Bidan Kita

Home Blog Page 30

MENEMUKAN BAHAGIAKU (Birth Story)

IMG-20160110-WA0002

Positif hamil.. Ya, itulah salah satu kebahagiaan kami.. Yang di nanti dan ditunggu..
Akhirnya amanah itu datang pada kami disaat usia pernikahan baru menginjak usia 3 bulan.. Alhamdulillaah..

Dengan posisi domisili yg masih di Jakarta, jadilah segala pemeriksaan dilakukan disana.. Tapi malangnya, di pertemuan pertama saya bertemu nakes yg akhirnya membawa rekaman kurang baik tentang kehamilan dan membuat saya nyaris stres pada kehamilan yg ditunggu tunggu ini..

Keputusan besar pun dibuat.. Ya, saya memutuskan resign..
Demi menjalani masa kehamilan yg menyenangkan dan menenangkan, berbekal dari kisah kembar saya, dimana kehamilan dan persalinannya layak untuk dikenang.. Bukan menjalani kehamilan dibawah bayang-bayang diagnosis nakes yang serba negatif..

Pelatihan Prenatal Gentle Yoga

Kenapa Memilih Yoga?

Yoga adalah olah raga yang sangat diminati saat ini. dan yoga juga terbukti sangat ampuh untuk membantu ibu hamil mengatasi semua keluhan ketidaknyamanan yang mereka rasakan selama masa kehamilan serta mampu membantu melancarkan proses persalinan mereka.

Antusiasme orang-orang yang pergi berlatih yoga tersebut, sayangnya tidak disertai dengan mengembangkan perhatiannya pada aspek lainnya dari filosofi yoga yang sangat luas dan cukup kompleks, atau bahkan sekaligus mempraktikkannya, padahal  sesungguhnya,dalam fisosofi yoga itu, asana hanyalah salah satu dari delapan tangga (ashtangayoga) menuju keutamaan hidup.    Ada banyak hal yang harus di perhatikan dalam yoga dimana yoga tidak sekedar hanya asanas atau pose saja, namun lebih kearah bagaimana Anda bisa menyatu dengan tubuh dan pikiran.

Yoga dapat menjadi peluang baru bagi para bidan untuk belajar mengembangkan diri dan ketrampilan. Karena pada dasarnya yoga ibu hamil atau prenatal yoga merupakan salah satu olah raga terbaik untuk ibu hamil.

Dan sebagian besar klien di tempat saya pun juga saya latih Yoga. Lebih dari 85% ibu ibu yang rajin yoga, mampu melahirkan dengan nyaman dan lancar.

Untuk menjadi pelatih yoga tentu butuh pendidikan yang panjang dan berjenjang dan praktek yang berkesinambungan. Karena Yoga tidak sekedar mampu melakukan berbagai pose (asanas) namun yoga adalah tentang body, mind dan soul yang selaras dan harmoni.

Yoga Untuk Ibu Hamil? Begini Gerakannya, Lakukan dengan Benar Ya…

Yoga Untuk Ibu Hamil

IMG_8938

Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan bisa memengaruhi kondisi emosional calon ibu. Salah satu cara untuk menjaga agar ibu hamil tetap rileks dan tenang menjalani kehamilannya adalah dengan melakukan Prenatal Gentle Yoga.

Prenatal Gentle Yoga

Prenatal Gentle Yoga membantu mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk proses melahirkan. Selain itu juga menjaga agar tubuh ibu hamil tetap sehat. Kehamilan merupakan suatu kesempatan yang sangat baik untuk merelaksasi tubuh membalikkan perhatian anda ke arah dalam. Yoga dapat memfasilitasi proses ini dan membantu mengantisipasi perubahan-perubahan yang tak terelakkan yang muncul bersama dengan datangnya kehidupan baru. Latihan yoga dapat menjadi waktu dimana anda mengabdi pada diri anda sendiri.

Kebanyakan asana (pose) yang dilatih secara normal dapat dilakukan selama kehamilan, tentunya dengan beberapa modifikasi. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari melakukan yoga selama kehamilan:

  • Berbagai posisi yoga membantu menjaga agar tubuh tetap kuat dan lentur sejalan dengan semakin membesarnya kehamilan.
  • Berbagai posisi yoga menguatkan otot-otot punggung yang dibutuhkan sebagai penopang.
  • Berbagai posisi yoga dapat memperbaiki posisi tubuh selama kehamilan.
  • Latihan yang teratur dapat mengurangi gejala-gejala yang normal terjadi pada kehamilan, seperti mual-mual di pagi hari, sembelit, pembengkakan, sakit kepala, dan toksemia atau keracunan darah.
  • Latihan pranayama dapat mengurangi kelelahan, stres dan ketegangan.
  • Ketika melakukan modifikasi posisi dengan benar, maka akan terbentuk banyak ruang bagi kandungan untuk bergerak dan bertumbuh dengan bebas.

Berbagai posisi yoga dan latihan-latihan pernapasan mengajarkan anda untuk memusatkan anda menjejakkan diri anda. Anda belajar untuk berfokus dan berkonsentrasi. Anda mempelajari respons dari relaksasi. Latihan-latihan pernapasan meningkatkan kemampuan anda untuk mengendalikan pernapasan, dan rasa sakit pada wajah dengan ketegangan dan bukannya dengan rasa takut. Berbagai keahlian ini sangat berguna bagi wanita selama masa kehamilan dan melahirkan.

Yoga sangat bisa dipelajari, asalkan Anda menyukai olahraga dengan gerak dan aktivitas yang maskulin, yakni fokus pada kekuatan fisik. Menganggap yoga sebagai gaya hidup, bahkan kebutuhan, akan membantu mencapai keselarasan.

Gerakan yoga juga membutuhkan konsentrasi agar harmonisasi tubuh, pikiran, dan jiwa, bisa maksimal. Tubuh akan berada dalam kondisi ideal jika harmonisasi berjalan sempurna. Yoga juga jangan dianggap rutinitas yang hanya membuat Anda tertekan. Karena itu, dimana pun Anda melakukan yoga, sebaiknya Anda memperhatikan faktor berikut ini:

Lakukan dengan benar

Melakukan gerakan yoga yang benar artinya sesuai kaidah anatomi tubuh manusia. Asana  dalam yoga yang paling mudah diaplikasikan pemula, berfungsi sempurna jika dilakukan dengan benar.

Menilai Persalinanmu (Judging in Birthing), Mengapa Ini Penting? Baca Sekarang!

Menilai Persalinan

Malam ini saya akan membahas sedikit tentang “menilai persalinan” lebih tepatnya “Judging in Birthing”… kenapa saya menulis ini? karena seringkali saya mendengar keluhan di ruang persalinan bahwa kami (tenaga kesehatan) seringkali men-Judge seorang ibu saat dalam persalinan. Judge /menghakimi/menilai /memberi label bahwa “ibu A pintar” sedangkan “ibu B bodoh”.

Nah sebenarnya bagaimana sih?

Perilaku Bersalin

colorselama ini, perilaku seorang wanita telah dinilai dan dikendalikan sepanjang sejarah. ada banyak penilaian atau label yang di sandang. dan para wanita sebaiknya menjadi ‘gadis baik’ yang mana artinya dia melakukan seperti yang dikatakan dan tidak menciptakan masalah bagi orang lain. begitu juga dalam proses persalinan, Anda akan dinilai sebagai “gadis baik” atau “ibu pintar” jika Anda menurut dengan apapun yang dikatakan orang lain kepada Anda. dan orang lain disini bisa saja pendamping persalinan Anda (suami, orang tua, dokter/bidan)

Padahal sebenarnya, dalam proses persalinan, tindakan atau perilaku yang dilakukan saat melahirkan adalah primal dan ‘liar’. dimanaPerilaku saat melahirkan pada seorang wanita sebenarnya berasal dari sistem limbik, area otak yang dimiliki oleh semua mamalia.

Seperti Apa Proses Persalinan Yang Baik?

Untuk mendapatkan sebuat proses persalinan yang baik kita perlu mematikan  neo-cortex  (bagian otak manusia yang berfungsi untuk berpikir dan menganalisa serta melogika). Hasilnya adalah perilaku naluriah menjadi perilaku melahirkan yang ‘kebinatangan’ atau sangat naluriah.

Saat seorang wanita melahirkan, dia bisa saja tenang, terfokus, namun bisa juga diluar kendali. sama seperti perilaku saat bercinta (yang juga dikendalikan oleh sistem limbik) ada kesamaan antara manusia, tapi karena kita merupakan makhluk yang unik, maka perilaku setiap orang sedikit berbeda.

