yaitu pada saat usia kehamilan empat hingga enam bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu sudah merasa tenang, karena telah terbiasanya dengan keadaannya. Di tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.
Tahap ketiga yakni trimester ketiga,
stres pada ibu hamil akan meningkat kembali. Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah. Dan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Langkah-langkah untuk menghindari stres selama masa kehamilan adalah :
1. Bagi pasangan, berikan semangat dan perhatian kepada istri. Dengan begitu, istri bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di masa kehamilannya.
2. Tugas pasangan yang paling penting lainnya adalah membina hubungan baik dengan pasangan. Karena dengan membina hubungan yang baik, maka istri dapat mengkonsultasikannya setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya selama masa kehamilan. Saat hamil merupakan saat sensitif bagi seorang wanita. Jadi, sebisa mungkin suami menciptakan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya mengajak jalan-jalan ringan sambil ngobrol, bicara halus dan positif dan sebagainya. Ini akan membuat istri merasa nyaman, selain juga semakin mempererat hubungan suami-istri.
3. Menemani istri ke dokter/ bidan untuk pemeriksaan kehamilan juga tak kalah penting. Suami juga akan mendapat informasi, sehingga akan lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan istrinya. Ada baiknya suami juga membaca literatur tentang kehamilan dan bukan bersikap masa bodoh.
4. Faktor yang sangat menentukan kesiapan wanita adalah:
Pertama faktor kepribadian. Kalau kepribadiannya sudah matang, tentu ia akan siap menghadapi segala tantangan secara umum, termasuk perubahan saat kehamilan.
Kedua adalah kesiapan wanita untuk hamil. Kalau istri sudah matang, ia pasti akan siap dengan perubahan fisik dan mental yang terjadi selama kehamilan dan sebagainya, sehingga mendampinginya pun akan lebih enak dibanding jika kepribadiannya belum matang, tidak siap atau dari sisi fisik ada penyakit atau hambatan fisik yang akan jadi masalah kalau ia hamil. Ketiga Jika yang terakhir ini yang terjadi, berarti pendampingan suami harus lebih. Sebagai orang yang paling dekat, suami tentu dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil, seorang wanita mengalami perubahan, baik fisik maupun mental. Suami sebaiknya memahami perubahan ini. Kebiasaan-kebiasaan istri juga mungkin berubah akibat perubahan fisik tadi, sehingga suami harus lebih sabar, juga jangan terlalu cemas. Kecemasan akan terlihat dan dirasakan istri, sehingga akan mempengaruhi kondisi emosi istri.
5. Dalam hal perubahan fisik, kebanyakan calon ibu merasakan ia jadi makin gemuk dan makin jelek. Nah, image jelek ini kadang berubah jadi negatif, sehingga membuatnya tak percaya diri. Di sini peran suami dibutuhkan. Mereka harus maklum dan mau menambah pujian serta perhatian. Misalnya, dengan mengatakan istri makin cantik. Tentu, jangan kelihatan dibuat-buat atau berlebihan. Harus tulus, sehingga istri tidak merasa diledek. Cara ini akan membuat istri merasa diperhatikan dan berkaitan dengan self image istri.
6. Apa saja yang tidak boleh dilakukan suami saat istri hamil? Dalam hal berhubungan seks, memang tidak ada larangan wanita hamil melakukan hubungan intim. Tapi sebaiknya suami memahami kondisi istri, keluhannya apa, berapa usia kehamilan dan sebagainya. Kalaupun mau melakukan hubungan intim, harus atas keinginan berdua. Posisi juga harus disesuaikan dengan kondisi fisik istri. Suami sebaiknya jangan kelihatan acuh tak acuh atau sebaliknya, sangat cemas. Kalau memang tak tahu tentang kehamilan sang istri, usahakan banyak bertanya ke dokter atau membaca buku.
7. Suami sebaiknya tidak membuat masalah dalam komunikasi. Jangan membuat emosi istri terganggu, misalnya marah atau bertengkar. Buatlah istri selalu dalam emosi positif. Saat hamil, istri mungkin akan lebih sensitif, jadi suami juga harus maklum. Jangan memancing hal-hal yang bisa membuat istri marah atau sedih/tertekan, karena bisa mempengaruhi kandungan. Suami harus berempati. Misalnya, membantu pekerjaan rumah dan lain sebagainya.
Tetapi Anda dapat mencoba beberapa tips untuk mengatasi stres. Ingat, yang terpenting berusahalah untuk melindungi Anda dan juga bayi Anda dari pengaruh buruk akibat stres ini.