Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth MENEMUKAN BAHAGIAKU (Birth Story)

MENEMUKAN BAHAGIAKU (Birth Story)

0
MENEMUKAN BAHAGIAKU (Birth Story)

IMG-20160110-WA0002

Positif hamil.. Ya, itulah salah satu kebahagiaan kami.. Yang di nanti dan ditunggu..
Akhirnya amanah itu datang pada kami disaat usia pernikahan baru menginjak usia 3 bulan.. Alhamdulillaah..

Dengan posisi domisili yg masih di Jakarta, jadilah segala pemeriksaan dilakukan disana.. Tapi malangnya, di pertemuan pertama saya bertemu nakes yg akhirnya membawa rekaman kurang baik tentang kehamilan dan membuat saya nyaris stres pada kehamilan yg ditunggu tunggu ini..

Keputusan besar pun dibuat.. Ya, saya memutuskan resign..
Demi menjalani masa kehamilan yg menyenangkan dan menenangkan, berbekal dari kisah kembar saya, dimana kehamilan dan persalinannya layak untuk dikenang.. Bukan menjalani kehamilan dibawah bayang-bayang diagnosis nakes yang serba negatif..

Bidan Yesie Aprilia..

Ya.. Satu nama yang sudah akrab di telinga saya.. Walaupun baru sekedar mendengar namanya.. Berkat beliau, kembar saya sukses menjalani kehamilan dan persalinan yang tenang dan nyaman.. Nama yang sudah terlintas di benak saya semenjak saya dinyatakan positif hamil.. Salah satu alasan kuat mengapa saya memutuskan resign dan kembali ke jogja..

IMG-20160328-WA0017Saat usia kehamilan saya 24 minggu, disitulah pertama kalinya saya bertemu beliau.. Dan setelahnya saya merasa, yes she is.. 

Segala kegiatan yang berkaitan dengan melahirkan nyaman semua saya coba.. Mulai dari yoga, hypnobirth, workshop, dan disini pula lah dimana saya dipertemukan dengan ibu-ibu hebat yang tak henti-hentinya menularkan energi positif.. Entah yang begitu saja terlintas dan disebut #laskargentlebirth (LGB).. Ibu-ibu yang satu tujuan dengan saya.. Ingin mengalami kehamilan dan persalinan yang tak perlu mengkhawatirkan rasa sakit.. Sakit yang menjadi ketakutan para ibu untuk melahirkan dan menyusui..
Yang menjadi keluarga baru untuk saya, tempat berbagi dan menyebarkan virus cinta, padahal sebelumnya kami sama sekali tidak saling mengenal..

IMG-20160322-WA0016

Dengan bekal ilmu yg sudah dipersiapkan, saya makin siap dengan kehamilan ini.. Saya pun merasakan bonding yang makin kuat dengan bayi di dalam perut..

Sampai pada suatu waktu di tengah malam 28 April 2016.. Saat itu pukul 02.40..  Saya yang biasanya tidur lagi setelah terbangun pipis, entah kenapa saat itu tidak langsung tidur.. Langsung membuka grup #laskargentlebirth yang selalu on setiap saat dan tidak ingin ketinggalan di setiap obrolannya.. Sedang asik “nyekrol” menyimak obrolan tiba-tiba sepintas terdengar suara “makpyok”.. Di keheningan pagi buta suara itu terdengar sangat jelas dan membuat saya menduga, seperti inikah ketuban pecah dini.. Terasa mengalir seperti pipis.. Beruntung saya selalu sedia kertas lakmus dan saat dicek kertas berubah menjadi warna biru, dan meyakinkan saya kali ini benar-benar KPD.. Berbekal pengalaman teman-teman LGB yang proses persalinannya diawali dengan KPD, saya berusaha untuk tetap tenang.. Inhale exhale..

5 menit kemudian, saya “ngompol” lagi. Dan keluar lendir dan flek. Meskipun saat itu belum ada kontraksi sama sekali, terlintas lah pikiran untuk segera ke JIH. Padahal sempat terpikir untuk menunda sampai bukaan tinggi baru berangkat ke rumah sakit. Well, tapi saya ga mau ambil resiko. Jadilah jam 3 pagi saya diantar bapak ibu ke UGD. Dengan kondisi hospital bag yang belum siap semua. Karena usia kehamilan saya 37w5d. Dan HPL masih tanggal 14 Mei 2016. Meskipun terlalu santai. It’s ok. Keep relax.

Saya ke rumah sakit dengan kondisi belum pernah induksi alami sama sekali. Dan hanya pijat perineum satu kali. Dua hari sebelumnya hanya dipijat oleh mbak Lina yang fenomenal di grup LGB berkat rekomendasi mbak Aya. Tapi semua itu tidak masalah. Saya mencoba tetap tenang. Pikiran saya saat itu adalah, bayiku akan keluar sesuai keinginannya. Ibunya bekerja sama membantunya. Dan inilah tanda yang diberikan oleh bayiku. HPL bukan hari pasti lahir kan?

Di jalan menuju rumah sakit mulai ada sedikit kontraksi, tetapi belum teratur. Beruntung saat itu meskipun pagi buta sempat menghubungi kak Yesie dan dibalas oleh beliau. At least saya merasa lebih tenang.  Bahkan beliau adalah orang yang saya hubungi pertama kali. Bukan mas fajar yang posisinya masih ada di Jakarta.

