” untuk munculnya wasir. Mari kita bahas satu per satu.
1. Perubahan Hormon yang Mempengaruhi Pembuluh Darah
Selama kehamilan, tubuh ibu memproduksi lebih banyak hormon progesteron. Hormon ini punya banyak manfaat, seperti membantu otot rahim rileks dan menjaga kehamilan tetap stabil. Tapi, efek sampingnya—yang jarang dibicarakan—adalah membuat pembuluh darah menjadi lebih longgar dan melebar.
Akibatnya, pembuluh darah di sekitar anus juga bisa melebar dan menampung lebih banyak darah daripada biasanya. Jika aliran balik darah ke jantung tidak lancar, maka darah bisa “mengendap”, dan terbentuklah benjolan atau pembengkakan yang kita kenal sebagai wasir.
2. Tekanan dari Rahim yang Membesar
Seiring pertumbuhan janin, rahim pun makin membesar. Di trimester akhir, rahim bisa memberikan tekanan cukup besar pada pembuluh darah balik di area panggul dan perut bawah—terutama vena cava inferior dan vena hemoroidalis.
Tekanan ini memperlambat aliran darah dari bagian bawah tubuh ke jantung. Akibatnya, aliran darah dari anus dan rektum jadi tersendat, lalu memicu pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus, alias hemoroid.
Hal ini ditegaskan dalam kajian oleh Abramowitz et al. (2018) yang diterbitkan di The Lancet Gastroenterology & Hepatology, bahwa pertumbuhan janin yang menekan pembuluh darah besar merupakan salah satu pemicu utama hemoroid selama kehamilan.
3. Konstipasi dan Kebiasaan Mengejan
Keluhan perut kembung, susah BAB, atau buang air besar yang jarang selama hamil bukan hal asing. Ini disebabkan oleh: