Bidan Kita

Home Childbirth Hypnobirthing Bidan Kita – Gentle Birth – NIRMALA

Bidan Kita – Gentle Birth – NIRMALA

0

Water birth  bagian dari gentle birth

Selanjutnya saya dikejutkan berbagai temuan lain seputar persalinan yaitu cara pandang persalinan yang cenderung berfokus pada upaya membuat ibu lebih nyaman secara fisik saat melahirkan. Umumnya anggapan bahwa ibu yang melahirkan, juga bayi yang dilahirkan dengan selamat dan sehat, biasanya dianggap sudah cukup.  Pengalaman fisik, mental, dan spiritual ibu saat melahirkan, juga bayi itu sendiri  seakan terabaikan.  Padahal, perlakuan yang dialami ibu dan bayi serta keadaan lingkungan saat proses persalinan, sangat berperan terhadap trauma ibu dan bayinya dan ikut menentukan kehidupan bayi di kemudian hari – mulai dari sifat, gangguan penyakit (fisik dan mental), hingga risiko penyalahgunaan obat , dan kecenderungan bunuh diri.

Wawancara dengan ahli kandungan dan kebidanan penggagas Bali Water Birth Association, Dr I Nyoman Hariyasa Sanjaya dan Reza Gunawan, praktisi penyembuhan holistik yang juga mempunyai pengalaman gentle birth pada kelahiran putrinya, Atisha, sangat memperluas wawasan saya.

Lebih-lebih saat saya melihat  film Birth Into Being karya Elena Tonetti, seorang aktivis natural child birth dari Rusia, yang memperlihatkan perbedaan gentle birth dan persalinan dengan intervensi terlihat sangat gamblang. Sepanjang film ini saya tak henti-henti menangis dengan perasaan teraduk-aduk antara kaget, kagum, haru, hingga sedih luar biasa.

Saya baru tahu bahwa bayi yang lahir secara gentle birth seakan baru bangun tidur; matanya membuka perlahan –  mungkin sambil tersenyum – dan suara tangisannya lumrah saja. Sementara bayi yang dilahirkan dengan intervensi, dalam suasana panik dan bising, tangisannya  melengking bernada tinggi, menunjukkan reaksi terkejut, marah, dan sedih. Selain itu, ia masih harus menerima serangkaian perlakuan  tidak ramah seperti pemotongan tali pusat di saat rasa terkejutnya belum berhenti, pembersihan saluran pernapasan dengan selang, dan  langsung dipisahkan dari ibunya, dan lain-lain.

Water birth yang lebih awal menarik perhatian saya, ternyata hanya menjadi bagian dari gentle birth, yaitu prinsip yang mendasari proses kehamilan dan persalinan alami. Gentle birth adalah persalinan lembut tidak terburu-buru dan minim trauma. Bayi dibiarkan lahir dengan kecepatan dan waktunya sendiri, lalu diterima oleh tangan orang-orang yang mencintainya. Lewat gentle birth, wanita bisa menjalani kodratnya, yaitu menjalani proses kehamilan dan persalinan dengan aman dan nyaman.

Meniatkan, mempersiapkan, memperjuangkan

Meski awalnya agak sulit meyakinkan suami – maklum suami saya dari keluarga medis – akhirnya kami bersepakat mantap untuk menjalani gentle birth anak kedua kami.

Niat ini membawa konsekuensi di belakangnya. Kami,  yaitu saya, Mas Uun (suami saya), Velma (anak pertama), juga Mbak Sri (asisten di rumah) aktif bersama sejak awal kehamilan, mempersiapkan dan mengamati proses kehamilan saya.