Bab Enam: Melestarikan Pola
Keyakinan tentang bagaimana dunia akan memperlakukan saya dan bagaimana saya harus bertahan hidup mulai terjadi pada menit dan jam pertama kehidupan. Dan seringkali orangtua tidak mengerti itu.
Sebuah contoh kasus:
Seorang bayi baru lahir yang langsung dipisahkan dari ibunya untuk mendapatkan perawatan seperti suction/penghisapan lendir di mulut dan tenggorokannya sebenarnya merasa sangat traumatic dan dia mengalami ketakutan yang luar biasa dan semua terekam dalam pikiran bawah sadarnya. Seiring pertumbuhannya dan perkembangannya orang tua tidak mengerti mengapa setiap kali bayi mulai makan/minum susu, bayi merasa takut dan sehingga mereka meludahkan makanannya dan menangis keras. Sehingga si ibu berpikir “payudara saya tidak baik bagi bayi” dan ketika ibu berfikir seperti itu yang dirasakan bayi adalah bahwa “apa yang saya lakukan tidak dapat diterima; mungkin aku tidak bisa diterima”. Jadi bayi menjadi lebih rewel dan akhirnya mereka mendapatkan label / “labeling” dan kemudian anak mulai hidup sesuai dengan label tersebut. Ibu dan ayah tersebut kemudian berpikir “kita harus mengontrol perilaku nya” dan cenderung selalu menyalahkan mereka, “kau anak nakal, anak yang jelek” dan itu akan membuatnya semakin traumatic. (Marti Glenn, Ph.D)
Di bab tujuh, delapan dan sembilan lebih bercerita tentang efek yang dapat di timbulkan dari trauma yang terjadi pada saat baru lahir juga pada masa anak-anak. Dan seringkali kita tidak menyadari hal tersebut. Saat Anda melakukan “healing” yang dilakukan adalah melakukan “recall” atau memanggil kembali memori-memori yang sempat terekam puluhan tahun yang lalu, menghapus dan memperbaikinya.
Nah sebagai orang tua kita harus lebih peka dengan tingkah laku yang ada pada anak kita
Berikan kasih, sayang dan damai . bangun ikatan “bonding” yang baik antara orangtua dan anak. Buat dunia menjadi lebih damai.
Salam Hangat, Bidan Kita