Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth PRE EKLAMSIA, Bisakah Melahirkan Normal Alami dan VBAC?

PRE EKLAMSIA, Bisakah Melahirkan Normal Alami dan VBAC?

0
PRE EKLAMSIA, Bisakah Melahirkan Normal Alami dan VBAC?

Pertanyaan ini seringkali muncul dan bahkan di group komunitas bidan kita pun muncul. Bahkan untuk ibu ibu yang pengen VBAC, Pertanyaan seperti….

“bu bidan, saya ada gejala pre eklamsia, bisakah saya tetap melahirkan normal alami?”

atau….

“Bu Bidan, saya dulu preeklamsia. Kalau hamil lagi, masih bisa nggak lahiran normal?”
“Saya pengen VBAC, tapi takut kambuh lagi preeklamsianya. Gimana ya?”

Kekhawatiran seperti ini sangat valid. 

mari kita bahas supaya lebih clear ya?

Apa Itu Preeklamsia?

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) disertai tanda kerusakan organ, terutama protein dalam urin (proteinuria). Biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu.

Jika tidak ditangani dengan tepat, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklampsia (kejang) yang berbahaya bagi ibu dan bayi.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti preeklamsia belum diketahui, tapi diduga berhubungan dengan gangguan perkembangan pembuluh darah di plasenta, yang menyebabkan tekanan darah meningkat dan peradangan sistemik.

Beberapa penelitian mengungkapkan bagaimana pre eklamsia terjadi aliyas bagaimana patofisiologinya yaitu:

a. Plasentasi Abnormal

  • Pada kehamilan sehat, sel trofoblas dari janin menyusup ke dalam pembuluh darah ibu di rahim, menciptakan sirkulasi uteroplasenta yang kuat.

  • Pada preeklampsia, proses ini terhambat, sehingga aliran darah ke plasenta menjadi terbatas (hipoperfusi), dan mengakibatkan stres oksidatif.

b. Disfungsi Endotel

  • Endotel adalah lapisan pembuluh darah. Pada preeklampsia, terjadi kerusakan dan peradangan endotel akibat pelepasan zat toksik dari plasenta (seperti sFlt-1 dan endoglin).

  • Hal ini menyebabkan hipertensi, kebocoran kapiler, dan gangguan pembekuan.

c. Ketidakseimbangan Imunologis

  • Ketidakseimbangan antara sistem imun ibu dan janin menyebabkan reaksi inflamasi yang abnormal. Ini juga memperburuk stres oksidatif dan merusak sel.

d. Disfungsi Mitokondria dan Stres Oksidatif

  • Sel-sel plasenta mengalami kerusakan mitokondria, menghasilkan ROS (radikal bebas), memperburuk kerusakan jaringan, dan memicu peradangan sistemik.

Faktor risiko utama:

  • Kehamilan pertama (nullipara)
  • Usia ibu <20 atau >35 tahun
  • Riwayat preeklamsia sebelumnya
  • Tekanan darah tinggi kronis
  • Diabetes, gangguan ginjal, atau autoimun (Lupus, APLS)
  • Kehamilan ganda (kembar, triplet)
  • Obesitas atau peningkatan berat badan berlebihan

Tanda dan Gejala Preeklamsia