Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Asuhan Sayang Ibu & Sayang Bayi

Asuhan Sayang Ibu & Sayang Bayi

0
Asuhan Sayang Ibu & Sayang Bayi

7. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara : (a) Mengurangi perasaan tegang. (b) Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. (c) Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong. (d) Menjawab pertanyaan ibu. (e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya. (f) Memberitahu hasil pemeriksaan.

Disinilah saatnya seorang nakes bisa memberikan informasi yang jelas tentang apa yang terjadi hingga rencana tindakan apa yang akan dilakukan, juga memberikan informasi tentang untuk ruginya setiap tindakan. Tentunya harus dengan bahasa yang informatif, ramah dan sopan.

8. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.

9. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

## di asuhan sayang ibu di kala II ini masih ada poin yang saya rasa kurang yaitu membimbing, memfasilitasi dan mendukung ibu untuk memilih posisi yang terbaik dan ternyaman bagi ibu saat melahirkan bayinya.

Inilah yang masih sangat kurang. Karena hampir semua ibu yang bersalin di faskes “dipaksa” untuk melakukan posisi litotomi dengan alasan supaya bidan/dokter yang menolong merasa nyaman. Jadi bukannya nyaman untuk ibu namun nyaman untuk nakesnya.

Nahkan di Asuhan Persalinan Normal yang digunakan sebagai strandart pertolongan persalinan secara nasionalpun para bidan dan dokter dilatih “Hanya” dengan posisi litotomi atau maksimal setengah duduk saja. Padahal tidak menutup kemungkinan sang ibu lebih merasa nyaman berada dalam posisi jongkok, nungging, merangkak, duduk atau bahkan berdiri saat melahirkan bayinya. Dan ekstrimnya adalah jika ibu meminta untuk posisi selain posisi terlentang/litotomi/setengah duduk, maka dianggap tidak sesuai dengan prosedur karena tidak sesuai dengan APN. Padahal seharusnyatidak tidak boleh terlalu kaku dalam menerapkan standart tersebut. Ada ART (Seni) yang harus dilakukan karena manusia itu unik.

Nah mungiin kurasa inilah yang musti di koreksi kembali.

Kala III Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.

2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.

3. Pencegahan infeksi pada kala III.

4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).

5. Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.

6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Ke-7 poin ini semuanya bagus sekali, manun poin 1 yang pelaksanaannya masih sangat jarang dilakukan. Masih banyak ibu yang akhirnya harus menelan “pil Pahit” karena tidak bisa melakukan IMD padahal kondisi bayinya stabil, hanya karena alasan prosedur. Nah inilah mengapa poin IMD harus benar benar Anda tekankan dan tanyakan saat masa kehamilan saat melakukan ANC bahkan tidak ada salahnya saat masa kehamilan Anda sudah bertemu dengan dokter anak yang akan anda percayai untuk membantu merawat bayi baru lahir Anda. Jangan sampai Anda merasa “terjebak” dan tidak bisa berbuat apa apa saat bayi lahir hanya karena prosedur tetap yang berlaku di RS tersebut. Kala IV Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.

2. Membantu ibu untuk berkemih.

3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan massase uterus.

4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.

5. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat.

6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

7. Pendampingan pada ibu selama kala IV.

8. Nutrisi dan dukungan emosional.

Semua poin di atas adalah bagus sekali hanya mungkin perlu di tambahi poisn pemberdayaan keluarga baru dan penyadaran akan pentingnya ASI Eksklusif. Disinilah justru persan nakes untuk memberikan edukasi kepada klien dan keluarganya tentang pentingnya ASI Eksklusif.

Nah…tentang asuhan sayang ibu dan apakah provider Anda melakukan dan menerapkannya dalam praktek pelayanannya, haruslah Anda observasi, dan amati serta tanyakan.

Posisikan Anda sebagai klien dan pengguna jasa. Jadi jangan takut atau ragu untuk berpindah provider (mencari nakes lain) jika dirasa Anda tidak sreg dan tidak mendapatkan hak-hak Anda sebagai seorang klien.

Ingat proses persalinan dan kelahiran adalah Fondasi awal dalam kehidupan ini, jadi ciptakan pengalaman persalinan dan kelahirnan sepositif mungkin. Karena ini layak diperjuangkan.

Nah untuk itulah pentingnya pemberdayaan diri, mari kita bersama menyadari bahwa proses persalinan dan kelahiran itu adalah diperlukan kerjasama TEAM. jangan hanya memasrahkan diri Anda total begitu saja (pasrah bongkokkan) dengan nakes, tapi justru ayo berdayakan diri, karena ini tubuhmu, ini hidupmu, ini bayimu, ya berupayalah.

Gentle birth akan terwujud jika ada kerjasama antara Anda dan provider. Anda: ya ayo berdayakan diri dulu, kita dikasih waktu 40 minggu sama Tuhan YME itu sebenarnya untuk mempersiapkan diri, untuk siapkan body, mind, soul demi menyambut manusia suci yang hadir di bumi. lha kalau calon ortunya saja gak siap, bagaimana dengan pengasuhannya nanti? bagaimana dengan bumi ini kelak? makanya mengapa kok Tuhan kasih waktu yang cukup longgar bagi kita yaitu 40 minggu. jadi gak ada alasan jika ada seorang ibu yang menyatakan : “aduh aku gak sempat bu bidan, relaksasi, aku gak sempat olahraga, aku gak sempat makan sehat…waktunya tak cukup…bla..bla..bla…” nah pertanyaannya adalah…”kemana aja dan ngapain aja semakan 40 minggu x 24 jam? masak iya sich gak sempat ngapa-ngapain karena waktu yang tidak cukup? masak iya sich Anda mau di perbudak waktu? sehingga mengabakan hal yang justru sangat penting? …hayo….makanya ayo belajar…di group ini adalah sarat akan pembelajaran kok, asal niat dan komitmen saja dech… Nakes: Ya nakes musti harus menghormati hak klien, menyadari bahwa kita adalah “pelayan” masyarakat, nbahwa posisi kita adalah sebagai pemberi jasa atau penjual jasa, jadi hormatilah klienmu…apapun itu masalahnya bisa kok di diskusikan, bikinlah hubungan yang harmonis kepada klien…tanggalkan senioritas = “merasa paling tahu, merasa paling pinter dll karena sebenarnya kita tu gak tau apa-apa. karena yang tahu bagaimana rasa tubuh seorang ibu ya ibu sendiri, bukan kita, makanya ayo rubah cara pandang dan paradigmanya. karena kita melayani manusia, otomatis ya perlakukan klien selayaknya manusia. bukan mesin. nah jadi….Gentle Birth akan tercipta jika masing masing pihak saling memberdayakan, saling bekerjasama dalam mewujudkannya. Gentle Birth itu sebuah filosofi kok…filosofi yang sangat mendasar tentang CINTA dan KASIH. nah penerapannya di lapangan akan sangat bervariasi, dan tidaklah kaku. makanya ayo sama-sama bahu membahu menyebarkan virus ini, untuk mewujudkan Indonesia yang DAMAI

Salam hangat

YESIE APRILLIA