Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth PITOCIN Dan Resiko Potensi Terjadinya Cidera Lahir

PITOCIN Dan Resiko Potensi Terjadinya Cidera Lahir

0
PITOCIN Dan Resiko Potensi Terjadinya Cidera Lahir

Pitocin adalah obat buatan (diluar tubuh) yang meniru efek dari oxytocin. Pitocin adalah obat yang harus dikenalkan tubuh melalui ahli medis, tidak seperti oxytocin yang merupakan hormon yang muncul dan diproduksi oleh tubuh secara alami.

OXYTOCIN

Oxytocin adalah hormone yang muncul secara alami yang diproduksi oleh tubuh saat persalinan untuk menghasilkan kontraksi yang kuat, tahan lama, dan sering.

sedangkan

PITOCIN

Pitocin adalah bentuk sintetis dari oxytocin. Pitocin biasanya dimasukkan melalui infus IV untuk memulai kontraksi, mempercepat persalinan, atau mengurangi selang waktu antar kontraksi.


Karena efek dari Pitocin sangatlah beragam dan tidak dapat diprediksi, penggunaan obat Pitocin biasannya dikaitkan dengan efek samping yang merugikan yang sebenarnya dapat dicegah dalam persalinan

Perbedaan yang lain dari Pitocin dan Oxytocin  adalah cara kerja mereka dalam tubuh. Tubuh mengeluarkan oxytocin dalam ritme yang berselang, yang membuat rahim dapat beristirahat disela sela kontraksi. Ketika Pitocin dimasukkan dalam tubuh, ia bekerja secara terus menerus (tidak berselang), dan seringkali bekerja dengan durasi yang lebih panjang, lebih kuat, dan lebih sering.

Anda bisa melihat ilustrasinya melalui video berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=wtU5yCqSWDo

Rekomendasi Penggunaan Pitocin

Penelitian saat ini tidak merekomendasikan membuat Rahim beraktifitas melebihi kemampuan yang sudah ada untuk memaksakan persalinan normal. Penggunaan Pitocin direkomendasikan hanya jika meneruskan kehamilan terebut beresiko dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. Di kata lain, Pitocin hanya boleh digunakan jika ada indikasi medis.

Bahaya Pitocin

Pitocin adalah obat yang sering dihubungkan dengan efek samping yang buruk yang sebenarnya dapat dicegah saat persalinan. Faktanya, pada tahun 2009, Institute for Safe Medication Practices menambahkan bentuk sintetis dari oxytocin ini dalam daftar “obat beresiko tinggi”, peringatan yang hanya ada bersama dengan 11 obat lain.

Efek merugikan dari Pitocin berakar dari dua masalah utama terkait dengan penggunaannya: kelebihan dosis dan hiperstimulasi.

Dosis Pitocin

Induksi Pitocin dapat menjadi proses yang sangat berbahaya karena tidak ada metode yang tepat untuk mengukur efeknya kepada Rahim, dan baik teknik pemantauan internal dan eksternal memberikan informasi yang minim mengenai status ibu dan bayi.

Sebagai tambahan, efek dari dosis Pitocin sangatlah beragam. Efek samping dapat beragam dari kontraksi berlebihan dan parah yang mengarah ke fetal asphyxia, sampai tidak menimbulkan efek apapun pada kontraksi. Selain itu, obat ini mulai bekerja dengan secara perlahan.

Dosis standar tidak akan mencapai potensi penuhnya sampai 40 menit setelah pemberian. Jadi, jika tim medis menambah dosis Pitocin kurang dari 40 menit setelah pemberian sebelumnya, dosis lain akan diberikan sebelum efek penuh dari pemberian dosis pertama bekerja.

Selain itu, dosis Pitocin tergantung pada pasien tertentu, jadi tenaga ahli medis harus secara akurat menilai pasien untuk menentukan dosis yang tepat.

Hiperstimulasi dari Pemberian Pitocin

Plasenta tertanam di dinding Rahim, dan mengandung jaringan pembuluh darah yang mengalirkan oxygen dan nutrisi dari ibu ke bayi. Ketika rahim berkontraksi, aliran darah dan oxygen kedalam maupun keluar plasenta melambat sebentar atau berhenti.

Disela-sela kontraksi, plasenta kembali ke kondisi “istirahat”, dan darah dan oxygen mengalir lagi dengan bebas ke bayi, Karena kontraksi secara efektif menghentikan aliran oxygen dan darah ke bayi, maka harus ada sela waktu yang cukup antar kontraksi agar plasenta dapat mengisi kembali dengan cadangan darah dan oksygen yang baru.