Bidan Kita

Home Childbirth Hypnobirthing 10 Tips untuk Menghindari Operasi SC

10 Tips untuk Menghindari Operasi SC

0
10 Tips untuk Menghindari Operasi SC

b. 3 kali lebih besar untuk dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi).

c. 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi masa nifas.

d. 2.3 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi anestesi.

e. 2.2 kali lebih besar untuk mengalami sumbatan pembuluh darah.

f. 2.1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan banyak yang seringkali berakhir dengan pengangkatan rahim.

g. 1.5 kali lebih besar untuk lebih lama dirawat di rumah sakit

Ibu dapat mengurangi kemungkinan untuk membutuhkan bedah caesar dengan mengikuti tips ini:

1. Pilih “provider” atau penyedia layanan kesehatan (RS, RB, RSIA) dengan tingkat bedah sesar yang rendah. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi kemungkinan seorang ibu dilakukan bedah sesar adalah memilih RS/RB/RSIA yang pro normal, artinya Obsgyn yang bertugas pun mendukung persalinan normal dan tingkat kejadian SC di RS tersebut rendah. Memang tidak ada aturan atau undang-udang yang mengharuskan sebuah layanan kesehatan mengumumkan kepada khalayak ramai berapa angka kejadian bedah sesar dan angka persalinan normal, namun tidak ada salahnya  Anda sebagai konsumen mananyakan hal ini kepada staff, dokter atau bidan yang berada di RS/RB/RSIA tersebut. Anda juga perlu berkomunikasi dengan pihak RS/RB/RSIA tentang keinginan Anda untuk bersalin normal. Dengan demikian mereka akan lebih mendukung Anda untuk mencapai hal tersebut dan membuat rencana persalinan yang dirancang untuk mengurangi risiko.

2. Jadilah skeptis terhadap pembenaran untuk bedah caesar yang tidak didasarkan pada penelitian ilmiah.

Banyak wanita disarankan untuk operasi caesar karena alasan yang tidak didukung oleh penelitian dan indikasi medis. Dokter mungkin mengatakan bahwa Anda terlalu kelebihan berat badan, terlalu pendek atau terlalu tua untuk persalinan normal melalui vagina. Alasan lain biasanya seorang ibu di motivasi dokiter untuk melakukan bedah sesar karena umur kehamilan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), didiagnosa cairan ketuban tipis atau berkurang dan hampir habis, atau karena si ibu pernah melahirkan SC sebelumnya.

Padalah sebenarnya indikasi medis dari operasi sesar adalah:

  •  Detak jantung janin yang melambat (fetal distress)
  •  Komplikasi preeklamsia
  •  sang ibu menderita herpes
  •  putusnya tali pusar sebelum bayi dilahirkan
  •  sang bayi dalam posisi  melintang
  •  kegagalan persalinan dengan induksi
  •  kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau vaccum)
  •  bayi besar (makrosomia- berat badan lahir lebih dari 4,2 kg)
  •  masalah kelainan plasenta seperti plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), plasenta abruption atau plasenta acreta)
  •  sebelumnya pernah menjalani bedah caesar (masih dalam kontroversi)
  •  CPD (proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat)
  •  Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal
  •  Ibu menderita hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)

Seorang Ibu harus siap untuk bertanya apa pilihan mereka. Pertanyaan seperti “Bisakah kita menunggu sedikit lebih lama?”, “Apakah bayi saya dalam bahaya?” Dan “Apa risiko apabila saya tidak dioperasi?” dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut maka akan dapat membantu memfasilitasi pengambilan keputusan-informasi, karena pada dasarnya ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk bedah sesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang bayi.

3. Biarkan tubuh melakukan persalinannya sendiri atau biarkan persalinan berjalan sealami mungkin. Ketika rumah sakit menggunakan obat untuk menginduksi persalinan, penelitian telah secara konsisten menunjukkan bahwa justru meningkatkan risiko hampir dua kali lipat untuk seorang wanita menjalani operasi sesar. Kebanyakan wanita yang diinduksi membutuhkan IV (infuse) dan alat monitor elektronik untuk mengobservasi dan memantau denyut jantung janin, yang paling sering membatasi gerakan ibu di tempat tidur. “apabila ingin mendapatkan persalinan alami, cobalah untuk duduk atau berdiri dalam posisi tegak dan mobilisasi karena ini adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kemungkinan kelahiran berjalan mulus,” kata ina may gaskin seorang bidan internasional. “Terlalu banyak ibu yang memakai patokan jam dan tidur terlentang selama proses persalinan. Ini tidak mengherankan ketika para ibu ini mengatakan mereka telah ‘gagal untuk kemajuan persalinan. ”

4. Jika memungkinkan mintalah seorang pendamping persalinan dari tenaga professional yang terampil seperti bidan untuk mendampingi Anda selama persalinan secara terus menerus. Sementara banyak wanita membayangkan bahwa ketika mereka bersalin di RS aka nada seorang perawat atau bidan yang akan membantu mereka melalui kontraksi dalam persalinan mereka secara terus menerus, padahal ternyata kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar perawat merawat beberapa calon ibu (pasien) secara simultan dan tidak punya waktu untuk mencurahkan perhatian kepada satu pasien saja. Nah dengan adanya pendamping persalinan atau dengan anda “menyewa” perawat atau bidan khusus (diluarnegeri ini disebut doula) maka Anda akan selalu didukung selama melewati proses persalinan ini akan mengurangi kesempatan dan keinginan anda untuk meminta obat nyeri dan, akhirnya, menjalani bedah Caesar. Menurut penelitian medis Penggunaan epidural di awal persalinan dapat mengakibatkan kegagalan kemajuan dan dikaitkan dengan meningkatnya resiko bedah Caesar. Memang ini akan butuh investasi tersendiri, namun demi mendapatkan pengalaman positif selama persalinan tidak ada salahnya Anda mencoba untuk memikirkannya.  Apalagi jika tenaga professional ini menguasai hypnobirthing, ini akan sangat menguntungkan Anda dan keluarga Anda.