
Lalu ada korteks , biasanya disebut sebagai “bagian abu-abu”, dimana dia bertanggung jawab untuk aktivitas mental kita . Itulah yang sering kita sebut “otak” , jadi ini adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi kognitif kita seperti logika , perhitungan , perencanaan dll.
Dan kemudian kita memiliki sistem limbik otak , yang mana ini bertanggung jawab untuk emosi kita , sensasi dan perasaan.
Pencetakan limbik terjadi di bagian otak, yang tidak langsung berhubungan dengan korteks, yang bertanggung jawab untuk memori kognitif. Selama kehamilan kelahiran dan anak usia dini, sistem limbik bertanggung jawab dan mengendalikan semua sensasi dan perasaan kita, tanpa menerjemahkannya ke dalam bahasa korteks. Disadari atau tidak disadari memori tersimpan.
Nah ketika seorang anak lahir ke bumi, lalu menerima banyak cinta, dimana segera setelah lahir seorang anak langsung dipeluk di dada ibunya, menyusu dari payudara sang ibu, dan melihat sukacita besar terpancar di mata ayahnya, maka sistem syaraf pada limbic merekan semua pengalaman primal tersebut di program dengan kebenaran yang tak terbantahkan, dimana anak tersebut merasa damai dan dunia adalah tempat yang tepat baginya.
Namun apa yang terjadi jika kesan pertama saat lahir adalah sesuatu yang kurang atau negatif? Dimana seorang anak lahir tanpa cinta dan kasih dengan proses yang sangat menyakitkan dimana dia merasakan kesakitan, kekecewaan, kemarahan, ketakutan, kesepian dll? Maka “jejak” ini pula yang dijadikan sebagai pengalaman valid tentang cinta. Dimana Hal ini segera dikodekan ke dalam sistem saraf kita sebagai ” zona nyaman ” terlepas dari betapa menyakitkan dan frustasi nya dia . karena kemarahan, ketakutan, kesakitan, kekecewaanlah yang dia kenal pertama kali saat melihat dunia ini. Dan hal itu yang di rekam dan tersetting di sistem limbic nya sebagai kebenaran yang valid. Sehingga seringkali ketika dewasa secara otomatis, tubuh Anda akan menciptakan kembali kondisi yang anda rekam pada saat lahir dan selamai masa kanak-kanak kita.
Jadi kembali lagi ke cerita gajah tadi, misalnya seorang bayi lahir dengan penuh trauma dan kekersan lalu selama masa parenting dia menerima kekerasan dan tidak mengenal cinta kasih, maka terekam pula dalam hati dan pikirannya tentang kekerasan dan trauma sehingga walaupun dia mulai tumbuh dewasa dan otak kortek nya atau logikanya mulai berkembang dan mampu menganalisa dan mengerti bahwa kekerasan itu tidak baik dan merusak dirinya, tapi tetap saja tanpa disadari anak ini akan sering sekali melakukan kekerasan karena “kekerasan” telah terekam sebagai kebenaran mutlak atau zona nyaman yang dia rasakan saat dilahirkan dulu.
Sehingga jangan heran ketika ada banyak cerita bahwa ada seorang suami yang seringkali melakukan KDRT (kekerasan Dalam Rumah Tangga) kepada istrinya. Padahal sebenarnya sang suami ini sangat mencintai istrinya, nah mengapa dia tetap melakukan KDRT? Ya mungkin karena itulah yang terekam dalam memori bawah sadarnya, dalam sistem limbiknya sebagai “kebenaran” dan “zona nyaman” makanya dia berperilaku demikian.
Penelitian yang dilakukan oleh pelopor psikologi prenatal , seperti: dr.Thomas Verny , dr.David Chamberlain, dr.William Emerson menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi fisik dan gangguan perilaku adalah akibat langsung dari waktu kehamilan dan trauma serta komplikasi selama persalinan , termasuk intervensi medis yang tidak perlu dan overdosis anestesi .
bahkan perawatan postpartum rutin juga dapat menjadi sumber masalah: seperti tidak adanya inisiasi menyusu dini, kurangnya hangat, kurangnya kontak angsung dengan ibu, pemotongan tali pusat terlalu dini , penanganan kelahiran yang kasar , sunat pada masa bayi, jarum, lampu terang, suara mengejutkan ternyata semua “kelebihan” ini terekam dalam sistem saraf bayi baru lahir sebagai ” zona nyaman ” , terhadap semua logika . hal ini terjadi karena logika berada di bagian otak yang berbeda dan pada masa ini logika belum berkembang sama sekali.
