Selain faktor anatomis, ada juga faktor psikologis. Yang mana faktor psikologis ini sangat erat kaitannya dengan hormonal dalam proses persalinan.
Contoh yang paling mudah dan paling umum di rasakan dan dialami oleh para ibu menjelang proses persalinannya adalah STRESS!
– Stress karena takut membayangkan proses persalinan dimana mentalnya belum siap
– Stres karena merasa adanya Intimidasi dari orang orang terdekat. Misalnya ; semua teman, sahabat, saudara, bahkan keluarga menanyakan melalui BBM, SMS, WA, FB atau media sosial lainnya dan bahkan secara lisan tentang kapan bayi itu lahir?
Ø Kok belum lahir dik? Kan sudah HPL nya?
Ø Perutmu udah terlihat turun sekali lho! Seharusnya udah lahir! Tapi ini kenapa belum lahir juga?
Ø Belum ada tanda tanda ya mbak? Hati hati lho! Jangan lama lama, kasihan adek bayinya!
Ø Kalau sudah tua umur kehamilannya nanti bisa pengapuran lho plasentanya, bahaya itu?!
Ø Kapan lahirnya dik?
Ø Dan pertanyaan pertanyaan yang serupa tapi tak sama lainnya yang seringkali membuat sang ibu merasa seolah olah di kejar kejar atau seolah olah ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya.
Padahal semakin sang ibu stress, maka hormon oksirosin yang seharusnya muncul dan kadarnya meningkat saat proses persalinan bisa saja terhenti dan menurun kadarnya. Dan akibatnya justru proses tersebut berlangsung semakin lama. dan yang terjadi adalah semakin lama, semakin stres, padalah semakin stres, semakin lama.
Inilah yang seringkali membuat akhirnya ibu, suami, keluarga atau bahkan dokter dan bidan memutuskan untuk dilakukan intervensi yaitu Induksi atau Operasi SC. Padahal sebenarnya intervensi intervensi tersebut tidak perlu di lakukan sepanjang kondisi janin sejahtera. Dan seharusnya yang harus dilakukan adalah justru bagaimana mencari dan mengatasi akar masalah penyebab dari proses kala 1 fase laten yang lama ini.
2. Kala 1 Fase Aktif (fase pembukaan 5-10 cm) yang lama atau memanjang
3. Kala 2 (Fase kelahiran bayi) yang lama atau memanjang
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya proses perpanjangan waktu pada kala 1 fase aktif maupun pada kala 2.antara lain:
a. Malposisi janin Sebagai bidan, ini adalah kemungkinan pertama yang saya pertimbangkan ketika proses persalinan berlangsung lama.
apalagi ketika jarak antara kontraksi satu dengan berikutnya belum teratur atau masih kisaran 5 -10 menit tetapi sang ibu sudah menunjukkan ekspresi yang kesakitan saat kontraksi, biasanya ini menunjukkan indikasi bahwa posisi kepala janin belum optimal sehingga tekanan yang diberikan ke serviks tidak optimal sehingga proses pembukaan pun berjalan lambat. bisa berarti bahwa bayi memasuki panggul secara asyncliticly atau dalam posisi oksiput posterior (OP).
b. Lilitan Tali Pusat
Walaupun tidak semua janin yang mengalami lilitan tali pusat maka proses persalinannya selalu lama, namun seringkali saya menemukan bahwa lilitan tali pusat yang mungkin terlalu ketat menyebabkan terhambatnya proses penurunan kepala janin sehingga tekanan dan dorongan ke serviks tidak optimal.
c. Faktor emosi da psikologis ibu pernah suatu saat saya mendampingi proses persalinan yang berlangsung begitu lama di semua fase. Berbagai tehnik untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan sudah saya lakukan, namun itu tidak banyak membantu, proses persalinan tetap saja menyaikitkan dan berlangsunglama serta melelahkan.
Akhirnya saya coba untuk meditasi sejenak dan mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi pada diri dan pikiran si ibu ini. Nah ternyata sang ibu ini sedang mengalami masalah psikologis dan emosional. Dimana ternyata dia sangat menginginkan untuk didampingi oleh ibunya. Karena dia akan sangat merasa nyaman jika ada ibu kandungnya di sampingnya. Namun karena jarak yang sangat jauh antara dia dan ibunya, maka sang ibu tidak dapat mendampinginya (ibu rumahnya di luar kota dan masih dalam perjalanan) Nah apa yang terjadi? Begitu sang ibu datang dan mendampinginya, tak lama kemudian sang bayi pun lahir.
Koneksi pikiran / tubuh bisa sangat kuat, dan emosi kita memainkan banyak hal dalam cara fungsi tubuh kita. Berikut adalah daftar singkat (dan tidak berarti lengkap) dari beberapa masalah emosional yang dapat mencegah ibu melahirkan dan membuka selama persalinan nya:
Ø Seseorang yang hadir di ruangan ini membuat ibu tidak nyaman
Ø Masih Belum terselesaikannya masalah di pikiran ibu
Ø Takut untuk mendorong bayi keluar
Ø Takut-buang air besar saat mengejan
Ø Takut vaginanya robek saat mengejan
Ø Takut saat pasangannya melihat vaginanya yang merekah luar biasa, menjadi ngeri dan jijik sehingga mempengaruhi hubungan mereka kemudian hari
Ø Merasa terintimidasi oleh lingkungan, ruangan, waktu, bahkan bidan datau dokter yang merawat.
d. Kontraksi rahim yang tidak memadai (tidak stabil, kuat dan intens) Penyebab distosia persalinan bisa berasal dari kontraksi rahim yang tidak memadai.