
5. Ibu yang Sudah Luka, Tapi Tidak Mau Pulih
Ada juga ibu yang sebenarnya trauma pasca SC, menangis tiap ingat ruang operasi…
…tapi tidak pernah mengambil langkah pemulihan emosional.
Mereka mengira keinginan VBAC saja sudah cukup. Padahal VBAC sejati dimulai dari pemulihan trauma dan keyakinan baru akan tubuh sendiri.
Di Indonesia, VBAC bukan sekadar isu medis. Tapi juga soal:
- Sistem yang tidak berpihak
- Provider yang takut dan malas (disclaimer: walaupun tidak semuanya demikian)
- Ibu yang belum memberdayakan diri
- Budaya instan dan menunda-nunda
VBAC Itu Bukan Sekadar Metode Persalinan—Ini Perjalanan Pemulihan Diri
Banyak ibu bilang ingin VBAC. Tapi pertanyaannya, sudahkah benar-benar siap menempuh jalan itu?
VBAC bukan sekadar urusan “lahir normal setelah SC”. Ia adalah proses menyelami luka lama, berdamai dengan trauma yang tak terlihat, dan pelan-pelan membangun kembali rasa percaya yang dulu mungkin hancur di meja operasi.
VBAC adalah undangan untuk kembali percaya pada tubuh yang selama ini diragukan.
Untuk lahirkan anak—dan sekaligus melahirkan diri yang baru: lebih sadar, lebih kuat, dan lebih utuh.
Tapi perjalanan ini bukan untuk yang setengah-setengah.
Bukan untuk yang masih “tar sok tar sok”, yang masih berpikir “kalau bisa SC kenapa harus repot-repot?”
Bukan untuk yang hanya ingin “normal”, tapi tidak siap berubah mindset, tidak mau belajar, tidak mau berproses.
VBAC butuh ibu yang berani ambil kendali.
Yang tahu apa yang diinginkan. Yang mau mengedukasi diri. Yang rela mengupas luka agar bisa benar-benar pulih.
Bukan demi membuktikan diri. Tapi demi memberi ruang pada tubuh dan jiwanya untuk melahirkan sebagaimana ia diciptakan.
Karena pada akhirnya…
VBAC bukan soal boleh atau tidak. Tapi soal:
Apakah kamu tahu hakmu? Apakah kamu siap memperjuangkannya?