Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Saat Kontraksi, DIEM atau GERAK ya?

Saat Kontraksi, DIEM atau GERAK ya?

0
Saat Kontraksi, DIEM atau GERAK ya?
  • Membantu aliran darah ke plasenta

  • Membuat rahim tidak menekan vena cava (pembuluh besar di belakang rahim)

  • Menjaga panggul tetap terbuka

  • Nyaman dan cocok untuk recharge energi

Tambahan bantal di punggung dan di bawah perut juga bisa memberi rasa “dipeluk” dan memperdalam relaksasi.

2. Duduk Bersandar di Kursi atau di Birthing Ball

Duduk santai sambil:

  • Bersandar di meja/bantal di depan

  • Ditemani musik atau afirmasi lembut

  • Dipijit lembut pundaknya oleh pasangan

Posisi ini:

  • Membiarkan panggul tetap “terbuka ke bawah” karena bantuan gravitasi

  • Memberi tubuh jeda tanpa “shut down”

  • Memberi ruang untuk napas tenang dan refleksi batin

3. Rebozo Belly Sifting dalam Posisi Berlutut

Posisi ini sangat direkomendasikan:

  • Ibu dalam posisi berlutut bersandar (ke bean bag, birth ball, atau tangan pasangan)

  • Suami/doula menggunakan rebozo atau kain panjang untuk “mengayun lembut perut”

Manfaatnya:

  • Merilekskan otot ligamen yang tegang

  • Memberi kenyamanan pada bayi di dalam

  • Memfasilitasi bayi menemukan posisi terbaiknya

  • Memberi efek “dibuai” yang sangat menenangkan bagi ibu dan janin

Rebozo Sifting tidak hanya menenangkan fisik, tapi juga mengaktifkan keintiman dan kepercayaan antara ibu dan pendampingnya.

⚠️ Hindari Posisi Ini Saat Istirahat (Jika Tidak Mendesak secara Medis)

  • Terlentang datar bisa menekan pembuluh darah besar, menghambat aliran oksigen ke bayi

  • Diam terlalu lama tanpa perubahan posisi bisa membuat kontraksi stagnan dan bayi sulit turun

  • Tidur tanpa sadar posisi tubuh → bisa membuat rasa tidak nyaman saat kontraksi datang

Kesimpulan: Dengarkan Tubuh, Gerakkan Cinta

Kontraksi bukan musuh.
Kontraksi bukan sinyal untuk diam dan menderita.
Kontraksi adalah bahasa tubuh yang mengantar bayi menuju dunia.

Saat tubuh lelah, istirahatlah.
Tapi istirahatlah dengan niat dan kesadaran.
Dengan posisi yang tetap memberi ruang bagi rahim untuk bekerja, bagi bayi untuk bergerak, dan bagi jiwa ibu untuk tetap hadir.

Jadi…Selama kontraksi:
✅ Dengarkan tubuh
✅ Bergerak atau istirahat sesuai kebutuhan
✅ Hindari posisi pasif seperti terlentang
✅ Gunakan napas untuk jaga koneksi dengan tubuh
✅ Manfaatkan rebozo, bantal, birthing ball, atau pelukan suami

Gerakan kecil = efek besar

Karena tubuh perempuan diciptakan dengan desain yang bijak dan penuh kasih.
Ia tahu kapan bergerak, kapan diam, dan bagaimana melahirkan dengan kekuatan dari dalam.
Yang ia butuhkan adalah dukungan, kepercayaan, dan ruang untuk bekerja.

Dan setiap napas, setiap gerak, adalah langkah menuju lahirnya cinta yang baru.

Selamat mencoba ya.

DAFTAR PUSTAKA & REFERENSI ILMIAH

  1. World Health Organization (WHO). (2018).
    WHO Recommendations: Intrapartum care for a positive childbirth experience.
    Geneva: WHO.

    Menyatakan pentingnya mobilitas dan kebebasan posisi selama persalinan untuk pengalaman lahir yang positif dan menurunkan risiko intervensi.

  2. Lawrence, A., Lewis, L., Hofmeyr, G. J., Styles, C., & Dowswell, T. (2013).
    Maternal positions and mobility during first stage labour.
    Cochrane Database of Systematic Reviews, Issue 10.
    https://doi.org/10.1002/14651858.CD003934.pub4

    Wanita yang aktif dan bebas bergerak mengalami kala I dan II yang lebih singkat dan memerlukan lebih sedikit intervensi medis.

  3. Simkin, P., & Ancheta, R. (2017).
    The Labor Progress Handbook: Early Interventions to Prevent and Treat Dystocia (4th ed.).
    Wiley-Blackwell.

    Menjelaskan secara rinci pengaruh rasa takut, posisi tubuh, dan kelelahan terhadap progresi persalinan.

  4. Calais-Germain, B., & Vives Parés, N. (2012).
    Preparing for a Gentle Birth: The Pelvis in Pregnancy.
    Inner Traditions.

    Memaparkan bagaimana gerakan memengaruhi bentuk dan fleksibilitas panggul serta peran ligamen dalam persalinan.

  5. Buckley, S. J. (2015).
    Hormonal Physiology of Childbearing: Evidence and Implications for Women, Babies, and Maternity Care.
    Childbirth Connection.

    Menguraikan hubungan antara hormon (oksitosin, endorfin, adrenalin) dan kenyamanan serta efektivitas proses persalinan.

  6. Gupta, J. K., Sood, A., Hofmeyr, G. J., & Vogel, J. P. (2017).
    Position in the second stage of labour for women without epidural anaesthesia.
    Cochrane Database of Systematic Reviews, Issue 5.
    https://doi.org/10.1002/14651858.CD002006.pub3

    Mendukung posisi non-terlentang selama mengejan untuk mengurangi trauma perineum dan memfasilitasi keluarnya bayi.

  7. Melzack, R., & Wall, P. D. (1965).
    Pain mechanisms: a new theory.
    Science, 150(3699), 971–979.

    Teori Gate Control: gerakan dan stimulasi sensorik mengurangi persepsi nyeri melalui “pintu kendali” di sistem saraf.

  8. Reed, R. (2018).
    Reclaiming Childbirth as a Rite of Passage: Weaving ancient wisdom with modern knowledge.
    Pinter & Martin.

    Menekankan pentingnya menghormati insting ibu, posisi alami tubuh, dan hormon dalam proses kelahiran fisiologis.

  9. England, P., & Horowitz, R. (2007).
    Birthing from Within: An Extra-Ordinary Guide to Childbirth Preparation.
    Partera Press.