Menurut sebuah studi tahun 1995 oleh Dr.William Emerson, 95 % dari semua kelahiran di Amerika Serikat dianggap traumatis, 50 % dinilai sebagai trauma yang ” moderat ” dan 45 % sebagai trauma yang “parah “.
Lahir dalam nyeri persalinan yang menyiksa atau ke mati rasa akibat anestesi , membentuk “cetakan” atau rekaman untuk penderitaan dan mati rasa pada sistem limbic. Trauma yang terjadi dan terekam pada masa kelahiran mempunyai kekuatan yang luarbiasa yang mampu merusak kemampuan kita untuk mencintai , percaya dan sabar. Adanya sikap dan sifat Kecanduan, rendah diri, ketidakmampuan untuk berbelas kasih, kurang bertanggung jawab, dan semua semua masalah ini ternyata berkaitan dengan trauma lahir. Untuk informasi lebih lanjut www.birthpsychology.com
Biasanya, seorang wanita melahirkan dengan cara dia sendiri , karena mekanisme yang sama sistem limbik pada setiap mamalia . dimana pada dasarnya tubuhnya tahu tentang bagaimana cara berkembang biak. Nah, Jika seorang wanita melahirkan dengan komplikasi, maka kemungkinan besar, bahwa dia secara otomatis akan mengulangi skenario itu kembali. Kecuali dia sadar untuk mengubah memori limbik nya, namun jika dia tidak sadar maka akan “menurunkan” trauma kelahiran sendiri untuk putrinya, karena dia sendiri menerima hal itu dari ibunya . Melahirkan dengan lembut dan minim trauma adalah langkah besar dalam penyembuhan limbic tersebut. Itulah mengapa ketika birth trauma sudah diatasi dan rekaman di sistem limbik di perbaharui maka persalinan berikutnya biasanya jauh lebih mudah . Itu, tentu saja , adalah pengamatan yang sangat umum dari saya sebagai praktisi gentle birth.
Penelitian secara Statistik dari Dr Stan Grof menyatakan bahwa 100 % dari penjahat dan pelaku kekerasan sebagian besar adalah bayi yang tidak diinginkan. Walaupun tentu saja bukan berati semua bayi yang tidak diinginkan akan menjadi penjahat lho ya? Tentu saja tidak!. Karena Kebanyakan orangtua berhasil bangkit dari keterpurukannya atau berhasil melewati tantangan hidup sehingga pada akhirnya mereka jatuh cinta dengan bayi mereka dan merawatnya dengan baik. Tapi itu tidak berarti bahwa anak-anak yang orang tuanya tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka , lalu menjadi hanya memiliki kesempatan jauh lebih sedikit untuk berkembang .
Secara historis , sebagian besar karya budaya manusia mencerminkan drama kehidupan yang berisi tentang kecemburuan , keserakahan, nafsu , kebencian , mimpi, kehilangan.
drama Shakespeare, lukisan, musik klasik – adalah cara yang sangat indah untuk berbicara tentang keputusasaan manusia. Hanya sebagian kecil dari warisan budaya berbicara tentang Cinta, Kecantikan dan kedamaian. Mengapa demikian? Mungkin saja bisa jadi karena kekreatifan seseorang ditentukan oleh apa dan bagaimana cara kita merasakan dan mengalami pengalaman hidup dan ini sangat di tentukan oleh sistem limbik kita. tergantung rekaman atau jejak yang disimpan di sistem limbik dimana dia yang mampu mendefinisikan suka dan tidak suka, menarik atau tidak, damai atau kekerasan.
Jadi intinya adalah ketika kita ingin bumi ini menjadi damai, maka mulailah dari masa kehamilan dan persalinan. Jika para bayi lahir dengan penuh kelembutan, cinta dan kedamaian maka rekaman itulah yang akan dibawanya seumur hidup. Dan turun temurun.