Pendapat yang berkembang di masyarakat saat ini adalah melahirkan dengan tenang dan dikendalikan dianggap sebagai cara atau perilaku yang terbaik dan paling benar dalam proses persalinan. artinya kalau sang ibu itu “manut” dengan aba aba dan arahan petugas berarti dia dianggap “ibu pintar”, namun jika tidak, maka dia dianggap “bodoh”.

Ketika seorang ibu menjerit saat melahirkan, maka sang bidan-pun ikut menjerit bahkan memarahi si ibu agar ibu tersebut tidak menjerit saat melahirkan. seorang ibu yang mengeluh atau melenguh dan sedikit menjeritpun di anggap sebagai ibu yang tidak bida mengendalikan diri, padahal mereka sedang mengendalikan diri mereka dnegan sangat baik, hanya saja…cara mereka “sedikit keras”.

Seorang dokter Obsgyn, Michel Odent menunjukkan bahwa rasa takut yang intens dan rasa ‘kehilangan itu sering dialami oleh ibu bersalin menjelang pembukaan lengkap atau menjelang proses mengejan” dan inilah yang memfasilitasi refleks janin.

Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala Dalam Persalinan

Yang Wajib Anda Ketahui

Ketika mendalami tentang Gentle Birth, lalu kemudian perlahan lahan mengamati segala tindakan dan asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin dalam setiap pertolongan persalinan, kembali saya belajar dan belajar lagi.

Banyak sekali hal yang harus di sempurnakan. banyak sekali issue yang harus di bahas dan banyak sekali asuhan yang seharusnya bisa di berikan lebih baik lagi. sehingga bisa meningkatkan hasil.

Sering Terjadi Saat Ini

Terus terang sudah lama saya merasakan sebuah “kekonyolan” dalam proses persalinan di Indonesia ini.

“Semakin banyak tenaga kesehatan, semakin canggih fasilitas kesehatan dan tehnologi dalam kebidanan. Namun mengapa justru semakin sedikit ibu yang berhasil melahirkan dengan NORMAL ALAMI tanpa TRAUMA melalui Vagina Mereka?”

Hmmm…unik kan? cenderung konyol.

Nah kali ini saya akan coba bahas sedikit tentang Intermittent Auscultation (IA) atau Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala.

Intermittent Auscultation (IA) atau Monitoring Detak Jantung Janin Secara Berkala dalam persalinan adalah standar untuk asuhan kebidanan berbasis masyarakat. Metode berbasis bukti berteknologi rendah ini diakui sebagai berkhasiat oleh ACOG, AWWOHN dan penyedia layanan kebidanan konvensional lainnya. Karena hanya membutuhkan Dopler dan  jam tangan atau dinding yang ada detikannya.

Mengenal Lebih Dekat Dengan Air Ketuban: Ibu-ibu Jangan Sampai Salah!

Apa Itu Air Ketuban?

Beberapa bulan terakhir ini, yang saya amati adalah: banyak sekali kasus intervensi dalam proses persalinan yang disebabkan karena adanya issue atau masalah yang berkaitan dengan air ketuban.

Ada yang “di bilangin” ketuban kurang, ketuban kering, ketuban keruh, ketuban rembes, ketuban bocor. ada juga yang ketuban pecah.

nah apa sebenarnya ketuban dan apa pentingnya ketuban sehingga sebegitu paniknya Anda ketika Anda mengalami issue issue di atas.

Cairan Ketuban / Amniotic Fluid

Janin di dalam kandungan hidup di dalam air (jadi selama 40 minggu atau lebih, kita adalah makhluk air). 

Selama kehamilan, bayi ini dikelilingi oleh cairan yang disebut cairan ketuban. cairan ketuban membantu melindungi bayi dari trauma perut ibu. Ketuban bantal cairan tali pusar, melindungi bayi dari infeksi, dan menyediakan cairan, ruang, nutrisi, dan hormon untuk membantu bayi tumbuh (Brace 1997).

Selama paruh kedua kehamilan, cairan ketuban terdiri dari urin dan paru-paru sekresi bayi. Cairan ini awalnya berasal dari ibu, dan kemudian mengalir melalui plasenta, untuk bayi, dan keluar melalui kandung kemih dan paru-paru (Brace 1997) bayi.

cairan ketuban yang sama ini kemudian ditelan oleh bayi dan kembali diserap oleh lapisan plasenta. Karena tingkat cairan ibu adalah sumber asli dari cairan ketuban, perubahan status cairan ibu dapat mengakibatkan perubahan jumlah cairan ketuban. tingkat cairan ketuban meningkat hingga ibu mencapai sekitar 34-36 minggu, dan kemudian tingkat secara bertahap menurun sampai kelahiran (Brace 1997).

Nah apa tujuan dari adanya cairan ketuban itu sebenarnya?

    1. Manfaat air ketuban adalah sebagai cairan yang memberi perlindungan bagi janin yang masih berada dalam proses tumbuh dan berkembang. Sehingga, janin di dalam rahim tidak terlalu mendapatkan gangguan dari luar yang berupa benturan yang mungkin tidak sengaja terjadi. Sehingga dia berperan sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan
    2. Air ketuban juga dapat menjadi sebuah bantalan bagi janin di dalam rahim dari berbagai bahaya infeksi yang dapat menyebabkan terganggunya tumbuh kembang janin juga menyebabkan adanya trauma dari luar.
    3. Fungsi air ketuban bagi janin adalah air ketuban dapat menstabilkan suhu di dalam rahim. Suhu yang stabil membuat janin akan merasa aman dan nyaman. Hal ini disebabkan karena air di dalam ketuban di daur ulang secara sistematis sehingga tetap menjaga kestabilan suhu di dalam rahim.
  1. Air ketuban juga berfungsi sebagai cairan yang dapat membuat janin di dalam rahim lebih leluasa dalam bergerak. Pada usia kehamilan 18 minggu janin sudah dapat melakukan gerakan-gerakan kecil. Untuk mempermudah janin melakukan gerakan diperlukan cairan ketuban.
  2. Fungsi air ketuban bagi janin adalah dalam proses pembentukan paru-paru. Air ketuban memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan tubuh janin terutama paru-paru yang memiliki fungsi sebagai alat pernafasan kelak.
  3. Janin yang aktif bergerak akan sangat bermanfaat bagi proses pembentukan tulang. Air ketuban ini adalah sebagai media bagi janin agar lebih mudah bergerak di dalam rahim ibunya. Semakin aktif janin bergerak maka janin tersebut menunjukkan kesehatan yang baik.
  4. Fungsi air ketuban bagi janin adalah sebagai media pelapis dari sisi membran timpanik, hal ini berdampak bagi pendengaran janin. Dengan adanya air ketuban maka janin akan dapat mendengarkan bunyi-bunyian dari luar tubuh ibunya. Air ketuban sebagai media perantara bunyi yang berasal dari luar sehingga bisa masuk ke bagian telinga dalam janin.
  5. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
  6. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
  7. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
  8. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga suhu dan lingkungan Rahim agar tetap ideal bagi janin
  9. Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi.
  10. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka dengan mudah.
  11. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir.
  12. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
  13. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu.

Selain air ketuban, yang terpenting adalah selaput ketuban. atau disebut membran amnion. membran amnion membentuk lapisan lingkungan janin selama masa kehamilan. membaran ini yang mengisolasi janin sehingga dia hidup dalam  kantung membran yang mengelilingi bayi dari titik di mana itu berdekatan dengan plasenta pada lempeng korionik.

Membran amnion terdiri dari sejumlah lapisan yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Jadi, selaput atau membran amniotic tidak hanya satulapis saja. bahkan berlapis lapis. yang paling jelas adalah bahkan selaput itupun bisa kita pisahkan dengan mudah karena di antara lapisan itu ada semacam lapisan jelly yang sangat jelas sebagai pemisah antar lapisan.

Lapisan Membran

Nah..berapa lapis sebenarnya? silahkan lihat di gambar berikut:

773578-fig1

Jika Anda mengamati dan melihat gambarannya seperti ini:

 

SONY DSC
photo credit : @bidankita

Tipis…tapi berlapis lapis. dan tidak sedikit ibu yang mempunyai selaput ketuban yang unik, dimana antar lapisan sangat terpisah dengan jelas. sehingga saat persalinan dia bisa mengalami pecah ketuban beberapa kali. artinya ketuban pecah lalu saat persalinan ternyata selaputnya masih utuh.

Tips Bagaimana Mengatakan ke Keluarga, Jika Memilih Lahiran Dirumah

Tips Lahiran Dirumah

“Kamu mau ngapain? kamu mau melahirkan dimana katamu? melahirkan di rumah?  Apa? ….kamu gila??? Kamu nggak bercanda kan??? “

Ya, kalimat kalimat itulah yang seringkali muncul ketika seorang ibu hamil menyatakan keinginan mereka untuk melahirkan di rumah.

Sebut saja mbak Anggi dan mas Theo, beliau adalah klien saya dari Jakarta. dan beliau berhasil melahirkan dirumah dengan sangat nyaman saat itu. saat kami berbincang bincang, mas Theo bercerita dengan menggebu nggebu tentang respon keluarga mereka ketika mas Theo menyatakan kepada keluarganya tentang keinginannya untuk mendukung istrinya melahirkan di rumah. tentu dengan berbagai pertimbangan dan perdebatan yang alot alhasil mas Theo dan mbak Anggi mendapatkan lampu hijau dari keluarga untuk melahirkan di rumah.

Dan kejadian menarik yang diceritakan mas Theo kepada saya adalah:

saat itu di ruang tengah, disitu ada mama, papa, kakak, dan ada nenek juga.  ketika kami mengutarakan keinginan untuk melahirkan di rumah, semua orang menentang kecuali nenek saya. saat kami berdebat seru hingga Anggi nangis nangis, tiba tiba nenek bilang begini : “Dulu Nenek juga melahirkan semua anak nenek termasuk papa kamu di rumah juga kok.” dan seketika itu juga papa yang semula sangat keras menentang usul kami tiba tiba diam membisu. dan ketika “suhu” udah mulai menurun, papa akhirnya bertanya kepada kami tentang apa alasan kami untuk memilih melahirkan di rumah. dan ketika kami menjelaskan tentang semuanya dari A sampai Z, tentang Birth Plan kami, alhasil semua keluarga setuju dan akhirnya mendukung keinginan kami. dan…lahirlah Kheiza….anak kami yang cantik ini di Rumah Kami yang Indah ini.

Ya…ketika Anda berniat untuk melahirkan di rumah, seringkali tantangan terbesar adalah, BAGAIMANA CARA NGOMONG nya kepada orang tua?

Pentingnya Microbiome Manusia

Apa Itu Microbiome?

Film ini adalah salah satu film yang sangat saya rekomendasikan selain beberapa film dokumenter yang lain seperti “birth into being” dan “business being born

Film ini mengeksplorasi korelasi antara microbiome dan kesehatan manusia dan penyakit. dikaitkan dengan, obesitas , kanker, gangguan kesehatan mental, asma, dan autisme. nah karena saya bidan, maka saya akan mencoba mengkaitkan dengan kesehatan ibu dan anak serta kualitas generasi berikutnya.

Apa Microbiome Manusia?

silahkan lihat cuplikan video ini:

Kemudian coba amati dan cermati infografi berikut:

johnsoncash_human_microbiome_copy_pdf__page_5_of_13_-2

 

Pra-konsepsi dan Kehamilan

Kepercayaan umum diterima dan diyakini saat ini adalah bahwa bayi dalam rahim adalah steril (apabila ketuban belum pecah). padahal sebenarnya tidaklah demikian. karena  mikrobiota usus ibu mungkin dapat mentranslokasi ke bayi / plasenta melalui aliran darah (Jiménez et al 2008;.. Metamoros et al 2013;. Rautava et al 2013;. Zimmer 2013). Dan ekosistem yang unik dari bakteri dalam plasenta mungkin berasal dari bakteri di mulut ibu.

Pemeriksaan Vagina dalam persalinan : Haruskah?

Perlukah Pemeriksaan Vagina?

Setiap kali ngobrol dengan para ibu yang pernah melahirkan, baik saat itu dia datang ke kelas saya di hamil kedua atau berikutnya, maupun ketika kami bertemu saat kunjungan paska persalinan (kunjungan nifas), saat saya bertanya seputar pengalaman yang tidak menyenangkan selama proses persalinan (berkaitan dengan tindakan atau intervensi), sebagian besar mengatakan = Pemeriksaan Vagina/ Pemeriksaan Dalam/ Vaginal Toucher (VT) adalah hal yang paling dirasa tidak nyaman.

Bahkan tindakan VT ini sering kali menjadi salah satu tindakan yang traumatic.

Kalau dilihat dari kacamata klien (ibu) tentu nya klien akan sangat senang sekali apabila selama proses persalinan normal mereka tidak ada intervensi apapun termasuk pemeriksaan vagina (VT). Namun di sisi lai VT sangat berguna bagi kami (provider) dalam beberapa situasi. Namun sebenarnya penggunaan VT secara rutin dalam upaya menentukan kemajuan persalinan mulai dipertanyakan saat ini.

