Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Langkah-Langkah Induksi Dalam Persalinan

Langkah-Langkah Induksi Dalam Persalinan

0
Langkah-Langkah Induksi Dalam Persalinan

Posting ini telah terinspirasi oleh percakapan saya dengan beberapa ibu dengan pengalaman mereka ketika di lakukan induksi. Induksi persalinan saat ini semakin umum, namun kaum perempuan sering tampak sangat salah-informasi tentang apa yang dilakukan kepada mereka selama induksi dan mengapa atau alasannya. Seharusnya seorang calon ibu perlu diberikan informasi yang memadai dalam rangka untuk membuat pilihan proses persalinan dengan bijak. Saya berharap posting ini bermanfaat bagi Anda.

Induksi persalinan adalah salah satu upaya stimulasi mulainya proses kelahiran (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal.

SEDANGKAN Akselerasi persalinan adalah meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi, dimana Tujuan tindakan tersebut adalah untuk mencapai his 3 kali 10 menit, lamanya 40 detik. Jika selaput ketuban masih intak, dianjurkan amniotomi.

Kadang-kadang prosedur ini cukup untuk merangsang persalinan . cairan ketuban akan keluar, volume uterus berkurang, prostaglandin dihasilkan, merangsang persalinan, dan kontraksi uterus meningkat

Induksi dapat dilakukan karena beberapa alasan antara lain:

Kehamilannya sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari 40 minggu (kehamilan lewat waktu). Dan belum juga terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.

Makin menurunya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : Pertumbuhan janin makin melambat. Terjadi perubahan metabolisme janin. Air ketuban berkurang dan makin kental. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.

Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well health mother dapat tercapai.

Namun kenyataan di lapangan saat ini adalah dimana induksi banyak sekali di lalukan dengan tanpa indikasi medis. Dan sayangnya banyak sekali para calon orang tua yang sekedar menurut dengan nasehat dokter tanpa menggunakan BRAIN (Benefit, Risk, Alternative, Intuition, No) saat mengambil keputusan. Nah disini saya akan berusaha untuk memaparkan kepada Anda tentang beberapa hal yang harus jelas  sebelum memilih untuk dilakukan induksi:

  1. Sebelum memilih untuk di induksi, Anda haruslah yakin bahwa risiko yang dapat Anda terima ketika melanjutkan kehamilan lebih besar daripada resiko yang ada ketika Anda memilih untuk dilakukan induksi.
  2. Anda harus menyadari bahwa ketika dilakukan induksi, maka bayi Anda harus segera lair, sehingga apabila tidak bisa lahir atau “gagal induksi”, maka jalan satu-satunya adalah Operasi SC. Dan menurut penelitian Induksi meningkatkan kejadian SC.

Ada 3 langkah dalam proses induksi.

Langkah 1: Mempersiapkan Serviks yang Matang

Selama kehamilan serviks tertutup, tebal dan menyelip ke bagian belakang vagina. Ini berarti bahwa Anda dapat memiliki kontraksi tanpa terjadinya pembukaan leher rahim. Agar leher rahim merespon kontraksi perlu untuk membuat sejumlah perubahan fisiologis yang kompleks.

Relaksin dan estrogen melakukan perubahan struktural, dan prostaglandin, leukosit, makrofag, hyaluronic acid dan glycoaminoglycans semua terlibat dalam pelunakan leher rahim sehingga siap untuk membuka dan melahirkan. itu adalah proses yang sangat kompleks, dan prostaglandin hanya salah satu bagian dari kekomplekan proses ini.

Ketika Anda sedang diinduksi leher rahim Anda akan dinilai dengan pemeriksaan vagina (VT/Vaginal Thoucher). Jika leher rahim anda telah berubah dan lembut dan terbuka setidaknya 1 atau 2 cm, Anda bisa melompat langsung ke langkah 2.

Namun, Jika serviks masih teraba tegas dan tertutup, maka beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengubahnya sehingga muemunginkan untuk menuju langkah 2. Hal ini biasanya dilakukan dengan meletakkan prostaglandin buatan pada leher rahim.

Prostaglandin buatan atau sintetis dapat menyebabkan hiperstimulasi rahim mengakibatkan gawat janin, sehingga denyut jantung bayi anda akan dipantau oleh CTG setelah prostaglandin ini dikelola.

Anda mungkin juga mengalami rasa sakit yag kuat tajam kadang disertai kontraksi. Namun kadang dokter kandungan mungkin menyarankan cara-cara lain ntuk merangsang leher rahim untuk melepaskan prostaglandin alami dengan menyapu mecathetermbran.

Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam serviks dengan balon kateter Foley yang dipasang di dalam segmen bawah uterus melalui kanalis servikalis, diisi cairan (dapat sampai 100 cc pada Foley no.24), diharapkan akan mendorong selaput ketuban di daerah segmen bawah uterus sampai terlepas (BUKAN untuk dilatasi serviks).

Amniotomi, selaput ketuban dilukai / dirobek dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung yang bergigi tajam), steril, dimasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari-jari tangan.

Keberhasilan induksi persalinan bergantung pada skor pada serviks. Jika skor harus lebih dari 6, biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Jikakurang dari 5 matangkan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin atau kateter foley.

Langkah 2: Pemecahan Ketuban

Saya menyadari bahwa langkah ini tidak selalu menjadi bagian dari induksi dan saya tidak pernah melakukan pendekatan ini, Setelah serviks telah melunak dan terbuka cukup untuk melakukan pemecahan air ketuban setidaknya dua jari bisa masuk sehingga amniohook bisa masuk dan memecah ketuban.

