
Saya mulai yoga, berlatih pernafasan & meditasi. Suami saya pun mulai peduli dengan kehamilan saya, perhatiannya luar biasa, dia pun belajar hypnobirthing & relaksasi, rajin memuji setiap saya melakukan nafas perut dengan benar.
Saya adalah ibu hamil yang sangat bahagia.
Kami pun rajin ngobrol dengan adek di perut. Afirmasi hal hal baik, agar persalinan saya nanti dapat berjalan lancar & nyaman.
Akhirnya tibalah saat yang dinanti, bulan mei 2016 si adek datang dengan cerita baru, semua ekstra cepat, berbeda dengan abangnya yang bukaan 2 ke 4 sampai 2 hari. Kekuatan doa & afirmasi ternyata benar benar luar biasa.
Proses persalinan saya diberi kelancaran, walaupun maju 2 minggu dr HPL tapi saya merasa cukup siap, karena memang sudah ada feeling yang kuat bahwa adek akan maju lahirnya.
Di tengah meditasi pukul 10 pagi saya mendapat tanda cinta (flek), baru saya mulai packing untuk persiapan ke RS, tiap gelombang cinta datang saya goyang pinggul ato duduk di gymball lalu inhale exhale sambil mendengarkan suara merdu Mbak Yesie di kontraksi nyaman.
Dan setiap kontraksi datang saya making space & ngobrol sama adek bahwa kami akan segera bertemu, agar adek tetap sehat & semangat untuk menuju jalan lahir.
Setiap kontraksi (gelombang cinta) terasa sangat nyaman, sampai suami saya bingung karena saya tidak mengeluh sakit malah santai, tertawa & tersenyum (mungkin ini juga karena seringnya adek memberi saya latihan dengan kontraksi- kotraksi palsu yang semakin sering mendekati saat saat persalinan, sehingga saya sudah terbiasa menikmatinya dengan nyaman).
Kemudian interval kontraksi pun mulai rapat, saya minta tolong bidan dekat rumah untuk cek VT (pembukaan), pukul 16.30 bukaan 2 longgar, lanjut relaksasi dulu lalu mandi air hangat. Kemudian gelombang cinta pun semakin kuat, mendadak “pyoook” pukul 20.00 ketuban pecah, lantai kamar banjir.
Reaksi pertama saya kaget tapi juga senang, nggak sabar pengen segera ketemu adek. Kalimat pertama saya saat pecah ketuban adalah “Santai, tenang..semua akan baik baik saja”, sambil senyum dan minum sebanyak-banyaknya.
Saat siap siap mau berangkat ke RS, bidan dekat rumah kembali datang untuk cek VT ternyata sudah bukaan 4 longgar. Lalu taksi datang, kami langsung meluncur ke RS. Alhmdulillah sesuai afirmasi, jalanan lancar walaupun malam minggu. Sampai RS saya tidak diperbolehkan turun dari tempat tidur, terpaksa diam diam angkat bokong lalu pelan pelan goyang pinggul, making space untuk memudahkan adek turun ke jalan lahir.
Pukul 22.30 lanjut ke bukaan 6-7, lalu pukul 24.00 sudah bukaan komplit. Tapi dokter belum datang, saya hanya ditemani perawat dan bidan yg membimbing saya untuk terus atur nafas. Suami saya berada disamping saya, memeluk dan menggenggam tangan saya, terus mengingatkan untuk relaks, nafas perut sambil memperdengarkan musik relaksasi yg membuat saya merasa sangat nyaman. Setiap jeda antar kontraksi saya ngobrol, bercanda dengan para bidan.
Mereka bingung, lalu saya bilang kalau saya belajar hypnobirthing dan gentle birth dengan bidan Yesie, komentar mereka adalah “pantes ibu kok tenang sekali” (hehee..bangga #kibasrambut).
Lalu dokter datang, gelombang cinta makin kuat, hampir tidak ada jeda. Posisi adek yang kurang optimal membuatnya tertahan di jalan lahir, dokter terpaksa ambil keputusan kalau hingga pukul 02.00 belum keluar akan diambil tindakan (vakum).
Saya sudah lemas hampir kehabisan tenaga, lalu saya bilang..”Ayo nak semangat, kita percepat, ibu pengen segera ketemu adek”. Bismillah lalu dengan one final push..lahirlah anak kami pada pukul 01.50.