Menurut Penelitian

Ada banyak penelitian yang mulai mempertanyakan asuhan dengan pendekatan yang terpusat pada pembukaan servik / Cervix centris. Nah saya berharap postingan artikel ini menginspirasi Anda untuk mempertimbangkan kembali keyakinan dan praktek Anda mengenai pemeriksaan VT secara rutin ini.

Sejarah VT

Terkadang sayapun dibuat heran, mengapa kita bisa sangat terpaku pada sebuah area atau organ yang sangat kecil di tubuh wanita? Saat berkaitan dengan proses persalinan yang sebenarnya begitu komplek dan multidimensi?

Saat saya membaca sebuah artikel yang di tulis oleh Dahlan et al. (2013) yang membahas tentang VT, tampaknya tindakan VT ini sudah dilakukan sejak dahulu kala, namun, tindakan ini biasanya dilakukan untuk kasus patologi atau kelainan, misalnya pada saat persalinan, di duga ada presentasi janin yang tidak biasa (sungsang/kepala tidak optimal.

Misalnya presentasi muka, puncak kepala, dahi dll) artinya VT digunakan untuk melakukan penilaian terhadap sebuah komplikasi. sebuah buku kebidanan dari prancis mengatakan demikian: “Too much vaginal meddling is bad too: the best thing is to wait patiently, alert to all cues” – French midwife Madame du Coudray [1563-1636] yang artinya terlalu banyak campur tangan di vagina akan berakibat buruk juga, jadi ada baiknya kita bersabar. ini dikutip  dalam artikel Dahlen et al 2013.

Pemberian asuhan kebidanan bahkan intervensi medis yang dilakukan saat ini dipengaruhi oleh gagasan bahwa tubuh dapat dipahami seperti mesin, dengan bagian-bagian berbeda yang dapat dipelajari dan dipahami secara terpisah.

Tubuh ibu bersalin di bagi menjadi bagian-bagian fisik – rahim, leher rahim, bayi – dan tentunya dengan sangat sistematis, sebuah pemahaman tentang kemajuan proses persalinan di buat secara linear (McCourt 2010).

Sehingga dalam buku diktat kebidanan modern. sehingga pada 1970-an, berdasarkan pendekatan reduksionis dan linear ini, partogram  menjadi patokan dalam proses penilaian kemajuan persalinan secara medis.

Tujuan dari pembuatan partogram adalah untuk mengukur dan mengontrol kemajuan persalinan dengan memplot dilatasi serviks ke dalam sebuah grafik, bersamaan dengan pengukuran turunnya kepala bayi.

Jika serviks tidak membuka sepanjang waktu yang ditentukan (1cm per jam), maka proses persalinan dianggap “gagal” atau “tidak mengalami kemajuan” sehingga intervensi untuk memicu agar terjadi kemajuan dalam persalinan diberikan, yaitu. dipercepat dengan ARM (Artificial Rupture Membran/ pemecahan selaput ketuban) atau pemberian induksi dengan oksitosin sintetik.

Update Ilmu Terkini : pemahaman baru dan kontradiksi

Dalam beberapa tahun terakhir, pengetahuan baru tentang fisiologi proses persalinan dan penelitian terbaru telah menantang asuhan kebidanan dengan pendekatan yang berpusat pada serviks atau disebut (the cervical-centric approach) untuk penilaian kemajuan persalinan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola /pattern dalam proses persalinan seorang wanita tidak selalu  sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh partogram. A Cochrane Review (2013) yang meneliti tentang penggunaan partograms di persalinan normal menyimpulkan bahwa:

we cannot recommend routine use of the partogram as part of standard labour management and care

Yang artinya Atas dasar temuan ulasan dari penelitian tersebut, kita tidak bisa merekomendasikan penggunaan rutin partogram sebagai bagian dari standart asuhan dan management dalam asuhan kebidanan.

Partograms dan VT akan saling berkaitan – mengisi partogram membutuhkan pemeriksaan vagina rutin untuk “dimasukkan” dan dinilai dan dituangkan ke dalam  grafik. Namun, tidak ada bukti bahwa VT secara rutin dalam persalinan meningkatkan hasil bagi ibu maupun bayi.