Screen_Shot_2015-03-19_at_10.43.01_PM_grande

Caranya demikian

artificial_ROM

Bisa juga dengan alat yang seperti ini

60001-2T 60000-2T

 

 

 

 

 

 

Tindakan ini memungkinkan kontraksi menjadi lebih efektif; kepala bayi menekan lebih keras pada leher rahim, dan dapat memicu kontraksi. Setelah ketuban pecah, Anda bisa menunggu beberapa jam untuk melihat apakah persalinan mulai terjadi, atau Anda bisa langsung menuju ke langkah 3.

Langkah 3: Membuat Kontraksi

Anda sekarang memiliki leher rahim yang siap untuk merespon kontraksi. Oksitosin dalam persalinan normal fisiologis dilepaskan dari otak dan memasuki aliran darah – itu memiliki dua fungsi utama:

Ia bekerja pada rahim untuk mengatur kontraksi

Ia bekerja di otak untuk berkontribusi pada kondisi kesadaran yang berubah terkait dengan persalinan dan mempromosikan ikatan perasaan dan perilaku

Dalam induksi, oksitosin buatan (pitocin / syntocinon) diberikan melalui kanula langsung ke dalam aliran darah. Hal ini membuatnya tidak dapat melewati aliran darah otak karena itu hanya bekerja pada otot rahim untuk mengatur kontraksi. Inilah yang menyebabkan kontraksi pada induksi lebih menyakitkan dibandingkan dengan kontraksi pada saat persalinan secara alami.

Oksitosin sintetik tidak dapat di cerna otak sehingga yang terjadi justru menurunkan produksi oksitosin alami berikut juga produksi endorfin dalam tubuh. Sehingga hal ini membuat ibu merasa lebih sakit dan pola kontraksi pun lebih intens dan cepat hal ini sering sekali memicu kejadian distress pada janin sehingga meningkatkan resiko untuk SC.

TANDA-TANDA INDUKSI BERJALAN DENGAN BAIK:

1. Respons uterus berupa aktifitas kontraksi miometrium baik

2. Kontraksi simetris, dominasi fundus, relaksasi baik (sesuai dengan tanda-tanda his yang baik / adekuat)

3. Nilai pelvik menurut Bishop (tabel)

PRINSIP !!

1. Hal penting yang harus dilakukan antara lain : monitor keadaan bayi, keadaan ibu, awasi tanda-tanda ruptura uteri

2. Harus memahami farmakokinetik, farmakodinamik, dosis dan cara pemberian obat yang digunakan untuk stimulasi uterus.

KONTRAINDIKASI INDUKSI PERSALINAN

1. Kontraindikasi / faktor penyulit untuk partus pervaginam pada umumnya : adanya disproporsi sefalopelvik, plasenta previa, kelainan letak / presentasi janin.

2. Riwayat sectio cesarea (risiko ruptura uteri lebih tinggi)

3. Ada hal2 lain yang dapat memperbesar risiko jika tetap dilakukan partus pervaginam, atau jika sectio cesarea elektif merupakan pilihan yang terbaik.

Resiko induksi persalinan adalah :

  1. Adanya kontraksi rahim yang berlebihan. Itu sebabnya induksi harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat dari dokter yang menangani. Jika Anda merasa tidak tahan dengan rasa sakit yang ditimbulkan, biasanya dokter akan menghentikan proses induksi,kemudian akan dilakukan operasi caesar.
  2. Janin akan merasa tidak nyaman, sehingga dapat membuat bayi mengalami gawat janin (fetal disterss). Itu sebabnya selama proses induksi berlangsung, dokter akan memantau gerak janin melalui CTG/kardiotopografi. Bila dianggap terlalu berisiko menimbulkan gawat janin, proses induksi akan dihentikan.
  3. Dapat merobek bekas jahitan operasi caesar. Hal ini bisi terjadi pada yang sebelumnya pernah dioprasi caesar, lalu menginginkan kelahiran normal.
  4. Emboli. Meski kemungkinannya sangat kecil sekali, namun tetap harus diwaspadai. Emboli terjadi apabila air ketuban yang pecah masuk ke pembuluh darah dan menyangkut di otak ibu atau paru-paru. Bila terjadi dapat merenggut nyawa ibu seketika.

Jika pada kehamilan tua Anda sudah merasa sangat tidak nyaman dan ingin segera melahirkan dengan cara diinduksi, maka keadaan mulut rahim menjadi hal penting untuk dijadikan pertimbangan.

Induksi akan bermanfaat ketika mukut rahim telah menipis sekitar 50 persen dan berdilatasi 3-4 cm. Hal ini karena tubuh Anda telah siap untuk menghadapi proses persalinan. Selain itu, secara statistik fase ini lebih aman untuk melahirkan pervaginam.

Namun, jika mulut rahim belum cukup menipis dan berdilatasi, itu tandanya tubuh belum siap untuk melahirkan. Melakukan induksi dan melahirkan pervaginam bukan hal yang tepat pada keadaan demikian, karena kemungkinan besar persalinan akan diubah menjadi caesar.

Umumnya, meski tak ada catatan medis yang membuat suatu kehamilan diinduksi, menunggu janin lahir spontan adalah hal terbaik. Karena kita tidak tahu keadaan janin, mulut rahim berada pada fase apa, apakah ada kemungkinan terjadi perubahan posisi pada janin atau tidak, maka melakukan induksi adalah hal yang beresiko.

Kita hanya mengganggu proses alami suatu persalinan. Sebagai akibatnya, bayi mungkin belum berada pada posisinya dan tubuh ibu ternyata belum siap untuk melahirkan. Dua keadaan itu meningkatkan dilakukannya operasi caesar pada kehamilan yang diinduksi.

Untuk lebih memahami bagaimana seluk beluk induksi mulai dari langkah dan resikonya bisa di lihat melalui film-film berikut ini:

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita