
– USG : biometri dan funelisasi
Trimester pertama : deteksi faktor risiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, pemeriksaan Gram, darah rutin, urine.
Trimester kedua dan ketiga : hati-hati bila ada keluhan nyeri abdomen, punggung, kram di daerah pelvis seperti sedang haid, perdarahan per vaginam, lendir merah muda, discharge vagina, poliuria, diare, rasa menekan di pelvis.
Jika ketuban pecah : jangan sering periksa dalam !! Awasi tanda-tanda komplikasi.
Bahaya PROM
1. Tali Pusat Menumbung/prolaps Tali Pusat
Salah satu bahaya nyata yang terkait dengan PROM adalah prolaps tali pusat. Ketika kantung ketuban seorang ibu hamil tiba-tiba pecah, ada bahaya nyata dimana talipusat menumbung berbarengan dengan keluarnya air ketuban. Namun, dokter tidak menyadari bahwa kejadian seperti ini sangat tidak mungkin jika seorang ibu mengalami pecah ketuban yang merembes, bukan yang serva merta. Oleh karena itu, sebaiknya bedrest supaya mengurangi resiko dilakukan bedah Caesar. prolaps tali pusat merupakan komplikasi serius, yang mengancam jiwa bayi. NAMUN, kejadian prolapse sangat langka, Kitzinger mengatakan, ” kejadian prolaps tali pusat sangat jarang terjadi selama di tempat pertolongan persalinan mana prosedur invasif tidak dilakukan. Karena kejadian ini biasanya merupakan konsekuensi dari intervensi, khususnya pemecahan air ketuban secara disengaja” Untuk mencegah prolaps tali pusat, mungkin hal terbaik yang bisa di lakukan seorang wanita dapat dilakukan adalah bedrest.
2. Korioamnionitis Menurut Bonnie Cox, komplikasi ibu paling memprihatinkan dengan PROM adalah chorioamnionitis, atau radang selaput janin. Sindrom ini ditandai dengan demam ibu, vagina yang berbau busuk , detak jantung janin cepat, dan leukositosis ibu (30). insiden chorioamnionitis pada populasi umum adalah 0,5-1%, tetapi 26-28% pada wanita dengan periode laten (waktu antara PROM dan Kontraksi) 24 jam atau lebih. Korioamnionitis mungkin alasan bahwa beberapa dokter member batas masksimal 24 jam.
3. Persalinan Prematur.
Dalam kasus PROM, komplikasi yang sangat nyata adalah persalinan prematur. Dan hal yang dikhawatirkan pada kasus persalinan premature adalah sindrom gangguan pernapasan.
4. Infeksi.
infeksi mungkin adalah risiko yang paling umum dari PROM. Ironisnya, komplikasi ini adalah yang paling mungkin disebabkan oleh lingkungan di dokter dan rumah sakit. Hal ini karena terlalu seringnya pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh bidan dan dokter. Jadi sebaiknya pada kasus PROM usahakan batasi pemeriksaan dalam.
Pengobatan PROM :
1. Antibiotik profilaksis
Karena risiko tinggi infeksi di rumah sakit, biasanya diberikan pengobatan antibiotik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Owen, Groome dan Hauth pada 117 perempuan, setengah dari mereka menerima pengobatan antibiotik dan setengah yang tidak, mereka menemukan pemberian antibiotik setelah PROM menguntungkan para ibu, tapi bukan bayi. Karena pada kenyataannya, mereka menemukan kejadian yang lebih tinggi neonatal necrotizing enterocolitis pada kelompok perlakuan (976). Usia kehamilan rata-rata hanya 30 minggu, mungkin dari usia yang cukup muda sehingga infeksi yang akan menjadi ancaman nyata bagi mereka. Kematian neonatal dalam penelitian ini hampir merata dibagi antara kontrol dan kelompok perlakuan, semua berhubungan dengan RDS (Gangguan pernafasan). Dari penelitian ini, akan terlihat bahwa, pengobatan antibiotik mungkin memiliki efek negatif pada bayi.
2. Pembatasan Tindakan
Antara lain;
– menghindari pemeriksaan panggul,
– menghindari hubungan seksual,
– menghindari berendam dalam air;
– Tetap tinggal di rumah sampai mulai persalinan/kontraksi teratur
– Cek suhu tubuh secata teratur
– minum banyak cairan,
– Segera pergi ke rumah sakit jika Anda memiliki herpes genital yang aktif dengan PROM.
– Amniocentesis