Gentle Birth is About Faith (Birth Story)

Awal Cerita

Menjelang subuh, rabu 4 mei 2016, saya merasa nyeri datang dan pergi di perut bawah. seperti nyeri haid tapi jauh lebih kuat. sudah hampir tiga minggu si mbak mudik jadi seperti hari-hari sebelumnya, pagi itu saya beberes meja makan dan dapur, cuci piring, masukin pakaian kotor ke mesin cuci, nyapu, dan menyiapkan bekal naila sekolah.

Masih bisa saya lakukan sambil sesekali gerak dan goyang sana-sini saat nyeri datang.

jam 08:00 setelah naila berangkat sekolah, gelombang cinta dari rahim itu mulai rutin datang. saya tidak lepas dari apps kontraksi nyaman di hp yang sudah saya pasang sejak dua hari sebelumnya. setiap rasa itu muncul, saya berjalan mondar mandir, goyang-goyang, ataupun naik ke gym ball lalu memutar. saya lakukan pernafasan dalam ketika menjelang siang rasa itu semakin kuat.

Suami sengaja tidak ke mana-mana hari itu. di kamar sambil memijit, ngelap keringat, dan memantau saya. hospital bag sudah dia siapkan di mobil jikalau sewaktu-waktu harus ke rumah sakit. dia tampak santai dan tidak panik karena setiap kali bertanya ‘gimana, udah berasa sakit mi?’ saya jawab ‘biasa aja’ sambil masih ketawa-ketawa.


Jam 12.00 saya merasa ada flek-flek yang diikuti darah segar. kami memutuskan berangkat ke rumah sakit untuk mengecek pembukaan. saya diturunkan di pintu igd dan suami memarkir mobil. saya berjalan sendiri ke petugas dan di sana menunggu untuk dirujuk ke ruang bersalin. ‘mau pakai kursi roda atau jalan bu?’ ‘mau jalan sendiri aja’, kata saya. bergerak akan membuat rasa gelombang rahim tidak terlalu kuat.

Di ruang bersalin di lantai 3, saya dicek sana-sini. vt dan sudah pembukaan 1. ‘aaah lega, tinggal sembilan lagi,’ pikirku. saya perkirakan diperbolehkan pulang dulu.

Kemudian alat rekam jantung bayi dipasang di perut buncit saya. setiap kontraksi tiba, alat itu berbunyi lebih keras. berisik sekali. raut wajah bu bidan tidak terlihat gembira. ‘kita ulang lagi ya bu. setiap kontraksi denyut jantung janin selalu turun atau naik drastis di bawah 120 dan di atas 160’, katanya menjelaskan. ‘kalau kita ulang nanti hasilnya masih sama, ada kemungkinan harus caesar.’ saya terkejut sebentar.

Saya masih santai sambil sesekali melatih pernafasan setiap kali kontraksi datang. usai rekam jantung kedua, tiba-tiba masuk whatsap dari dr. adi: ‘bu harum, maaf ya. hasil ctg kurang menggembirakan walau sudah diulang’. adik tidak kuat dengan kontraksi sehingga gak bisa nunggu lebih lama lagi, yang berarti kontraksi lebih intens dan lebih kuat. akan sangat bahaya untuk adik.

Ditambah info dari bidan bahwa dr. adi merencanakan segera melakukan cito caesar karena emergency: fetal distress. sesaat saya ingat ilmu dari workshop bu yesie bahwa salahsatu alasan harus sc adalah fetal distress, selain plasenta previa dan pre eclampsia. deg! saat itu juga saya langsung switch otak ke plan b: operasi caesar.

Whatsapan dengan bu yesie sejak tadi diakhiri dengan ‘njenengan harus tetap rileks dan tenang ya mbak harum agar kondisi adik bayi tetap baik. karena kalo stress dan panik tidak akan membantu proses’.

Mama dan adik saya tiba di rs sebelum jam 3, waktu yang ditentukan untuk menjalani operasi. mereka datang sambil senyam-senyum tanpa khawatir sama sekali. ‘tenang aja..cuma sebentar kok,’ kata mama. segala macam prosedur saya ikuti. cek darah, hb, tensi, alergi, pasang infus, pasang kateter, ganti baju rs. saya ikuti semua sambil tetap tenang, dan mendengarkan musik relaksasi dari hape. asli…saya berasa nyantai banget! tanpa rasa khawatir sedikit pun.