Tiba di JIH setelah dari UGD saya dibawa ke ruang observasi lantai tiga.. Alhamdulillaah kondisi ketuban ok dan detak jantung bayi juga ok.. Namun bukaan satu dan belum longgar, serta ketuban juga mengalir terus. Setelah pindah ke ruang perawatan, satu jam kemudian dicek lagi, dan belum ada penambahan bukaan. Saya juga sudah tidak boleh turun dari kasur karena ketuban yang terus mengalir. Hanya berbaring dengan kondisi kaki diangkat lebih tinggi.

Jadilah saya dikasih penipis rahim, atas saran dokter adi yang terus berkoordinasi dengan perawat. Berbekal kepercayaan dengan nakes pilihan setelah sebelumnya sempat safari nakes. I trust him.

Selanjutnya kontraksi mulai teratur. Disela-sela menunggu bukaan semakin tinggi, saya mendapat kunjungan dari mbak Lisa (yang lahiran sehari sebelumnya), dekmuy, dan mbak Diena. Sungguh support yang luar biasa, disamping support yang juga datang dari grup LGB. Sharing mbak Lisa tentang KPD juga makin menambah semangat saya. Tetap santai. Tetap tenang. Sebentar lagi saya akan bertemu dengan bayi saya.

Jam 14.00 dicek kembali dan bukaan menuju dua, disaat kontraksi mulai teratur, headphone tidak pernah lepas dari suara merdu ibu peri. Apalagi kalau bukan kak Yesie dengan kontraksi nyamannya. Benar-benar nyaman dan menenangkan sekaliiiiiiiiiii. Apalagi untuk saya yang sama sekali belum pernah tau seperti apa rasanya melahirkan.

Ketika magrib dicek kembali, sudah bukaan 4. Dan sangat lunak. Jadilah saya dibawa ke ruang bersalin. Agak sedikit kaget karena masih bukaan 4. Tetapi ini untuk mengantisipasi loncatan bukaan, kata bidan saat itu. Benar saja, setengah jam kemudian saya pembukaan 8.

Dan, bukaan lengkap.

Bersyukur sekali mas fajar terus menjalankan perannya sejak saya pembukaan satu. Begitu juga ketika kami berada di ruang bersalin. Yes, he is my private doula. Sentuhannya yang sudah terekam ke alam bawah sadar saya akan selalu menenangkan saya, benar-benar selalu membuat saya tenang. Ditambah keberadaan dokter adi, dengan kesantaiannya membuat saya tetap tenang dan bisa mengontrol segala rasa yang muncul. Saat di ruang bersalin sangat terasa bahwa memilih provider yang tepat untuk membantu proses persalinan merupakan kunci. Dimana segala persiapan yang sudah dijalani akan sia-sia jika persalinan ini penuh trauma. Mas fajar sampai salut dengan kesabaran beliau. Termasuk saat kepala bayi belum crowning meskipun bukaan sudah lengkap. Kata mas fajar, mungkin jika ditangani oleh provider yang lain bisa saja saya sudah di episiotomi atau bahkan SC.

28 April 2016 jam 21.00 alhamdulillaah jagoan kami lahir. Ahmad Fatih Alfarizi. Yang kami panggil fariz, singkatan nama kami berdua, fajar dan rizka. Sesuai namanya semoga kelak menjadi pemimpin terpuji yang selalu bersemangat. Bidan di ruang bersalin sampai heran bagaimana bisa saya menahan rasa nyeri sejak diberikan penipis rahim. Di situlah baru terasa peran latian nafas dan segala bekal ilmu yang saya peroleh sebelumnya.

Alhamdulillaah semua berhasil dilewati dengan mulus meskipun persalinan ini diawali KPD dan jauh dari HPL. Hampir semua afirmasi yang saya repeat dari awal terwujud.. Mungkin kecuali perineum yang utuh, tapi itu bukan masalah untuk kami. Menjalani persalinan yang memorable ini jauh lebih bermakna. Rasanya seakan percaya tidak percaya. Mulai dari ruangan bersalin yang hanya sendiri sehingga saya tetap bisa fokus, para nakes yang positif, lingkungan yang kondusif, begitu juga dengan berat bayi yang sesuai keinginan ibunya.. Ya, fariz yang saya minta untuk memberikan kode ketika dia siap untuk keluar, ketika beratnya 3kg, jauh dari HPL, dan ini waktu yang dia pilih, lahir dengan berat 3.01 kg.

Pemberdayaan diri itu penting. Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Apa yang kamu tanam, itu yang kamu petik. Dan kisah persalinan ini mengajarkan saya banyak hal. Ternyata saya mampu, jika saya berusaha. Dan harapan saya melahirkan nyaman sejak pertama kali dinyatakan positif hamil, dapat dijalani dengan sangat mulus. How blessing I am. Betapa bersyukurnya kami diberikan kesempatan untuk berkenalan dengan yang namanya Gentle Birth. Kakak pembina alias kak yesie, #laskargentlebirth, dan dokter adi.. Salam hangat untuk kalian semua.. Terima kasih banyak..

~~~

Tulisan ini untukmu anakku. Semoga kelak tulisan ini bermanfaat untukmu. Dan untuk siapa pun yang telah membaca kisah ini.

~~~

Ini kisah ku menemukan bahagia ku. Bagaimana dengan kalian?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here