Memasuki lobi ruang operasi dengan kondisi sudah digeledek di atas tempat tidur, saya lihat dr. adi berlari tergopoh-gopoh untuk menemui saya dan suami. kami mengobrol sebentar dan beliau menjelaskan grafik hasil ctg. beliau juga mengijinkan suami saya nanti masuk menemani. ah legaaa…

Di ruang operasi, saya tidak merasa takut sama sekali. apalagi dr ratih, spesialis anestesi menyambut saya dengan ramah ‘halo bu…saya dr ratih yang akan melakukan anestesi’ dan beliau menjelaskan prosedurnya serta efek yang akan saya rasakan setelah itu. suntikan di tulang belakang tidak terasa sakit sama sekali. perawat (atau asisten dokternya ya?) di sebelah kanan merangkul dan menggenggam tangan saya dengan nyaman saat anestesi dilakukan. tak lama kedua kaki saya tak bisa digerakkan.

‘kita mulai ya bu..’ kata dokter adi di sebelah kiri bawah saya. ‘naaaah ini dia obat paling manjurnya datang…’ kata dr ratih bercanda saat suami saya dengan pakaian steril lengkap duduk di sebelah kanan saya. sepanjang operasi, sesekali saya mengobrol dengan para nakes yang berada di ruang itu, sambil tangan saya digenggam dan dahi dielus-elus oleh suami. saya tidak merasa asing berada di ruang itu.

Sesaat sebelum ada rasa tidak nyaman sedikit di perut, dr adi dan dr ratih bergantian mengatakan kepada saya ‘tenang ya bu, setelah ini akan terasa agak tidak nyaman sedikit’ dan tak lama kemudian….’oeeeeeeek!!!’ tangis bayi mungil itu terdengar dan wajah gembilnya terlihat diarahkan ke saya. ‘ketuban bagus, plasenta bagus, tidak ada lilitan’ kata dr adi memberi laporan pandangan mata. ‘selamat ya pak..bu. lahirnya jam 15:45’

Tak lama kemudian adik didekatkan ke saya. tapi karena kasusnya emergency, fetal distress…maka dr adi menjelaskan bahwa dokter anaknya tidak mengijinkan saya melakukan imd saat itu karena harus segera di-oksigen dan diobservasi. suami saya keluar untuk mengikuti adik ke kamar bayi, dan mengadzani Abizhar Naeem Nugroho.

Tinggallah saya di situ menanti jahitan selesai dilakukan. saya mulai menggigil kedinginan. sangat dingin. dr ratih menjelaskan bahwa itu salahsatu efek anestesi. beliau genggam tangan saya sambil berkata ‘yuk alihkan rasa dinginnya ke hal lain yang enak-enak, hangat-hangat’ saya pun pejamkan mata, nafas panjang buang nafas panjang, dan alihkan rasa dingin itu. berhasil!

Selesai penjahitan, dr adi pamit. saya ucapkan terima kasih. kembali ke kamar setelah beberapa saat di recovery room…alhamdulillah tidak ada rasa pusing, mual, dan rasa tak nyaman lainnya. keluarga terdekat sudah berkumpul semua: suami, naila, mama, mama mertua, kedua adik saya dan keponakan. hari-hari berikutnya mereka bergantian menemani saya.

Paginya, saya sudah bisa miring kiri kanan untuk menyusui Izhar. dan dua hari setelah operasi saya sudah bisa duduk dan belajar jalan.

Saya bersyukur, persiapan fisik dan mental yang saya lakukan selama ini membuahkan hasil. gentle birth is not about vaginal vs caesarian birth. it’s about preparation. it’s about mindfulness, self consciousness.

~~~

Seperti pernah dikatakan oleh pak dokter obgyn, persiapan melahirkan itu seperti persiapan mengikuti marathon. perlu kesiapan mental, melatih fisik, mindset positif, dan memahami seluk beluk tubuh. oya, dan yang tak kalah penting, memilih tenaga dan fasilitas kesehatan yang baik, serta menentukan pendamping melahirkan yang tepat.

Untuk saya, analogi ini jelas sangat signifikan. saya lalu membayangkan bagaimana persiapan saya dua tahun lalu ketika akan mengikuti lomba lari half marathon sepanjang 21 km dan mendaki gunung rinjani setinggi 3726 mdpl.

Tidak hanya latihan fisik, tapi mental saya digembleng untuk mampu mengikis segala pikiran negatif yang nantinya akan muncul dan menggerogoti usaha menuju ke puncak rinjani atau garis finish half marathon itu. saya beruntung menemukan coach yang sangat paham kebutuhan saya, yang menggembleng fisik dan mental sesuai porsinya.